Jadi ini Jeruk Apa, Dong?

Jadi ini Jeruk Apa, Dong?
Foto: dok pribadi

"Ini yang namanya pohon jeruk, Nak," jelasku kepada anakku.

"Jeruk apa, Ma?"

"Jeruk nipis. Yang Adik cicip minuman Mama kapan hari, trus, bilang kecutnya kenceng?"

Anakku terlihat cuek, tapi sempat menggangguk. 

Aku pulang dari pasar, membawa dua bibit jeruk. Jeruk purut dan jeruk nipis. Jeruk nipis kutanam di samping rumah, dan jeruk purut kutanam di depan rumah. Tapi itu bertahun yang lalu. Delapan tahun lalu! 

Pohon jeruk purut sempat survive. Aku sering memetik daunnya untuk bumbu. Sempat berbuah sekali. Setelah itu, entah kenapa, sekarat dan tak tertolong.

Si pohon jeruk nipis ini, mati enggan hidup tak mau. Dia hanya berdaun lebat, dan jadi favorit para ulat. Sempat waktu itu beberapa kali ku-kasi pupuk, tapi ga ada pengaruhnya.

Nah ... menjelang akhir tahun kemaren, tiba-tiba aku melihat beberapa buah di tanaman itu. Yey!!!! Tapi karena masih kecil, aku biarkan dulu. Beberapa kali kutengok, sepertinya kok ga berubah ya? Ya wis, aku cuekin lagi. Kata siapa gitu, tanaman kalo lagi berbuah jangan sering-sering ditengok, malu soalnya. Haha.

Mungkin si pohon jeruk ini merasa bebas merdeka, dan mau berbuah, sejak kubongkar tutupan semen di dekat situ. Berjarak sekitar dua meterlah dari pohon ini. Hmm ... masak ngaruh, ya? 

Pagi ini, kutengok lagi si pohon. Kutemukan beberapa buah jatuh di tanah. Ketika kuambil, keningku berkerut. Ini bukan jeruk nipis. Kulit jeruk berkerut seperti keningku. Bulatnya juga lain. Tapi ini bukan jeruk purut. Kupastikan lagi memetik, meremas, dan mengendus daunnya. Bukan jeruk purut.

Jadi, ini jeruk apa, dong? Sepertinya ini sodaraan sama jeruk limo, tapi bukan jeruk limo yang mungil. Ada yang tahu namanya? (rase)

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.