Di Era Serba Digital, Bagaimanakah Peran Stakeholder dalam Membantu Bisnis Perusahaan Startup?

Di Era Serba Digital, Bagaimanakah Peran Stakeholder dalam Membantu Bisnis Perusahaan Startup?

Bisnis selalu menjadi isu hangat yang diperbincangkan banyak orang. Pasalnya, sepuluh orang terkaya di dunia adalah pebisnis. Selain itu, bisnis juga sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, di mana pun kita tinggal pasti melihat orang berbisnis, mulai dari bisnis kuliner pinggir jalan hingga mobil-mobil bermerek kelas atas.

Di era yang serba instan seperti sekarang, tidak sedikit pebisnis yang memanfaatkan media digital untuk mengembangkan usahanya. Bahkan banyak muncul perusahaan startup yang memang fokus mengintegrasikan bisnis dengan teknologi. Sebut saja Gojek, Ruang Guru, Tokopedia dan masih banyak lagi perusahaan startup populer lainnya di Indonesia.

Namun, perkembangan teknologi yang semakin pesat memunculkan masalah-masalah baru, seperti rendahnya interaksi sosial di masyarakat, hubungan keluarga yang kurang harmonis, banyak yang ter obsesi berlebihan dengan dunia digital, hingga rendahnya pertanggungjawaban perusahaan kepada lingkungan dan sosial.

Sebagian perusahaan menganggap bahwa perusahaan tidak memerlukan banyak stakeholder. Mereka merasa dapat menjalankan bisnisnya sendiri dan menganggap tidak memiliki tanggungjawab pada lingkungan dan sosial karena bergerak bukan di bidang itu. Padahal, sejatinya sosial, lingkungan, dan para stakeholder lainnya adalah satu kesatuan dari perusahaan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Untuk itu, dalam artikel ini Anda akan mengetahui bagaimana peran stakeholder dalam membatu pengembangan bisnis perusahaan startup.

Mengenal Urgensi Dari Stakeholder Bagi Perusahaan

Secara umum, stakeholder dapat dipahami sebagai orang atau pihak yang memiliki kepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan (Harto, 2023). Stakeholder sejatinya adalah pihak yang harus dipenuhi haknya oleh perusahaan. Selama ini, stakeholder hanya dipahami sebatas pihak luar perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan dalam bentuk penanaman modal (Cornell & Shapiro, 1987).

Padahal, stakeholder bagi perusahaan juga berkaitan dengan lingkungan dan sosial masyarakat. Ada hal menarik tentang stakeholder yang disampaikan dalam artikel Hidayati (2022) bahwa You should base this judgement on criteria that fit within boundaries of what is socially acceptable”.

Urgensi stakeholder bagi perusahaan adalah memastikan penerimaan dari sosial. Artinya, stakeholder juga bicara tentang bagaimana hubungan perusahaan dengan sosial atau dengan kata lain adalah masyarakat (Maulana & Haryadi, 2022). Oleh karena itu, memperhatikan stakeholder menjadi keharusan bagi perusahaan karena akan berdampak langsung terhadap kelangsungan bisnis.

Korelasi Perusahaan Startup dengan Stakeholder

Stakeholder mencakup beberapa komponen, seperti pendiri perusahaan dan tim manajemen, investor dan pemodal, karyawan, pelanggan dan pengguna, serta pihak pemerintah dan regulator. Semuanya memiliki kontribusi yang penting bagi kesuksesan bisnis startup. Dalam menghadapi tantangan dan peluang dalam bisnis startup, kolaborasi dengan stakeholder adalah kunci untuk pertumbuhan dan keberhasilan bisnis.

Penting untuk diingat bahwa hubungan antara perusahaan startup dan stakeholder adalah saling menguntungkan. Perusahaan startup mengandalkan stakeholder dalam mendapatkan sumber daya, dukungan, dan kepercayaan yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, stakeholder juga memiliki kepentingan dalam kesuksesan bisnis startup, seperti mendapatkan keuntungan dari investasi, kesempatan kerja sama, atau solusi baru yang ditawarkan oleh perusahaan startup atas masalah di masyarakat.

Pada akhirnya, dalam membangun bisnis startup yang sukses, penting untuk menjalin hubungan yang baik dengan stakeholder. Komunikasi yang terbuka, transparansi, dan keberlanjutan adalah kunci dalam menjaga kolaborasi yang efektif dengan stakeholder. Dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada, kerja sama dengan stakeholder dapat memberikan keuntungan kompetitif, akses ke sumber daya yang lebih besar, serta dukungan dalam menghadapi perubahan dunia bisnis startup.

Komunikasi Bisnis Kunci Keberhasilan Perusahaan Startup

Setiap perusahaan memerlukan komunikasi bisnis yang baik. Komunikasi bisnis adalah kegiatan pertukaran informasi dari satu pihak ke pihak lain untuk mencapai tujuan tertentu (Wulansari & Azlina, 2022). Komunikasi bisnis yang efektif antara perusahaan dengan stakeholder akan berdampak signifikan terhadap perkembangan bisnis perusahaan.

Sebagai contoh perusahaan yang berhasil memanfaatkan komunikasi bisnis bersama dengan stakeholder adalah Nadiem Makarim. Nadiem menjadi salah satu pengusaha startup yang fenomenal di Indonesia. Beliau berhasil mendirikan Gojek, aplikasi terintegrasi yang memudahkan sarana transportasi di masyarakat.

Nadiem memulai bisnisnya dengan berdialog kepada stakeholder yang paling penting, yaitu masyarakat atau konsumen. Beliau mengetahui bahwa bisnis yang pasti akan berhasil adalah bisnis yang dibutuhkan orang atau stakeholder. Dengan itu, Gojek bahkan pernah mendapat penghargaan dari Bank Indonesia sebagai kelompok e-commerce dan platform online terbaik (Media Digital, 2021).

Oleh karena itu, stakeholder memiliki dampak yang besar terhadap penguatan bisnis startup. Di era digital pun kebutuhan dan jaringan stakeholder juga bergeser. Dulu mungkin perusahaan transportasi memerlukan banyak persediaan mobil dan bus, sehingga stakeholder mereka saat itu adalah agen mobil dan bus. Namun, di era sekarang bisa saja yang menjadi stakeholder mereka adalah yang memiliki handphone dan kuota internet saja.

Kesimpulan yang bisa diambil dari bahasan di atas adalah bahwa meskipun perusahaan startup bergerak di bidang digital. Kebutuhan akan stakeholder tetaplah menjadi salah satu prioritas dan kepentingan yang urgen. Untuk itu, perusahaan hendaknya dapat menyesuaikan kebutuhan pada stakeholder. Selain itu, perusahaan juga memastikan bahwa komponen stakeholder yang harus dipenuhi haknya tidak hanya stakeholder yang berkaitan langsung dengan keuntungan seperti investor, tetapi juga memperhatikan stakeholder lingkungan dan sosial.

 

Referensi:

Cornell, B., & Shapiro, A. C. (1987). Corporate Stakeholders and Corporate Finance. Financial Management, 16(1), 5. https://doi.org/10.2307/3665543

Harto, P. P. (2023). Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory) di sampaikan dalam Mata Kuliah Teori Akuntasi Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (Vol. 01, pp. 2–5).

Hidayati, D. (2022). Karakteristik Stakeholder Dalam Suatu Organisasi Bisnis. Jurnal Pusdansi, 2(4), 1–8. http://pusdansi.org/index.php/pusdansi/article/view/118

Maulana, I., & Haryadi, B. (2022). Etika Bisnis, Corporate Governance, Dan Stakeholder. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, 12(2), 55–62. https://doi.org/10.55601/jwem.v12i2.882

Media Digital. (2021). Jalankan Sinergi Ekonomi, Gojek Raih Penghargaan BI. Bisnisindonesia.Id. https://market.bisnis.com/read/20211201/192/1472662/jalankan-sinergi-ekonomi-gojek-raih-penghargaan-bi

Wulansari, M., & Azlina, Y. (2022). Altman Z Score Sebagai Komunikasi Bisnis kepada Stakeholder dalam Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Industri Ritel Yang Terdaftar Di BEI. YUME : Journal of Management, 5(3), 301–307. https://doi.org/10.37531/yume.vxix.346

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.