KARENA DUSTA KADANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI LUKA

Cerita ini mengisahkan seorang anak perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran ayah, namun tetap memelihara harapan berkat dongeng lembut dari sang ibu. Sang ibu berkata bahwa ayahnya sedang menjadi dokter yang sibuk menolong orang. Bertahun-tahun kemudian, saat kebenaran terungkap, rasa kecewa muncul. Namun sang anak akhirnya memahami: kebohongan kecil itu bukanlah niat jahat, melainkan bentuk cinta—agar anaknya tetap bisa tersenyum meski hidup tak sempurna.

KARENA DUSTA KADANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI LUKA

"KARENA DUSTA KADANG PERLU DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI LUKA"

-- ℕ????????????????ˢᵘⁱˢ --

Haruskah aku marah pada Ibu? Perempuan lembut yang mengasuh sembilan anak sendirian, tanpa bantuan siapa pun. Saat itu, anak-anaknya masih kecil-kecil. Kakakku yang tertua baru kuliah, dan yang paling kecil belum genap tiga tahun. Akulah bocah kecil itu.

Aku tak mengerti ke mana Ayah pergi. Ayah adalah cinta pertama seorang anak perempuan. Jadi wajar jika aku selalu bertanya, "Di mana Ayah, Bu? Kenapa belum pulang juga?"

Ibu menjawab, "Ayahmu jadi dokter sekarang, Nak. Dia sibuk menolong orang sakit."

Aku percaya sepenuhnya. Setiap pagi, selama lebih dari tiga tahun, aku duduk di teras menanti kedatangannya. Menanti sosok berseragam putih yang katanya akan pulang.

Hari-hari berlalu. Tahun berganti. Aku tetap menunggu—tanpa marah, tanpa mengeluh. Kadang Ayah hadir dalam mimpi, dan itu cukup membuatku bahagia.

Lalu aku tumbuh. Masuk TK, lalu SD. Aku tak lagi menunggu di teras, tapi rinduku tak pernah pergi—malah semakin dalam. Hingga akhirnya Ibu bercerita—tentang kebenaran yang selama ini disembunyikannya.

Aku menangis. Kecewa. Luka itu seperti terbuka kembali. Kenapa harus selama ini aku memelihara harapan yang palsu?

Tapi kini aku mengerti.

Ibu tak pernah berniat membohongiku. Ia hanya ingin aku bisa tersenyum, meski hidup tak lagi sempurna.

 "Kini aku tahu, Ibu tak sedang membohongiku. Ia hanya sedang mengajarkanku: bahwa tak semua kenyataan harus dihadapi anak kecil dengan air mata—kadang cukup dengan harapan dan dongeng kecil yang membuat hati tetap bahagia."

---

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.