Haruskah Rahim diangkat?

Cerita sukses histerektomi parsial

Haruskah Rahim diangkat?
Haruskah Rahim diangkat?

 

Aku Sakit Apa?

Assalamualaikum, perkenalkan, aku Olie dari Aceh Timur, kelahiran tahun Delapan Satu, saat ini bekerja sebagai abdi publik, punya suami dan anak satu.

Mulai Tahun 2014 aku didiagnosa oleh beberapa dokter bahwa aku memiliki endometriosis dan adenomyosis,.

Endometriosis adalah gangguan yang terjadi ketika endometrium (lapisan yang melapisi rahim wanita) tumbuh di luar area yang seharusnya. Jaringan ini bertindak seperti jaringan rahim selama menstruasi.

Adenomyosis adalah suatu kondisi yang melibatkan pertumbuhan dari jaringan endometrium yang melapisi rahim ke dalam otot-otot rahim. Kondisi ini dapat membuat dinding rahim semakin tebal. Dalam kondisi normal, seharusnya jaringan endometrium hanya melapisi permukaan rongga rahim. Jaringan ekstra pada miometrium dapat menyebabkan rahim membesar menjadi dua kali lipat atau tiga kali lipat, serta menyebabkan pendarahan rahim yang tidak normal dan menstruasi yang terasa menyakitkan.

Para ahli sendiri belum dapat memastikan apa penyebab adenomiosis, masih dugaan saja. Diperkirakan salah satu pemicu kondisi ini adalah hormon tertentu pada wanita, seperti estrogen, progesteron, dan prolactin. Dugaan lainnya karena pertumbuhan jaringan invasif, karena Cesar, peradangan rahim seusai persalinan, bergesernya jaringan endometrium ketika rahim terbentuk dan invasi sel punca sumsum tulang ke miometrium. Infonya penyakit ini tidak berbahaya namun menurunkan kualitas hidup, sifatnya progresif dan tidak dapat disembuhkan. Wallahu'alam

Seiring berjalannya waktu si Endo dan Adeno ini berkembangbiak subur didalam rahim. Menikah di April 2013 dan memiliki putra pada tahun 2018 dengan kondisi adeno kurang lebih 4 cm melalui proses inseminasi di Medan bersama dokter Binarwan Halim. Pada Maret 2020 sempat hamil dengan proses alami, namun keguguran diusia kandungan tiga bulan.

       Nah, hidup dengan adeno tidaklah mudah, nyeri haid bulanan memang seperti mimpi buruk panjang, berhari-hari terus bulan depan mimpi lagi, mimpi buruk yang terjadwal.

Otomatis, kegiatan terganggu, hubungan suami istri kurang nyaman, kemana-mana bawa obat anti nyeri, pendarahan buanyaak, anemia, temperamen, susah BAB, pipis per 10 menit di hari 1 dan 2, dan semakin hari kondisi semakin memburuk, kecuali pada saat sedang terapi hormonal itupun, ada kondisi lain seperti rambut rontok, emosional tak tentu, flek sampe 20 hari, seminggu berhenti, ngeflek lagi, laaah… ini kapan berakhirnya? Dan begitu seterusnya.

      Efek obat anti nyeri dan obat terapi hormonal seperti Dienogest juga sangat buruk ke tubuh kita, bisa osteoporosis, gangguan jantung, hati, ginjal dan organ lain, wah seram kalau diingat.

Gambar rahim normal dan dengan adenomyosis

Sumber: https://tirto.id

Gambar rahim normal dan dengan adenomyosis Sumber: https://tirto.id

Kenapa harus Angkat Rahim?

        Perjuanganku bersama Adenomyosis dari tahun 2014, berujung pada operasi pengangkatan Rahim atau istilah medisnya Histerektomi. Ini bukan keputusan yang gampang dan singkat untuk diambil, butuh proses pertimbangan sana sini, butuh kesiapan mental, karena banyak yang bertanya, kenapa sakit dibiarin aja? Kenapa nggak dari dulu aja angkat rahim. Halo Pak/Bu… angkat rahim nggak kayak angkat bulu ketek. Ambil pinset, angkat ketek, cabut ,selesai..!

        Dari awal diagnosa juga udah dikasih pilihan untuk memberantas adeno ini, dengan beberapa alternatif, pertama angkat rahim, reseksi (dikikis adenonya saja, tapi bisa tumbuh lagi) terapi suntik atau dengan terapi obat hormon, minum anti nyeri untuk pereda sakit. Nah, angkat rahim itu adalah keputusan akhir ketika seorang pejuang adenomyosis seperti kami masih berupaya dengan berbagai cara lain untuk mempertahankannya.

Kami akan mencoba berbagai pilihan yang disarankan dokter, apakah itu terapi obat hormonal, suntik atau cuma pengikisan adenonya saja. Ada tanggungjawab besar yang diemban RAHIM sana, ada risiko baik buruk yang harus diperhitungkan, ada konsekuensi tentunya setelah memilih tindakan akhir ini.

Pertimbangan untuk menunda operasi ini karena juga dari alam bawah sadar masih berharap diberikan Allah keajaiban mukjizat satu orang anak lagi, karena sebelumnya pernah hamil alami tanpa harus inseminasi dan ikut program hamil. Belum lagi pengalaman buruk paska operasi melahirkan anak pertama yang terbaring selama enam minggu, butuh bantuan hanya untuk bangun duduk dan ke kamar mandi, setelah enam minggu baru bisa jalan pelan-pelan dan bangun tanpa dipapah.

So, buat aku sendiri, barangkali aku udah agak telat menerapkan hidup sehat, dengan kondisi adenomyosis yang menyebar dan sakitnya tidak bisa ditolerir lagi, meskipun sebelumnya aku sudah melakukan cara-cara yang disarankan dokter atau teman yang berhasil sembuh, seperti minum obat menekan hormonal; Dienogest, minum herbal (kunyit putih), akupuntur, dan lain-lain. Namun begitu, ini adalah keputusan yang diambil setelah diskusi dengan Tuhan Allah SWT, permintaan suami juga karena udah nggak tahan lihat pasangan hidup yang setiap bulan menderita kesakitan ketergantungan dengan obat pain killer.

Alhamdulillah keputusan angkat rahim ini menjadi keputusanku untuk HIDUP SEHAT DAN BERKUALITAS.

Kenapa Operasi Disini (Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur?)

Sebelumnya tanpa sadar aku mengafirmasikan ke otakku bahwa aku perempuan sehat, aku baik-baik saja meskipun ada kista di rahim, aku masih minta tolong pain killer untuk hilangkan nyeri yang super itu, aku tetap makan sembarangan, kurang tidur, tidak terlalu peduli dengan pola hidup sehat, dan masih sangat kurang literasi tentang kesehatan rahim untuk perempuan yang pada akhirnya, harus mengambil keputusan sulit yang sangat berisiko.

Keputusan untuk angkat rahim sebenarnya sudah dari tahun 2021, namun ada saja keadaan yang mendukungku untuk menundanya, karena pekerjaan, karena anak bayi yang belum bisa ditinggal, mau coba terapi ini itu, dan pada akhirnya udah punya jadwal di RSUD Zainal Abidin pada bulan Desember 2022, namun aku dinyatakan positif Covid-19, dan otomatis harus menunda lagi, Nah. berhubung aku masih mengandalkan BPJS untuk men-support seluruh biaya pengobatan ini, maka itu, prosesnya harus memulai lagi dari awal, mulai ambil rujukan di Faskes tingkat satu (puskesmas kecamatan), dilanjutkan ke Poliklinik kandungan RSU Zubir Mahmud, baru kemudian ke RSUD Zainal Abidin Banda Aceh (jarak dari tempat tinggal sekitar 370 KM). Sampai di RSU Banda Aceh pun perlu dilakukan pemeriksaan EKG, Thoraks, Darah, dan lainnya, yang menghabiskan waktu sekitar satu sampai dengan dua minggu.

Berhubung kondisiku mulai Januari sampai dengan April 2023 sudah sangat tidak nyaman, karena biasanya aku merasakan nyeri hanya pada saat haid saja yaitu hari pertama dan kedua, namun empat bulan terakhir nyeri malah diluar jadwal haid.

Untuk itu, aku sepakat dengan suami untuk coba konsul di praktek dokter kandungan (obgyn) Idi Rayeuk, Aceh Timur dengan dr. Imam Zahari, S,POG, mengingat soal ribetnya urusan rujukan, posisi suami juga tidak bisa meninggalkan pekerjaan terlalu lama, dan ada anak kami yang tidak bisa ditinggal terlalu lama.

Aku meminta pada Allah SWT, aku istikharah untuk keputusan yang terbaik dalam pengambilan keputusan untuk operasi disini, segala-galanya, seluruh upaya ku selama ini, jiwa raga kuserahkan pada Allah semata.

Aku tetap berkonsultasi secara detail dengan dokter, baik buruknya, risiko terberat selama dan sesudah operasi. Kata pak Dokter, “Adenonya sudah lengket kemana-kemana; usus, kandung kemih, panggul. Akan berisiko tersayat ususnya pada saat dioperasi, tapi akan kita lihat kondisi rahimnya, jika memang masih bisa dipertahankan nggak perlu angkat Rahim, saya akan Kerjasama dengan Dokter Spesialis Bedah untuk mengatasi hal ini, kita akan lihat kondisi bagaimana nanti, bu”, jelas pak dokter.

Allah pertemukan kami dengan dr Imam, ramah banget, open sekali,  kalian bisa terbuka menceritakan apa aja, no limit time to talk, jangan sungkan untuk nanya apapun, baik itu penyebab, risiko, proses penyembuhan paska operasi, apa saja.

Beliau juga memaparkan dengan jelas bahwa alat reproduksi wanita itu intinya ada rahim (uterus). Tuba, Ovarium (indung telur). Nah, pada kasusku, yang diangkat hanya rahim saja, onderdil yang lain seperti tuba, ovarium masih ditinggalkan karena masih dalam kondisi sehat, karena untuk menunjang hormon esteregon tadi, biar nggak menopause dini, jadi libidonya masih ada (tag: suami) nah istilah medisnya Histerektomi Parsial. Akibat dari operasi ini hanya tidak bisa haid dan punya anak lagi.

Akan tetapi, jika semua onderdil hardware reproduksi ini diangkat, baik itu rahim, ovarium, tuba, nah ini baru terjadi menopouse. Namun begitu, jika memang ada teman-teman dengan kondisi harus diangkat semua, demi kesehatan jangka panjang, maka itu adalah pilihan terakhir dan terbaik.

Menurutku proses ikhtiar medis dan alternatif sudah maksimal kujalankan, saat itu aku yakin bukan lagi mengandalkan siapa perantaranya tapi lebih mengandalkan ketentuan dan ketetapan Nya meski tetap ikhtiar maksimal. Apapun hasilnya aku yakin itu yg terbaik untuk ku pribadi dan tinggal menjalani takdir Allah SWT.

Jadi, aku udah siap dengan konsekuensi keterbatasan pelayanan, namun dapat privilege dukungan dari keluarga/ teman dan ketenangan pikiran khususnya Keenan anak kami. Aku sudah memasrahkan secara total kepada Allah, semua keputusan akhir hanya pada-Nya, aku lalui prosesnya dan tepatnya tanggal 2 Mei aku dijadwalkan untuk operasi dengan sistem laparatomi.

 foto dr. Imam Zahari

Persiapan Sebelum Operasi

dr. Imam menyarankan untuk mempersiapkan donor darah dari pihak keluarga sebanyak dua kantong, mengingat operasinya akan memakan waktu lama, dan ternyata benar sekali seperti perkiraan dokter, bahkan kami menyiapkan satu cadangan kantong darah lagi. Jadinya, aku menghabiskan tiga kantong darah, satu ditranfusi sebelum operasi, satu pada saat sedang operasi dan satunya lagi setelah operasi selesai. Kebutuhan penggantian darah ini sesuai dengan jumlah darah yang keluar.

Alhamdulillah dari keluarga dan teman bersedia menyumbangkan darahnya dan meskipun dihari H operasi belum dapat satu kantong lagi, deg-degan juga, maaf sudah buat semua khawatir, namun berkat usaha keluarga dan teman-teman tercukupi kebutuhan darah saat operasi. Terimakasih untuk semua, dukungan yang tak terhingga dan tak terduga, semoga Allah membalas semua kebaikan dengan berlipat ganda dan dipermudah segala urusan semua pihak yang telah membantu kami mendapatkan darah.  Semoga Allah izinkan saya membalas semua kebaikan dan ketulusan atas bantuan yang diberikan.

Jadi awalnya dijadwalkan operasi pukul 10.00 pagi tanggal 2 Mei 2023, namun karena ada kondisi pasien lain yang lebih darurat, maka jadwal operasiku ditunda sampai dengan pukul 12.30. Aku sudah puasa dari mulai tanggal 1 pukul 22.00 karena juga aku baru selesai di transfusi darah satu kantong dan kepikiran ini itu, belum lagi ada suara-suara bising diluar kamar, jadilah aku bergadang semalaman tidak tidur. Kondisi ini barangkali yang menyebabkan aku kemudian muntah selama seminggu setelah makan. Ngefek ke asam lambung. Padahal karena operasi ditunda tiga jam dari jadwal seharusnya aku udah sempat minum teh sari kurma, namun karena efek tidak tidur dan obat bius, aku merasa kepala seperti mengangkat batu, sakit sekali.

        Operasi berlangsung selama kurang lebih tiga jam, sampai dengan pukul 16.00 sepertinya karena aku juga tersadar sudah diruang ICU pukul 6 sore untuk proses pemulihan dan observasi paska operasi. Awalnya aku hanya di bius lokal, namun setelah dilihat kondisi didalam (perutnya dibedel, terlihat jelas ada asap dan aroma kulit terbakar, ah… ingin rasanya lompat dari meja operasi) dan dokter memutuskan tidak bisa menyelamatkan rahim karena perlengketan yang parah, dan kemudian aku diberikan obat penenang, dan efeknya berhalusinasi dan ngeracau. (ah malu saya, kalau ingat momen ini)

 

Bagaimana rasanya setelah operasi?

Selain parno karna efek operasi pertama dulu, ada dua hal lain yang kutakutkan efek setelah operasi, pertama khawatir akan ketidakberfungsian hormon perempuan atau menopause dini, yang kedua khawatir jikalau jaringan adenonya menjadi ganas (kanker) karena hasil pemeriksaan CA (Antigen Kanker)-125  pada saat di cek di RSUD Zainal Abidin bulan November 2022 mencapai 135 U/ml, padahal normalnya hanya 35. Hasil patologi (PA) dikirim empat minggu kemudian oleh pihak Rumah Sakit dan thanks God dinyatakan tidak ditemukan tanda-tanda keganasan.

Alhamdulillah, dua hari paska operasi histerektomi ini aku udah bisa duduk dan berdiri, selama empat hari di rumah sakit, ke kamar mandi memang masih harus dipapah, namun sampai di rumah udah jago bisa kekamar mandi sendiri. BAB juga masih belum lancar selama seminggu. Kalau pipis juga masih sakit. Merasakan sakit kepala seminggu dan nyeri di luka operasi selama selama empat minggu, namun berangsur pulih. Sempat juga merasakan sesak, tidak bisa tidur, berhalusinasi, histeris dan mikirkan hal-hal nggak penting karena pertanyaan beberapa teman atau saudara yang aku yakin tidak punya niat apapun hanya belum paham tentang penyakit dan operasi ini.

Aku ambil cuti kantor selama sebulan, namun kondisi fitnya baru terasa setelah dua bulan paska operasi, masih ngos-ngosan kalau naik turun tangga.

Namun, entah faktor darah atau jenis kulit ya, proses penyembuhan bekas luka operasi agak lama kurang lebih delapan minggu baru kering total, tanpa harus perban.

Segala pengorbanan, dan kejadian sebelum dan setelah operasi menjadi pembelajaran dan konsekuensi yang harus dilalui karena pilihan histerektomi, namun berkat doa dan upaya semua pihak semuanya terlalui dengan sukses.

Yang harus aku tekankan kepada pejuang Adeno lain adalah, bahwa kondisi setiap tubuh kita berbeda-beda, jadi reaksi dari terapi untuk menyembuhkan atau mengurangi gejala penyakit ini juga bervariasi.

Bagi siapapun yang keluarga atau teman atau tetangganya mengalami hal yang sama, alangkah baiknya menghargai privasi untuk tetap tidak menanyakan apakah rahimnya masih ada atau sudah diangkat, tunggu saja keterbukaannya tanpa harus menunjukkan rasa empati yang berlebihan. Karena yang dibutuhkan adalah dukungan dan hiburan, bukan pertanyaan yang menyakitkan untuk dijawab dan enggan untuk direspon. Belum lagi kondisi mental paska histerektomi sangat tidak stabil, tunggulah waktu yang tepat untuk menanyakan ini itu tentang penyakit ini, meskipun niatnya baik untuk kepedulian dan simpati. Jika memang sangat penasaran tanyakan ke suami/keluarga terdekatnya.

Penyakit ini juga memberikan pelajaran penting bahwa aku harus terus ber-positive thinking sama Allah, juga sama manusianya, jangan sedih kalau nggak dijenguk, jangan marah kalau ada yang judging atau penilaian kurang upaya dalam penyembuhan, tanggapi semua dengan santai. 

Bagi teman-teman yang merasakan gejala yang sama, alangkah baiknya segera memeriksa diri ke dokter kandungan, semakin cepat diagnosa diketahui, semakin cepat penanganannya. 

Alhamdulillah tak henti-henti karena sekarang aku tidak merasakan nyeri rutin bulanan, dan bisa beraktifitas lebih giat lagi dari sebelumnya. Namun ya itu tadi, tetap jaga hidup sehat, tidur dan makan sehat tepat waktu, dan cukup bebankan pikiran hanya untuk yang hal yang perlu.

Jadi highlight-nya, angkat rahim itu bukan akhir dari kehidupan ya, tapi awal untuk kehidupan yang berkualitas. Sekali lagi, terimakasih untuk suami, mamak, semua keluarga, sahabat dan tetangga,  semoga Allah SWT melimpahkan kasih sayang seperti sebelum-sebelumnya dan kita diberkahi dalam keadaan sehat jiwa dan raga selamanya.

================================================

Mau DM tanya2 langsung silahkan kirim pesan via Instagram/Thread dan FB @OlieIbrahim

 

Referensi :

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/473/adenomiosis https://www.halodoc.com/kesehatan/adenomiosis

https://tirto.id/mengenal-apa-itu-adenomiosis-penyakit-reproduksi-wanita-gMXb

https://primayahospital.com/kebidanan-dan-kandungan/adenomiosis/

​​

 

 

 

 

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.