KARTINI TIDAK MENGENAL KEBAYA KARTINI

Hidup akan selalu seperti koin, jangan menilai dari satu sisi saja; jika keraguan datang dari luar, carilah nasihat dan penilaian terbaik hanya pada orang yang ada didalam cermin

KARTINI TIDAK MENGENAL KEBAYA KARTINI
Make up your self for you, make up your mind for your generation
KARTINI TIDAK MENGENAL KEBAYA KARTINI

Masih ingat pelajaran IPS saat SD? Apa yang ada dalam ingatan kalau mendengar nama R.A. Kartini? Apakah Emansipasi wanita, Hari Kartini, Lagu Ibu Kita Kartini? Buku Habis Gelap Terbitlah Terang? atau Kebaya?

Sosok yang menginspirasi perempuan Indonesia bernama Raden Ajeng Kartini, berasal dari keluarga bangsawan, ayahnya Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dikenal sebagai Bupati Jepara. Beliau menyekolahkan anaknya termasuk R.A .Kartini, di ELS (Europese Lagere School) hingga usia 12 tahun. Cita-cita R.A. Kartini untuk melanjutkan pendidikan di Belanda atau Jakarta, namun pupus karena adat pingitan di Jawa saat itu, yang membatasi kesempatan anak perempuan untuk mengenyam pendidikan.

Bersyukurlah kita para perempuan modern yang mendapat kesempatan untuk bersekolah setinggi dan semampu kita, walaupun ada ijazah yang akhirnya jadi pajangan dinding, dan karir berakhir di dapur rumah tangga. Salah satunya adalah saya hehehe. Namun saat ini, banyak perempuan Indonesia yang mempunyai jenjang karir membanggakan setaraf dengan laki-laki, seperti jabatan menteri bahkan presiden.

Berkat pelajaran Bahasa Belanda yang dipelajarinya di sekolah, R.A. Kartini melakukan kegiatan membaca aktif juga berkorespondensi dengan teman-temannya di Belanda, diantaranya Rosa Abendanon dan Estelle Zeehandelaar, yang sangat mensupport pemikiran-pemikiran R.A. Kartini, berupa curahan hati mengenai kondisi wanita pribumi dan gagasan-gagasannya mengenai emansipasi/ persamaan hak, juga tulisan lain mengenai KeTuhanan, kebijaksanaan dan keindahan, peri kemanusiaan dan Nasionalisme juga agama.

Terus terang Bahasa Belanda yang saya kuasai sebatas greetings, terima kasih dan i love you. Saya sempat deg-degan sebelum ke Belanda, namun ternyata kekhawatiran saya sia-sia, karena hampir semua orang Belanda yang saya temui sangat komukatif (sebagian besar bisa berbahasa Inggris) selain itu sign board dan marka jalan juga berbahasa Inggris, jadi tidak menimbulkan keminderan, hehehe.

R.A. Kartini menikah pada usia 24 tahun dan namanya berubah menjadi Raden Ayu Kartini Djojo Adhiningrat, berkat dukungan suaminya K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat,  R.A. Kartini aktif mengajar membaca dan menulis untuk anak-anak perempuan di sekitar tempat tinggalnya di Rembang, di sebelah Kantor Pemerintahan Kabupaten Rembang, yang sekarang dikenal sebagai Gedung Pramuka . Beliau meninggal dalam usia 25 tahun setelah melahirkan anak pertamanya.

Surat dan tulisan RA Kartini, dikumpulkan dan disusun menjadi sebuah buku oleh J.H Abendanon, dengan judul 'Door Duisternis tot Licht' yang berarti 'Dari Kegelapan Menuju Cahaya', yang saat ini kita kenal dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang' pada tahun 1911. Hal ini langsung mengingatkan saya pada Om Bud, dan slogan The Writers 'Sebelum mati buatlah minimal satu buku'. Terima kasih Om Bud, itu jadi motivasi saya belajar menulis, sampai saat ini. 

Terlepas dari banyaknya perdebatan mengenai kebenaran surat-surat dan keberadaan tokoh J.H. Abendanon, Presiden Soekarno menetapkan RA Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional, dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 118 Tahun 1964, sekaligus menetapkan tanggal lahir R.A. Kartini , 21 April sebagai Hari Kartini, yang kita peringati hingga saat ini.

Sebagai apresiasi pribadi sang maestro pencipta lagu kebangsaan 'Indonesia Raya', W.R. Supratman menciptakan sebuah lagu khusus berjudul "Ibu Kita Kartini" untuk menghormati beliau dan gagasan emansipasinya. Setiap saya mendengar judul lagu ini, yang terngiang adalah not nya, do re mi fa sol mi do, la do si la sol... karena saat SD guru kesenian kami, Pak Sebastianus Lalu, mengajarkan untuk membaca dan menghafal not dengan tinggi rendahnya sebelum mengajarkan liriknya; ditambah lagi saat anak pertama saya masuk SD hampir setiap hari ia memainkan not lagu ini, dengan pianikanya dan memaksa saya menemaninya sambil menyanyikan notnya sementara ia menekan tuts-tuts yang sudah diberi tulisan not angka. Apakah kamu masih hafal not dan liriknya?

Nah, bagaimana ceritanya dengan kebaya? Apa hubungan R.A.Kartini dengan kebaya? Perayaan Hari Kartini, identik dengan penggunaan kebaya dan busana tradisional lainnya, hal ini sebenarnya secara simbolis menunjukkan penghormatan dan penghargaan kaum perempuan atas jasa R.A Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia, sehingga mendapatkan mendapatkan kesempatan yang sama dengan laki-laki, terutama dalam pendidikan dan keseharian; juga sebagai salah satu apresiasi seni budaya tradisional dalam budaya nasional.

Kata kebaya sebenarnya berasal dari Bahasa Arab, Kaba atau Qaba yang berarti pakaian dan  Abaya, yang berarti jubah atau pakaian longgar. Dalam perkembangan istilah, ada spekulasi dipengaruhi istilah serapan dari Bahasa Portugis Cabaya; adapula yang menyebutkan bahwa istilah kebaya berasal dari Bahasa Jawa yaitu Kebyak atau Mbayak. Perkembangan kebaya di Indonesia, tidak diketahui dengan pasti namun diperkirakan ada beberapa hal yang mempengaruhi tren penggunaan kebaya ini. Tahukah kamu, istilah kebaya dalam bahasa daerahmu?

Diawali dengan adanya migrasi turunan Tionghoa sekitar tahun 1500-an berupa sejenis tunik, yang kemudian berkembang menjadi kebaya encim atau kebaya peranakan, hal ini otomatis mempengaruhi busana perempuan Jawa, yang umumnya hanya menggunakan kemben penutup dada saja tanpa penutup atas dan kain bawahan. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa dengan masuknya agama Islam di Indonesia, penggunaan kebaya awal mulanya adalah penutup kemben yang digunakan agar terlihat lebih sopan, karena dapat menutupi bagian depan, pundak dan belakang. 

Penggunaan kebaya pada awalnya hanya untuk kalangan bangsawan Jawa, namun seiring perkembangan jaman kemudian meluas ke daerah lain seperti Bali, Sumatera, Nusa Tenggara dan mencakup seluruh lapisan masyarakat termasuk para petani. Pembedanya adalah bahan kain, model serta variasi kebaya yang digunakan, semakin tinggi strata sosial penggunanya makan semakin bagus dan berkualitas kebaya yang digunakan.

R.A. Kartini digambarkan selalu mengenakan kebaya dalam kesehariannya, oleh karena itu muncul istilah kebaya Kartini, yaitu model kebaya sederhana dengan bentuk leher segitiga dengan model kerah setali sampai bawah.  Sayangnya R.A. Kartini tidak sempat mengenal adanya kebaya Kartini dan tren berkebaya generasi setelahnya. Beliau pasti bangga melihat perempuan Indonesia berbusana cantik dan anggun.

Saat ini terdapat bermacam-macam jenis kebaya, namun ada 5 macam kebaya yang terkenal, yaitu kebaya Kartini, kebaya Jawa, kebaya Kutubaru, kebaya Encim, dan kebaya Bali. Apakah kamu tahu jenis kebaya selain yang sudah disebutkan diatas? atau mungkin di daerahmu ada kebaya tradisional yang unik?

Umumnya atasan kebaya dipadukan dengan bawahan berupa kain jarik batik, atau tenun. Namun jaman sekarang, dengan alasan kepraktisan dan modernisasi, tidak jarang kita menemukan orang yang memadu madankan kebaya dengan rok, bahkan celana panjang. Saya sendiri secara pribadi sangat menyukai model kebaya Kartini yang simple, dengan padanan celana panjang dan boots. Bagaimana dengan kamu? Apapun style mu, enjoy it and be confidence.

 

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.