Syukuri dan Nikmati Apa Yang Ada

Syukuri dan Nikmati Apa Yang Ada

Jalani Nikmati Syukuri, sebuah kata yang membuat kita berpikir tentang hal itu. Untuk apa sibuk jika kita tidak bisa menikmatinya? Untuk apa pekerjaan yang berprestisius tapi bikin kita mudah stress? Untuk apa kesuksesan kalau akhirnya membuat kita bermasalah di rumah sakit?

Beberapa orang di kota-kota besar selalu berlomba-lomba untuk mengejar-pencapaian. Mulai dari karir yang luar biasa untuk dibanggakan hingga materi yang semua orang terpesona. Namun, kualitas yang kita miliki dan materi yang kita miliki tidak menjamin kebahagiaan. Kita begitu terbiasa membiarkan hal-hal besar menjadi puncak kebahagiaan sehingga kita lupa bahwa kebahagiaan dapat ditemukan dari hal-hal kecil.

Kebahagiaan datang dari hati dan pikiran kita. Cukuplah rasa syukur sebagai syaratnya. Termasuk saat diuji, karena diberi kesempatan untuk naik level. Bersyukur saat diuji, karena ada tantangan baru yang menanti. Rasa syukur membuat kita membangkitkan refleksi diri tentang sudah sejauh mana kita menikmati hidup.

Banyak orang yang hidup di zaman sekarang hanya berfokus pada tujuan sehingga mereka dapat melalui proses untuk mencapainya tanpa bahagia menikmatinya. Sehingga mereka tidak menikmati dan mensyukuri atau bahkan tidak menjalani hidup dengan bahagia. Hati dipenuhi dengan perasaan gelisah, tidak puas, dan tidak senang. Banyak yang tertekan bahkan.

Intinya, untuk dapat menikmati, mensyukuri, dan menjalani hidup, kita perlu memperoleh prinsip hidup yang mulia dari Allah dan Rasul-Nya. Agar tak terjebak pada kelelahan jiwa yang berlarut-larut. Prinsip- prinsip hidup yang mulia dari Allah dan Rasul-Nya mengajarkan kita untuk menikmati hidup dan bagaimana menghadapi hasilnya.

Konsep hidup yang menarik adalah pelajaran tentang belajar, belajar merelakan, dan belajar menerima agar bahagia dalam setiap situasi. Bukan hanya senang, tapi juga sedih. Menggabungkan pertanyaan dan jawaban Allah atas pertanyaan yang sering kita keluhkan.

Seperti saat kita berlagak. “Ah, ga mungkin ini bisa terjadi” maka jawaban dari Allah adalah “Jika aku menginginkan, cukup aku berkata “Jadi”, maka jadilah.” (QS.Yaasiin : 82).

Dan saat kita berlagak. “Aduh, rasanya aku lelah sekali”. Maka jawaban dari-Nya adalah “.. dan Kami tidurmu untuk istirahat.” (QS. An-Naba : 9)

Lagi Saat kita berlagak. 'Beban hidup ini rasanya berat banget', maka jawaban dari-Nya adalah “ Aku tidak merasa seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al – Baqarah : 282).

Kemudian lagi dan lagi saat Kita berlagak. “Ya ampun, rasanya gelisah terus”. Maka jawaban dari-Nya adalah “Hanya dengan mengingatKu, hati akan menjadi tenang.” (QS. Ar-Rad : 28).

Lalu saat kita pun masih Berolahraga. “Perjuanganku sia-sia aja!”. Maka jawaban dari-Nya adalah “Siapa yang bermanfaat bagi kebaikan biji dzarrah pun ia akan melihat balasannya.” (QS. Al – Zalzalah:7).

Dan saat kita masih saja mengeluh “Rasanya aku sedih sekali, khawatir dan merasa takut. Maka jawaban dari-Nya adalah “….La Tahzan (jangan lupa), Innallaha ma'ana (sesungguhnya Allah bersama kita). (QS. At – Taubah : 40).

Atau saat kita pun masih berlagakkan. “Ya ampun, pekerjaan ini bener-bener sulit. Maka jawaban dari_Nya adalah “Sesungguhnya sebelum kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah : 6).

Jalani nikmat dan syukuri mengajak kita untuk bercermin dan membangun diri sendiri. “Hanya Allah yang mengetahui apa yang terlihat dan apa yang tersembunyi!”. Kita diajak untuk menilai tentang penilaian akan tampilan.

Tidak selamanya pakaian dan perilaku seseorang itu sebaik yang dikenakannya, pun dengan integritas yang tidak diukur dari pakaian semata karena nilai diri seseorang yang terpancar dari akhlaknya. Baru pada saat itulah kita kembali harus membaca “jangan-jangan selama ini jalan hijrahku hanya berganti kulit?” Bercermin akan penilaian diri, untuk menilai diri dari dalam. Menelaah apa yang tersembunyi.

Saatnya kita berdamai dengan diri sendiri juga berdamai dengan orang yang secara sengaja atau tidak sengaja melukai hati kita. "When we feel hard, happy times are not so pleasant".

 

 

 

Ilham M. Husni

Mahasiswa STEI SEBI

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.