Yay, inseminasi kami berhasil

Kisah sukses berhasil program hamil inseminasi bersama dr. Binarwan Halim, Halim Fertility Center Medan

Yay, inseminasi kami berhasil

 

Izinkan kami untuk berbagi cerita sukses kami menjalani program bayi Inseminasi dengan dr. Binarwan Halim di Medan. Harapan kami semoga cerita ini dapat menginspirasi seluruh teman-teman yang mengharapkan kehadiran seorang anak dengan terus berikhtiar dan berdoa tanpa henti. Sungguh Allah tahu kapan waktu yang tepat bagi kita untuk menerima anugrah indah ini.

Inilah cerita kami.

 

Kami pasangan dari Aceh, menikah pada tanggal 18 April 2013. Suami di usia 33 tahun dan aku menuju 32 saat itu. Tahun berganti sampai dengan 2017 kami juga belum memiliki keturunan. Berbagai usaha baik itu secara medis maupun alternatif sudah kami tempuh. Namun belum juga diberikan kesempatan untuk mewujudkan keinginan memiliki momongan.

Februari tahun 2014 aku berkesempatan bertemu dengan salah satu dokter kandungan di RS Lam Wah Ee, Penang, Malaysia. Hasil diagnosanya menunjukkan bahwa aku memiliki kista endometriosis yang mengakibatkan nyeri yang luar biasa pada saat haid. Dia menyarankan agar aku mengambil program Inseminasi di Indonesia saja dan sebaiknya segera karena mengingat usia saat itu sudah 33 tahun. (Inseminasi adalah teknik dalam dunia medis untuk membantu proses reproduksi dengan cara memasukkan sperma yang telah disiapkan ke dalam rahim menggunakan kateter. Bertujuan untuk membantu sperma menuju telur yang telah matang (ovulasi) sehingga terjadi pembuahan).

KONSUL PERTAMA DI DR MAKMUR

 

Setelah balik ke Indonesia dengan rekomendasi beberapa teman, maka kami memilih dr. Makmur S, Sp.OG (k) di Sei Mencirim Medan untuk memeriksakan kondisi rahim ku lebih lanjut. Hasil diagnosanya menunjukkan aku memiliki kista adenomiosis dan endometriosis kanan dan kiri dengan ukuran bervariasi hampir 2 cm. Dia hanya meresepkan beberapa obat selama sebulan karna kami tinggal di Aceh. Hasil sperma suami hasil pemeriksaaan dari Lab. Prodia saat itu normal. Kami hanya sempat 2 kali berkonsultasi dengan beliau. Dikarenakan waktu, biaya dan jarak yang jauh serta pekerjaan PNS yang tidak bisa ditinggal maka kami

 

menghentikan proses pengobatan dengan memilih jalur alternatif dengan meminum jamu tradisional dan obat herbal. Pada saat datannya haid nyeri yang luar biasa itu aku hanya mengandalkan obat anti nyeri yang wajib disiagakan dan diselipkan di dompet.

Aku pun kemudian pada Agustus tahun 2015 melanjutkan pendidikan S2 di Medan sampai dengan November 2017. Sempat terpikir untuk melanjutkan program bayi namun kesibukan perkuliahan dan sering bolak balik Medan-Aceh, membuat keputusan menunda lagi sampai dengan selesai masa kuliah.

KONSUL PERTAMA DI BINARWAN HALIM

 

Pada bulan januari 2017 aku memberanikan diri ke praktek DR.dr. Binarwan Halim

M. ked (OG) SpOG (K), FICS di jalan Pemuda Baru II No.6-12 Medan, sebagaimana pengalaman sebelumnya, kalau konsultasi harus pada saat hari ke 2 atau 3 haid. Diagnosa saat itu ukuran kista ku 1,5 dan 1,7 kiri dan kanan, adenomiosis dan kondisi rahim membengkak. Biaya konsultasi dan obat antibiotic dan Nazovel untuk pemeriksaan HSG nanti sekitar 500 ribu.

Untuk teman-teman ketahui bahwa selama program kehamilan ini, kita akan melakukan konsultasi di Praktek jalan Pemuda Baru II, kecuali hari libur diarahkan ke RS Stella Maris, sementara proses inseminasi dan kaitannya dengan pemeriksaan laboratorium seperti UPS/Sperma/dan inseminasi akan dilakukan di RS. Stella Maris lantai 5 (Jalan Samanhudi No.20 Medan).

Kami disarankan untuk mengikuti tahap-tahap pemeriksaan infertility:

 

  1. Pemeriksaan Darah
  2. Pemeriksaan HSG (Hysterosalpingography)
  3. Pemeriksaan Uji Paska Senggama
  4. Pemeriksaan Sperma

 

Lagi-lagi karena faktor kondisi keuangan dan waktu maka kami tidak melanjutkan program kehamilan ke tahap berikutnya. Barulah pada bulan Desember 2017 kami mempersiapkan mental, uang dan waktu untuk melanjutkan program kehamilan dan langsung memilih program inseminasi. Dokter pun menyetujui dan Alhamdulillah kami mendapatkan amanah ini.

 

Zaman sekarang , nggak sah rasanya kalau nggak googling dulu setiap mau ambil keputusan, jadilah aku dapat informasi yang sangat bermanfaat dari pengalaman pasien                     dr           B           yang           aku                     peroleh   dari       blog http://pengalamaniseminasi.blogspot.co.id/2015/08/pengalaman-inseminasi- 2015.html?m=1.

PEMERIKSAAN INFERTILITAS

 

Dengan berbekal semua dokumen dan syarat-syarat pemeriksaan infertilitas pada konsultasi pertama di Januari 2017 aku pun membawa surat rekomendasi semua proses pemeriksaan dan kami mulai melakukan pemeriksaan darah pada tanggal 4 Desember 2017 tepatnya hari ke 3 haid di Prodia Jalan S.Parman Medan sekitar pukul 9 pagi. Biaya pemeriksaan darah 852 ribu. Darah diambil 3 kali selang waktu 15 menit. Jam 14.00 hasil udah bisa diambil.

Tanggal 11 Desember 2017, tepat hari ke 10 haid kami kembali lagi ke Medan, aku melakukan pemeriksaan HSG. Kami udah buat janji di Laboratorium Bunda Tamrin jalan Sei Batang Hari Medan jam 9 pagi. Milih Lab.BundaTamrin karena di Paramita full booked padatanggal itu. Biaya HSG Lab. Bunda Thamrin 735 ribu.

Jam 10 lewat baru dokternya ready. Selain persiapan membawa pembalut, dan mencukur bulu kemaluan, teman-teman juga harus mempersiapkan mental dan terus berdoa untuk dilancarkan semua urusan. Hemmm, sebenarnya HSG itu sakitnya tak seberapa shocknya karna dimasukkan benda asing kedalam rahim yang bikin otot lemes. Lagian ini pengalaman pertama cocor bebek (speculum) masuk ke Ms. V. Selain itu dokter juga akan memasukkan cairan melalui kateter dengan posisi berbaring miring, rasanya seperti kontraksi pada saat haid. Perawat akan melakukan X-Ray dari atas,bawah, samping kiri dan kanan, support Dokter dan perawat sangat mempengaruhi selama cek HSG ini karena suami tidak diizinkan masuk. Saran ku, cari tahu dokter dan tempat yang recommended sebelum hari H, kenyamanan yang utama. Tapi inilah bagian dari perjuangan, jadi harus kuat karna persiapan mental yang paling penting untuk menjalani proses seperti ini (info lebih lanjut tentang HSG di Lab. Bunda Thamrin boleh direct message)

Tahap berikutnya, pada tanggal 14 desember 2018 kami melakukan pemeriksaan Uji Paska Senggama (UPS) dengan biaya 177 ribu dan tanggal 18 Desember pemeriksaan Sperma biaya 200 ribu di RS. Stella Maris.Teman-teman ikuti saja

 

prosedur dari tahap-tahap yang udah diuraikan di selembar kertas yang dikasih perawat pada saat konsul pertama, (sebagaimana gambar dibawah ini, maaf udah lecek dan banyak coretan) jangan bandel dan tetap semangat. Perjuangan baru dimulai.

 

 

 
 
 

 

 

 

Setelah dapat hasil tes darah, HSG kami peroleh, tanggal 18 Desember 2017 kami konsultasi kembali dengan dokter B di praktek jalan Pemuda Baru. Sebelumnya pada saat pemeriksaan sperma perawat di RS Stella Maris menyarankan kalau mau konsul harus telpon ke praktek dua hari sebelumnya atau datang jam 14.30. Tekad bulat aja kami langsung ke praktek dan tiba disana pukul 14.45, maklum Medan lagi masa liburan dimana-mana macet. Oya, hasil sperma dan UPS baru keluar sore nanti, dan akan diantar langsung ke praktek.

 

Teman-teman jumpain aja perawat di ruang resepsionis, jangan kaget kalau puluhan pasiennya udah ngantri sebelum praktek dibuka. Setelah melapor lalu kami diminta untuk mengambil nomor antrian. Alhamdulillah dapat nomor urut 9. Duduk manis diruang tunggu, setelah 30 menit baru dipanggil. Lapor semua hasil yang diperoleh dari pemeriksaan Darah,UPS, HSP ke perawat.

Kata perawat yg India face hasil sperma baru ada jam 6 sore. Kami diperbolehkan balik dulu atau menunggu. Jadilah kami menunggu. Suami keluar cari tempat "mandi".

Ada beberapa pertanyaan yg ingin aku ajukan ke dokter:

 

  1. Cara apa yang terbaik dan aman utk mendapatkan anak dengan kondisi saya?

 

  1. Apa kekurangan dan kelebihan setiap tindakan?

 

  1. Gimana soal biaya yg dikeluarkan?

 

  1. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan mulai dari pekerjaan, makanan, dan rokok.

Lagi-lagi, kami diuji kesabaran dengan menunggu. Sekitar jam 19.30 malam kami baru dipanggil. Penantian yang panjang tadi membuahkan hasil 2 menit saja ketemu dengan dokter. Nggak lebih.

Kata dokter hasil sperma semua gerak lambat. Saluran rahim bersih. Tapi rahim bengkak. Ada kista di kedua indung telur. Suamipun dilarang merokok. Kopi cukup segelas sehari. Tarik nafas dalam....

Pertanyaan yg bertubi-tubi telah aku siapkan aku coba ajukan ke dokter B, dan dijawab secepat kilat juga. Jadinya dr B nyarankan untuk konsumsi obat dulu karna ada infeksi juga terus obat penyubur untuk suami. Biaya inseminasi menurutnya berkisar antara 8 sd 11 juta sesuai kondisi pasien.

Aku langsung tanya apakah kami bisa melanjutkan program inseminasi. Dan Dr B pun menyetujui dengan menyarankan datang hari haid ke 2 bulan berikutnya agar bisa mulai program. Biaya yang kami keluarkan hari ini Rp.1.7 juta sudah termasuk obat dan biaya konsultasi.

 

Berikut sedikit gambaran denah ruangan praktek dokter B yang terhubung antara satu ruangan dengan ruangan lainnya yang dapat kami ingat pada saat konsultasi:

 
 
 

 

 

MULAI PROGRAM INSEMINASI

 

Kamipun mengikuti saran dokter untuk kembali di hari kedua haid (D2), tepatnya hari Senin tanggal 1 Januari 2018. Seharusnya kami datang ke praktek Jalan Pemuda tapi karena hari libur, jadinya kami diarahkan ke RS Stella Maris. Oya aku udah menelpon sehari sebelumnya untuk datang hari ini. Sempat khawatir karena berkali-kali telepon nggak diangkat karena hari minggu. Tak menyerah aku terus menelpon sampai akhirnya buat janji tgl 1 Januari 2018 jam 10.00 pagi.

Jam 9.10 kami udah sampai di rumah sakit dan mendaftar sesuai janji. Aku nggak tahu apa tindakan hari ini. Info yang kuperoleh dari suster di tempat praktek bahwa aku akan di USG dulu dan selanjutnya diputuskan apa tindakan selanjutnya.

Sekitar jam 10.15 pagi kami bertemu dokter, setelah di USG kata dokter aku bisa melanjutkan program inseminasi. Meskipun dengan kista 2.7 cm dan rahim bengkak. Jadi aku punya endometriosis dan adenomiosys. Bayar obat dan USG 960 ribu . Dalam menjalani program inseminasi ini istri akan diberikan suntikan hormon untuk memperbesar sel telur kurang lebih selama 13 hari.

 

Jam 14.00 kami disuruh balik lagi untuk suntik hormon pertama. Dan aku diminta untuk suntik setiap hari selama 7 hari dulu, nanti akan dilihat perkembangan sel telurnya. Karena posisi di Aceh, jadinya aku harus bawa pulang obat dan diminta untuk bawa termos. Jadilah kami mutar-mutar kota Medan tepat dengan tahun baru. Semua toko tutup. Dapat akhirnya di Ace Hardware Jalan Juanda harga termos 350 rb (*kategori biaya tak terduga J.

Kembali ke RS Stella Maris lantai 5 jam 14.30 udah rame yang ngantri, tapi selang

15 menit namaku dipanggil. Aku langsung masuk ruang konsultasi dan hanya bertemu dengan perawat yang memberikan suntikan hormon pertama, nggak sakit sama sekali. Keluar dari ruangan, perawatnya bilang stok obat habis nggak cukup untuk dibawa pulang ke Aceh, so kami diminta untuk mengambil obat suntik di Praktek Jalan Pemuda keesekokan harinya. Kami diminta melunasi 3.5 juta utk obat suntik selama 7 hari. Jadinya kami menginap di Medan semalam.

Tanggal 2 Januari 2018, jam 14.30 atau pada haid ke 3 kami ke Praktek Jl. Pemuda dan ternyata rame juga yang mengantri untuk disuntik diruang belakang dekat dengan apotek. Setelah 30 menit baru dapat giliran kami untuk dikonseling oleh perawat. Perawat diruang suntik meminta kami menemui perawat di resepsionis untuk mengambil kartu dan kembali ke ruangan suntik. Dijelaskan dengan rinci dan cepat proses inseminasi dan cara menyuntik (sebaiknya direkam jika mendapat izin). Perawat akan berikan 2 lembar surat pernyataan yang harus dikembaliin pada saat inseminasi dilakukan nanti yaitu D13/14 (Hari Haid ke 13/14). Oya, selama program inseminasi, hari haid pertama disebut dengan D1 (Day 1/hari pertama haid) dan seterusnya.

Selanjutnya perawat jelasin bahwa suntik yg besar label warna pink untuk mencampur larutan dengan obat yg disediakan dan suntik kecil dengan label warna merah untuk menyuntik 3 jari dibawah perut. Waktu suntik wajib antara jam 3 sampai dengan jam 6 sore. Haid ke 8 disuruh balik lagi untuk USG. Karena bertepatan dengan hari Minggu jadinya kami balik ke praktek tgl 8 Jan (Haid ke 9/D9) dan kami harus membeli obat tambahan 1x suntik lagi dengan biaya tambahan 500 ribu.

 

Suntik hormon ini nggak susah, bisa dilakukan siapa saja asal sesuai prosedur, tapi aku tetap memilih untuk minta tolong ke adikku yang profesi perawat dengan mengikuti prosedur yang dianjurkan perawat di praktek tadi.

Kami diperbolehkan berhubungan jika haid selesai di hari ke 8. Sekarang haid ku sudah hari ke 8. Tapi darahnya masih ada. Biasanya dihari haid ke 7 atau 8 haidku tinggal bercak saja. Aku ngga tau apa karena efek suntikan hormon sehingga dua hari ini haidku belum tuntas juga. Pe er buat dr. B.

DAY 9 PROSES INSEMINASI DAN PEMATANGAN SEL TELUR

 

Haid ke-9 (D9) atau tanggal 8 Januari 2018 pukul 14.30 kami kembali ke praktek dan aku langsung melapor ke perawat di resepsionis. Mereka menyarankan aku melapor keruang suntik karena masih ada 1 cadangan obat suntik sisa pembelian yang lalu. Nggak lama aku dipanggil perawat untuk USG melihat perkembangan sel telur. USG dilakukan oleh dokter didampingi perawat, ternyata ukuran sel telur masih kecil, 11 mm. Kata dokter sel telurnya bandel jadi harus ditambah dosisnya. Jadinya aku bayar biaya tambahan dosis obat sebesar 600 ribu lagi. Besok disuruh balik lagi jam 3 sore.

Tgl 9 Januari 2018 atau hari ke 10 haid (D10) jam 15.30 aku USG lagi nggak pake ngantri. Melapor dan di USG oleh perawat tanpa dokter. Hasil USG seltelur ku yang di bagian kiri dimana ada kistanya non aktif. Yang sebelah kanan ada 3 sel telur tapi ukuran kecil dan lumayan udah 13 mm. Kami harus bayar Rp. 1.350.000 karna dosis dinaikkan 100 persen. Aku diminta menunggu diruang suntik sekaligus ketemu dokter. Disini kita harus aktif tanya sana sini. Setelah ini ngapain lagi apa selanjutnya, nunggu di ruang mana, dan sebagainya, karna semua perawatnya sangat sibuk.

Haid ke 11 aku di usg dan disuntik dengan suster. Nggak ketemu dokter. Ukuran seltelur D11 adalah 14.5 mm. Setelah disuntik kami pun harus bayar 1.350 jt lagi. Besok balik dan USG dan suntik lagi. Sepertinya proses suntik dan USG ini tidak bisa dipastikan, harus melihat perkembangan sel telur. Sementara itu sel telurku perkembangannya sangat lambat. Aku diprediksikan akan menjalani inseminasi pada D-14. Karena urusan pekerjaan, suami harus balik ke Aceh.

 

Tgl 11 januari hari haid ke 12 (D12) aku balik sendirian ke praktek tanpa suami. Jam 14.20 nyampe masih sepi. Lapor ke perawat di resepsionis dan antri untuk USG. Agak lama hari ini jam 15.40 baru dapat giliran. Perawat menginfokan kalau ukuran sel telur udah ada yg 16 mm. Alhamdulillah. Aku diminta tampung air kecil untuk cek kematangan sel telur. Setelah itu aku diminta tunggu lagi diruang suntik.

Kemudian aku masuk ruang suntik, disuntik seperti biasa, perawat memperkenankan kami untuk berhubungan. Jika suami tidak ditempat dipersilahkan "buang" sperma untuk persiapan inseminasi kurang lebih 3 hari lagi dan aku ngantri di apotek kemudian bayar 1,4 jt (biaya USG, suntik dan test pack).

Hari ini tgl 12 Januari (D13) cek USG. Alhamdulillah udah sel telur ukuran 20 mm,

14.5mm dan satu lagi 9 mm. Disuruh tampung air kecil dan test pack lagi. Tidak ada tindakan selanjutnya. Cuma disuruh balik lagi jam 9 malam untuk pematangan sel telur.

Akupun tiba jam 8 malam dipraktek. Nunggu jam 9 di suntik 2x. Bayar 1.3 jt lagi. Kemudian perawat ngasih surat pengantar ke RS Stella Maris. Ia menjadwalkan inseminasi akan dilakukan pada hari minggu tanggal 14 Januari 2018. Sperma suami harus dikeluarkan pada pukul 8 pagi di RS. di Stella Maris. Jam 10.00 inseminasi. Kondisi istri harus dalam keadaan sesak pipis. Kata perawat bisa kemungkinan 2 x insem. Kisaran biaya 3 sd 4 jt.

HARI H INSEMINASI

 

Pada hari Minggu tanggal 14 Jan 2017, jam 7.45 pagi kami sudah di lantai 5 RS. Stella Maris, masih sepi. Nggak lama muncul perawat laki-laki. Dia ngasih wadah nampung sperma yg ada cairan didalamnya dan disilahkan masuk masturbation room.

Setelah selesai kami lapor ke perawat di bagian depan dan kami diminta kembali jam 9 nanti. Sebelum inseminasi dimulai aku diminta untuk minum sebanyak- banyaknya agar sesak pipis, aku sempat pipis sekali sebelum masuk ruang inseminasi pukul 9.30. Setelah masuk ruangan dan naik ke tempat tidur aku merasa sesak pipis lagi luar biasa sampe nyeri dan minta izin keluar untuk pipis. Baru 3 menit naik ke tempat tidur, dokter masuk dan langsung dimasukkan cocor bebek. Dr. B bilang. "Bunda, mau punya anak kan? Banyak-banyak doa dirumah, banyak

 

berbuat baik. Minta sama Tuhan. Ya bunda ya... ah aku nggak kaget dengarnya karena udah baca blog dan Instagram pasien sebelumnya hehehe. Dalam ruangan inseminasi itu ditempatkan dua tempat tidur yang dibatasi oleh tirai saja. Aku mendapat giliran pertama.

Dengan posisi paha terbuka, dokter mencoba memasukkan sperma yang telah diberi vitamin (wash) melalui kateter, ternyata kateter tidak bisa dimasukkan. Dokter mengira aku tidak dalam keadaan sesak pipis. Dr. B beralih ke pasien sebelah. Setelah 10 menit Dokter B kembali mencoba lagi dan nggak bisa masuk juga. Ya Allah apalagi ini. Dia pun menyarankan agar aku melakukan inseminasi diruang USG.

Diruang USG, sekitar 10 menit persiapan aku pun di USG. Taraaaaaa, Dokter geleng-geleng kepala. Katanya selain rahim ku bengkak. Bentuk rahim nggak normal berliku-liku, ada perlekatan lagi. (hyper retroflexi). Sambil dia praktekkan posisi ular. Aku terdiam dan berdo’a. Nggak tahu mau nanya apa meski dipersilahkan bertanya sama perawatnya. Speechless. Dalam hati menangis. Dari suaraku hanya keluar pertanyaan “kenapa dok?”. Dr. B. bilang semua karna kistanya.

Sampe rumah aku googling dan dapat info disini https://www.pressreader.com/indonesia/nakita/20150729/281608124142116

 

Rahim bentuk hiper retrofleksi. Artinya bentuk rahim menghadap kebelakang karena adanya massa kista endometriosis dan adenomiosis.

Alhamdulillah setelah berusaha keras dengan memasukkan cocor bebek ke Ms.V sampai bautnya terlepas, tapi sperma bisa masuk melalui kateter, Dr. B berkeringat, semua suster apalagi aku. Semua menarik nafas lega.

Kami diberi obat untuk dikonsumsi selama dua minggu. Total biaya inseminasi 1.960 jt. Obat dan honor dokter 1.3 jt. Jadi, setelah diakumulasikan semua biaya selama program inseminasi berjumlah sekitar 18 juta-an belum termasuk biaya operasional Medan-Aceh.

Setelah inseminasi hari pertama selesai, kami disarankan untuk berhubungan setelah proses inseminasi (hari Rabu). Tidak boleh makan yang mengandung

 

penyedap, pengawet, pewarna. Besok jam 7 pagi diulang lagi inseminasinya. Saranku bawa CD tambahan atau pantyliner.

Hari kedua tanggal 15 Januari 2018 kami datang terlambat. Jam 7.45 sampe RS. Stella Maris lapor ke perawat dan langsung ke martubation room. Jam 10.30 mulai inseminasi dan kali ini dengan dokter Hilam Putri Lubis. Masih muda dan ramah. Dia bilang sperma hari ini bagus 24 jt. Alhamdulillah. Seperti kemarin proses inseminasi sedikit sulit namun selesai juga. Jika tanggal 1 bulan Februari nanti belum dapat haid, aku disuruh test pack dan kembali lagi.

Oya, selama insem aku hanya merasakan sakit karena menahan pipis dan sedikit nyeri. Tapi setelah pipis rasanya hilang. Perut aman-aman saja. Nggak merasa keram sakit dll. Sampe hari ke 8 setelah insem aku hanya merasa perut sedikit gembung. Sering merasa lapar dan sedikit ngos-ngosan dan pusing. Mungkin efek obat-obat itu. Dokter meresepkan Utrogestan 4x1 dan Progynova x1. Aku sempat googling juga tentang obat-obat yang diresepkan. Ragu juga dengan Progynova karna katanya kontraindikasi dengan kehamilan. Tapi ternyanya Cycloproginova yang untuk mengatur siklus kehamilan. Progynova yang diresepkan dr. B diminta minum secara acak tidak perlu ikut arah panah. Saranku, teman-teman harus menanyakan tiap-tiap obat fungsinya untuk apa dan apa efek sampingnya.

Setelah semua tahap proses inseminasi selesai, aku istirahat selama 2 hari di Medan dan kemudian kembali ke Aceh, dan istirahat biasa tapi tidak masuk kerja (tidak bed rest juga). Hari ke 9 sampai dengan 13 setelah inseminasi tidak merasakan yang aneh-aneh. Hanya sering kelaparan dan perut membesar dan keras. Sempat merasa dua kali pusing yang harus dibawa tidur. Perut seperti menegang. Rasanya lebih sakit pada saat proses suntik hormon dari pada sekarang. Deg-degan menunggu hari H. Seperti mau pengumuman hasil ujian.

Hari ke 14 setelah insem (28 Januari 2018) pukul 3.30 pagi coba test pack hasilnya garis 1. Garis yg 1 lg sangat samar dan meragukan. Terdiam dan bingung tetap pasrah dan terus berdoa. Jam 10 pagi keluar flek darah coklat sedikit. Nangis sejadi-jadinya. Meski masih berharap dengan penuh keraguan. Suami menguatkan. Tapi anehnya kalau ini pertanda Haid kenapa perutku tidak sakit seperti biasa. Hanya sedikit berdenyut di daerah perut kiri yang ada kista dan sering buang angin

 

dan 30 menit sekali pipis. Padahal biasanya kalau hari pertama dan kedua haid aku harus minum pain killer 2 tablet.

Hari ke 15 (29 Januari) setelah insem. Paginya ada sedikit cairan coklat yang sudah bercampur obat yang dimasukkan ke vagina tadi malam. Perut tidak sakit. Hanya keram sedikit saja menegang.

Hari ke 16 (30 Jan) flek sama sekali tidak ada. Perut sedikit menegang dan sesekali nyeri. Hari ke 17 juga belum ada tanda-tanda darah haid yang banyak seperti biasa. Kami memutuskan untuk cek HCG melalui urin dirumah sakit terdekat. Degdegan nunggu hasil. Ternyata masih negatif juga. Nangis lagi pastinya.

Bulan lalu tanggl 31 Desember jadwal haid terakhirku. Tapi sekarang sudah tanggal 2 Februari (hari ke 19 insem) perut dan pinggang meregang. Terlalu banyak gerak kemarin dan hari ini. Sore hari perut melilit keram seperti mau haid. Mudah- mudahan tidak.

Tgl 5 Feb hari ke 23 Insem. jam 21.50 beranikan diri test pack. Udah siap dan pasrah. Daaaaaan…ternyata hasilnya positif dua garis. Alhamdulillah. Tapi rasanya belum yakin kalau belum ke dokter di USG. Lagi-lagi keraguan melanda.

 
 
 

 

 

Tanggal 6 Februari 2018 kami pun memutuskan untuk ke dokter di Aceh Timur saja untuk memastikan dengan pemeriksaan USG. Hasilnya belum ada kantung janin

 

yang keliatan. Tapi Dokter meresepkan Ustrogestan 200mg 3x1 dan folavit 3x1. Masih harap-harap cemas.

Tgl 8 sampai dengan 10 Februari aku demam dan pilek. Tgl 10 dan 11 Februari berlanjut batuk. Sampai dengan tanggal 12 perut tidak terasa keram hanya meregang sesekali apalagi setelah makan. Tanggal 12 Februari setelah magrib keluar bercak coklat. Apa hari ini terlalu banyak gerak ya. Buat kue, mencuci, siram bunga dan memasak. Was-wasnya luar biasa, tapi besok harus ke dokter lagi,.

Tgl 13 Februari aku ke dokter di RS terdekat dan katanya posisi kantung janin sudah ada tapi posisi mendekati mulut rahim. Berisiko keguguran. Harus benar- benar istirahat. Flek juga masih keluar sampe tgl 15 Februari. Alhamdulillah tanggal 16 Feb flek berhenti. Perasaan campur aduk antara lega dan takut kehilangan mengetahui ada kantung janin dengan kondisi demikian.

Selama proses ini aku juga mengikuti akun Instagram dr. Bawono Suryo (saran dari salah satu pasien dr.B pada saat menunggu/antri suntikan hormon). Ia menyarankan untuk mengamalkan surat Maryam 1 s/d 11 setelah shalat fardhu, Tahajud dan Dhuha, zikir pagi dan sore (Istighfar, Shalawat dan Subhanallahwabihamdih masing-masing 100 kali) dan sedekah. Sesuai dengan kemampuan kami pun coba menjalankannya untuk mendukung ikhtiar program bayi ini. Jadi buat teman-teman yang berencana untuk mengikuti program kehamilan sebaiknya mengamalkan surat Maryam dulu, siapa tau udah duluan “positif” sebelum sempat ke dokter,banyak juga yang pengalaman begitu.

Alhamdulillah, sekarang kehamilan ku sudah mencapai 15 minggu. Janin sudah di posisi normal, namun aku tetap memilih untuk mengurangi aktifitas. Doa dan harapan tiada henti menunggu kelahirannya nanti, proses kehamilannya pun dinikmati. Mual, muntah, mudah ngantuk dan kelelahan serta sulit tidur tidak ada ada arti sama sekali ketika bercermin dengan perut yang terus membuncit. Sujud syukur pada Ilahi Rabbi.

Mohon doa dari semuanya.

 

Nomor telepon praktek dr. Binarwan 061 4551196 Nomor HP. HFC, RS. Stella Maris 08116318000

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.