MERANGKAI KATA MENGHINDARI PETAKA

MERANGKAI KATA MENGHINDARI PETAKA
Sumber Gambar : Flicker.com

Di era digital ini, siapa sih yang tidak mengenal media sosial? Hampir seluruh lapisan, tua-muda, anak  kecil-orang dewasa, pria-wanita, menggunakan media sosial sebagai sarana berkomunikasi.

Sayangnya, media sosial sekarang ini seolah-olah menjadi tempat menumpahkan segala aktivitas yang tidak jarang mengesampingkan etika yang ada. Sehingga tidak jarang menimbulkan masalah seperti kesalahpahaman bahkan konflik. Dan konflik, baik yang bersifat sederhana maupun rumit bisa berujung  petaka. Bisa jadi hubungan kita dengan teman atau keluarga menjadi renggang, atau menyebabkan perundungan di media sosial bahkan ada yang berakhir dengan pelaporan atau saling lapor ke pihak yang berwajib.

Banyak terjadi perang kata-kata, ujaran kebencian, hujatan dan caci maki dengan kata-kata kasar di media sosial hanya karena perbedaan nilai-nilai maupun sikap dalam menanggapi informasi yang beredar.  Sudah banyak contoh yang terjadi, karena bahasa yang buruk yang dilontarkan, membuat orang tersebut menanggung akibatnya. Ada yang dilaporkan polisi gara-gara perkataannya. Bahkan ada yang sampai di penjara. Benar adanya yang diungkapkan oleh peribahasa mulut kamu harimau kamu, mengerekah kepala kamu yang artinya : kata-kata yang pedas sering kali mencelakakan diri kita. Oleh karena itu hendaklah berhati-hati sekali sebelum kita mengatakan apa-apa.

Kalau sudah menyentuh ranah hukum, panjanglah urusannya, bahkan sepertinya meminta maaf juga tidak cukup untuk menebusnya. Bukan berarti tidak ada penyelesaiannya, ya. Penulis  yakin, dengan itikad baik dan tulus, kita bisa mencoba membuka dialog dan berdiskusi. Saling menghargai waktu dan pandangan dari masing-masing pihak, juga mau menerima dan memberi pendapat meskipun berbeda lalu dimusyawarahkan untuk menentukan jalan pemecahannya. Segala hal, bisa kita komunikasikan, kok! Tergantung kitanya saja, mau apa tidak.

Salah satu etika dalam berkomunikasi di kehidupan nyata maupun di media sosial adalah kesantunan berbahasa. Kita tahu bahwa bahasa merupakan faktor yang paling penting dalam berkomunikasi. Kita tidak dapat berkomunikasi tanpa bahasa, baik verbal maupun non verbal.

Penggunaan bahasa yang baik dan mudah untuk dimengerti oleh orang lain akan berdampak pada komunikasi yang berjalan dengan baik pula. Terkadang cara berkomunikasi atau pemakaian kata atau kalimat dapat berakibat pada sesuatu yang tidak menyenangkan dan menimbulkan kesalahpahaman antar sesama.

Maka dari itu, kesantunan dalam berbahasa perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman maupun konflik. Sebaiknya tidak menggunakan kata-kata kasar, provokatif, porno ataupun SARA.

Jadi, agar tidak  terjadi petaka, bijaklah dalam menggunakan media sosial, sebelum mengunggah, menulis atau memberi komentar, baiknya periksa kembali, sudahkah Anda menggunakan etika komunikasi dalam media sosial? Rangkailah kata-kata yang baik, ramah dan sopan serta tidak menyinggung perasaan orang lain. Dengan demikian pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi bisa berdampak positif.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.