Kepada Corona Kita Belajar
Meskipun situasi saat ini sedang sulit karena pandemi global Covid-19, namun kita jangan pernah menyerah. Sebab masih banyak kebaikan yang dapat menumbuhkan semangat untuk bertahan dan berjuang.
![Kepada Corona Kita Belajar](https://thewriters.id/uploads/images/image_750x_5e8b40a7bf428.jpg)
God gave us burdens also shoulder
Saat ini, bulan April tahun 2020, bukanlah saat-saat yang menyenangkan bagi semua orang. Dunia sedang resah karena adanya pandemi global covid-19, tidak terkecuali Indonesia. Situasi menjadi sangat sulit saat ini dengan adanya ancaman infeksi penyakit sekaligus ancaman resesi ekonomi.
Pandemi global yang terjadi di seluruh dunia ini berbuntut panjang. Nilai rupiah melemah terhadap US Dollar. Nilai saham semakin menurun. Banyak perusahan akhirnya merumahkan pekerjanya, beberapa mempertahankan pekerjanya, namun disuruh mengambil cuti tanpa upah (unpaid leave). Dampak nyata juga dirasakan oleh mereka yang merupakan pekerja harian seperti pedagang informal, driver taksi dan ojek online, buruh bangunan dan sebagainya. Akibat kebijakan social distancing yang diberlakukan oleh pemerintah pusat, orang menjadi lebih banyak beraktifitas di rumah saja. Banyak juga instansi atau perusahaan yang menerapkan kebijakan “bekerja di rumah” sehingga orang tidak perlu pergi ke kantor seperti biasanya untuk bekerja. Orang-orang yang semakin lama cenderung menghindari bepergian agar tidak berinteraksi dengan orang lain dan tidak tertular virus, menyebabkan traffic pengguna jasa ojek online semakin menurun. Tidak hanya ojek online, taksi online, taksi konvensional, serta perusahaan angkutan pun mengalami penurunan penghasilan atau omset. Tak ayal, warung-warung makan juga mengalami penurunan pendapatan dengan berkurangnya jumlah orang yang keluar rumah. Para pekerja harian ini mengeluhkan pendapatan mereka yang turun drastis sementara kebutuhan sehari-hari keluarga mereka harus tetap terpenuhi.
Situasi ini memunculkan lingkaran masalah yang pelik. Daya beli menurun, ekonomi lesu. Sementara di sisi lain, kebutuhan yang punya nilai urgensi tinggi juga sulit dipenuhi karena langka. Misalnya kebutuhan masker, vitamin, hand-sanitizer, dan alkohol. Banyak tenaga medis yang mengeluhkan kelangkaan masker medis, alkohol, bahkan alcohol swab dan sarung tangan medis ikut-ikutan langka karena diborong orang. Kelangkaan alat-alat kesehatan ini tentu menjadikan tenaga medis yang adalah garda depan dalam memerangi wabah ini, menjadi sangat rentan tertular virus covid-19. Hasilnya seperti yang kita lihat bahwa puluhan dokter dan tenaga medis lainnya berguguran dalam situasi merawat pasien penderita covid-19. Mereka kelelahan, kekurangan stok alat pelindung diri (APD), alat-alat kesehatan seperti masker medis dan handscoon khusus, ditambah kurangnya asupan makanan bergizi karena tidak sempat membeli makanan yang layak selama bertugas menangani pasien.
Pertambahan jumlah penderita positif covid-19 dan rasio kematian yang tinggi, menyebabkan banyak orang menjadi khawatir dan ketakutan. Kepanikan massa bisa kita temukan di awal-awal pandemi ini berlangsung di Indonesia. Orang-orang memborong barang-barang di pasaran, memborong masker dan hand-sanitizer. Beberapa logistik seperti gula pasir dan bawang menjadi langka dan harga meroket. Kepanikan massa ini tentunya disebabkan selain karena khawatir dengan tingginya angka penderita covid-19, juga ketakutan apabila kebijakan lockdown diberlakukan, kemudian mereka akan sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. Padahal kebijakan lockdown tidak akan diberlakukan di Indonesia, karena banyak pekerja harian yang tetap harus keluar bekerja sehari-hari untuk menyambung hidup mereka.
Sungguh sulit menemukan berita baik dalam waktu sebulan ke belakang ini. Banyak kalangan menilai pemerintah lambat menangani situasi, kurang tegas dalam membatasi pergreakan orang sehingga resiko penularan dari ibukota sebagai gerbang mobilitas nasional maupun internasional, menyebar ke daerah-daerah. Sedangkan daerah juga belum terlalu siap dengan antisipasi membludaknya angka pasien covid-19 di rumah sakit. Yang terjadi kemudian adalah pemerintah yang kewalahan dalam menangani situasi. Terjadi perdebatan dari berbagai pihak mengenai siapa yang benar dan yang salah, dan terutama ketidakpercayaan masyarakat yang semakin tinggi karena melihat kurang solidnya gerak pemerintah pusat dengan daerah. Minimnya berita baik tentunya mempengaruhi kesehatan mental banyak orang. Banyak yang mulai menghindari membaca berita karena setelah membaca berita, muncul reaksi psikosomatis yang membuat orang merasa ikut sakit dan mengalami gejala seperti pasien covid-19.
It's better to light a candle than curse the darkness
Di tengah-tengah keadaan yang membuat orang tertekan sekarang ini, bukannya tidak ada yang menyalakan lentera dan bergerak untuk saling menjaga. Banyak hal yang saya temukan di lingkungan sekitar, juga media sosial. Media sosial ternyata tidak seburuk itu, masih banyak orang yang kreatif dalam menolong orang lain dengan membangun jejaring di media sosial. Kini kita bisa melihat salah satu dari mata ganda pisau yang dimiliki media sosial, yaitu kemanfaatannya untuk membangun jejaring yang berguna dalam menyelamatkan banyak orang. Hal-hal berikut adalah yang bisa saya temukan dalam waktu sebulan ini.
- Konten kreatif untuk menyemangati sesama
Banyaknya berita negatif tentu membuat orang menjadi tertekan dan panik. Namun di tengah-tengah itu semua, banyak content creator yang membuat video singkat atau infografis yang memberikan informasi sekaligus motivasi kepada banyak orang. Edward Suhardi dalam akun media sosialnya membuat video tentang bahayanya panic buying yang dilakukan orang-orang pada awal masa pandemi. Panic buying justru melemahkan situasi dengan banyaknya orang yang kehilangan supply kebutuhan sehari-hari dan justru memperparah situasi pandemi ini. Maka, menurut Edward, sebaiknya yang dilakukan adalah tetap tenang dan membeli kebutuhan secukupnya saja, agar semua orang kebagian stok kebutuhan pokok, dan bersama-sama menghadapi pandemi ini dengan situasi yang tangguh.
Selain motivasi, Bintang Emon, komika asal Jakarta membuat video di mana dirinya mengomel panjang lebar tentang orang-orang yang masih membandel keluyuran di tengah situasi wabah ini. Sebab memang masih banyak orang di luar sana yang abai terhadap pesan pemerintah untuk di rumah saja dan melakukan social distancing. Dengan cara komedi, Bintang Emon justru mampu menyampaikan imbauan pemerintah dengan baik karena mudah diterima sekaligus menghibur banyak orang.
Selain itu banyak juga yang membuat konten sederhana namun esensial seperti konten tentang cara mencuci tangan yang benar, makanan yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh, cara membuat disinfektan sendiri untuk pemakaian di rumah, tutorial membuat masker kain sendiri dan masih banyak lagi. Konten sederhana namun bermanfaat bagi banyak orang ini dibuat secara mandiri oleh warganet untuk membantu mereka yang masih awam bagaimana cara mengahadapi situasi pandemi ini.
- Ilmu yang mengalir deras tak terbatas
Atas dasar kepedulian terhadap situasi terkini dan berusaha untuk membuat orang betah berkegiatan di rumah, banyak influencer yang membuat sesi diskusi dengan sesama content creator, seperti misalnya obrolan sesama penulis, diskusi sesama film-maker. Semua diskusi tersebut dilakukan di platform gratis seperti Instagram Live, Zoom Cloud, maupun Youtube Live. Ernest Prakarsa misalnya, komedian dan sutradara ini membuat sesi Writer’s Talk bersama dengan berbagai penulis kenamaan lainnya, seperti Gina S Noer, Dewi Lestari dan Adhitya Mulya. Demikian juga Joko Anwar yang menghimpun rekan sesama sutradara untuk diskusi secara live dalam program Directors One on One. Atau komikus Sheila Rooswitha Putri (@sheilasplayground) yang berbagi bagaimana proses pembuatan komik bekerja sama dengan IDS Education melalui platform webinar secara GRATIS.
Selain itu banyak pula asosiasi atau komunitas yang membuka forum atau kelas online untuk topik yang lebih serius secara gratis. Beberapa platform bisnis kelas online mungkin tidak menggratiskan kelas online mereka, namun memberi potongan diskon besar-besaran kepada audiens mereka. Ini seperti yang dilakukan oleh Ligwina Hananto, financial trainer, yang membuat platform bisnis financial training untuk pemula maupun advanced melalui media Zoom Cloud, dengan potongan diskon sebesar 50%.
Ada juga benefit yang kita dapat selama swa karantina di rumah, sehingga kita bisa tetap produktif mencari ilmu diskonan maupun gratisan yang disediakan oleh influencer atau content creator lainnya.
- Stay home and donate!
Sejak awal pandemi ini berlangsung di Indonesia, sejumlah artis dan influencer melakukan penggalangan dana melalui platform Kitabisa dan Benih Baik. Mereka kemudian menyalurkan hasil donasi tersebut untuk masyarakat yang terkena dampak pandemi seperti pekerja harian maupun pedagang informal. Selain itu, hasil donasi juga digunakan untuk membeli kebutuhan APD tenaga medis seperti masker, baju pelindung, goggle, dan handscoon yang semakin susah didapatkan. Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, serta Arief Muhammad, menyalurkan hasil penggalangan dana untuk menyediakan kebutuhan makan tenaga medis di rumah sakit yang tidak sempat membeli makan ke luar. Semua itu dilakukan agar tenaga medis tetap sehat selama menangani pasien covid-19. Rachel Venya, dalam dua hari saja bisa mengumpulkan dua milliar rupiah dari followersnya, dan sampai saat tulisan di buat, jumlah milliar rupiah yang berhasil dikumpulkan sudah sangat banyak, lebih dari sepuluh milliar. Marshel Widianto, komika asal Priok, bekerja sama dengan dr. Tirta dan Taqy Malik di gerakan Kurir Kebaikan, mengumpulkan dana untuk membeli masker dan hand-sanitizer untuk dibagikan kepada orang yang masih bekerja di luar, seperti driver ojol, pedagang asongan dan tukang sapu.
Najwa Shihab berhasil menggalang dana sebesar sepuluh milliar rupiah hanya dalam waktu empat hari, bekerja sama dengan Narasi TV yang mengadakan event Konser Dari Rumah bersama sejumlah musisi tanah air. Konser tersebut disiarkan secara lansgung melalui kanal Youtube Narasi TV selama empat hari. Yang menyentuh adalah, donatur di platform seperti Kitabisa, kebanyakan menyumbang dalam jumlah kecil seperti sepuluh ribu rupiah, atau dua puluh ribu rupiah, namun dilakukan oleh sebagian besar donatur sehingga terkumpul menjadi sangat besar. Dari sini, terlihat bahwa masyarakat dari berbagai kalangan berusaha berpartisipasi memberikan apa yang mereka miliki, meski itu harta yang sedikit, namun bila disatukan menjadi kekuatan donasi yang sangat besar untuk membantu mereka yang membutuhkan
“Saya tidak pernah tahu bahwa dua puluh rupiah ternyata bisa membantu negara.” Ujar seorang ibu melalui instastory yang ditayangkan oleh Narasi TV dalam dokumentasinya. Sampai saat ini gerakan donasi masih berjalan dengan gelombang yang masih sama besarnya.
- Saling menjaga, saling menghibur dan membahagiakan
Banyak orang merasa stuck dengan keadaan sekarang ini. Bosan di rumah, namun sangat beresiko untuk keluar rumah. Sejumlah pekerja seni yang mengetahui hal ini, membuat konten sederhana di akun media sosial mereka, mengajak masyarakat untuk melakukan duet atau challenge bermain alat musik atau menciptakan lagu bersama-sama. Erwien Gutawa membuat Tutti Challenge untuk bermain instrumen musik bersama-sama di akun Instagram miliknya. Awalnya ia merekam video dirinya memainkan intrumen musik orkestra “Angin Malam” dan mengunggah foto partiturnya, sehingga warganet bisa mengunduh video tersebut dan menggabungkannya dengan video mereka sendiri yang memainkan instrumen musik dengan partitur yang sama. Sampai saat ini, Erwien Gutawa telah me-regrann sebanyak dua ratus video dari berbagai akun yang mem-posting video Tutti Challenge mereka. Yura Yunita mengajak followernya untuk berduet lagu-lagu miliknya sepanjang satu menit melalui platform Tik Tok. Nino Kayyam juga mengajak followernya untuk berduet sekaligus menciptakan lagu bersama pada penggalan lagu yang sudah ia aransemen selanjutnya.
Tak hanya musisi, komedian juga membuat konten untuk menghibur warganet dari rumah. Abdel Achrian membuat konten Lawak Dari Jauh (LDR) bersama dengan Akbar, rekan sesama komedian sepanjang satu menit di akun Instagramnya. Dalam video itu nampak seolah Abdel dan Akbar berdialog di satu tempat. Padahal keduanya berada di kota yang berbeda, Abdel di Jakarta dan Akbar berada di Sidoarjo. Mereka merekam dialog dari dua tempat yang berbeda, kemudian “dijahit” ke dalam satu video yang sama sehingga seolah keduanya berdialog langsung di stu tempat yang sama.
- Small thing does matter
Beberapa minggu yang lalu, Ligwina Hananto dan suaminya, Dondi Hananto, mencuit tentang ajakan traktir ojol makan siang. Caranya adalah dengan order makanan dari warung terdekat dari rumah kita melalui aplikasi ojek online, kemudian bilang kepada driver ojol yang mengantarkan pesanan itu bahwa orderan itu untuk dia. Ajakan traktir ojol ini menjadi populer kemudian. Banyak yang me-reply cuitan Ligwina dengan screenshot percakapan dengan driver ojol. Banyak driver ojol yang berterima kasih sampai menangis terharu dengan traktiran ini. Mereka kebanyakan mengalami penurunan jumlah order sehingga pendapatan jauh berkurang. Banyak driver ojol yang berangkat narik tanpa makan dulu sebelumnya sehingga sangat lapar di siang hari.
Banyak orang yang juga berbuat kebaikan-kebaikan kecil sesuai dengan kemampuan mereka. Seorang ibu menggantungkan beberapa pack mie instan di pagar rumahnya agar dapat diambil oleh mereka yang membutuhkan, seperti driver ojol, supir taksi, pemulung atau penjaja makanan keliling yang kebetulan lewat di sekitar rumahnya. Ada juga keluarga yang menyediakan paket nasi bungkus, lengkap dengan buah, gorengan dan air minum dengan meletakkannya di depan rumah agar siapa saja yang membutuhkan dapat mengambilnya langsung. Tidak hanya itu, sejumlah pengusaha konveksi memproduksi masker kain untuk dapat dibagikan ke kampung-kampung atau ke desa-desa, untuk melindungi masyarakat setempat dari penularan covid-19. Masker kain kini menjadi barang paing dicari setelah masker medis langka, dan penggunaan masker medis diprioritaskan untuk tenaga medis yang berjuang di rumah sakit dalam merawat pasien covid-19.
Kebaikan kecil ini juga dilakukan dalam kelompok komunitas yang lebih besar. Di Jogja, desa-desa melakukan karantina mandiri sambil membangun lumbung pangan untuk warga yang membutuhkan. Mereka mengerjakan itu secara gotong royong dan solidaritas terhadap sesama warga desa agar dapat bertahan dalam situasi pandemi ini.
Masih banyak lagi kebaikan yang dilakukan masyarakat agar bersama-sama dapat melalui keadaan yang sulit ini. Contoh kebaikan ini tentunya menyadarkan kita bahwa masih banyak hal baik yang bisa memberikan kita semangat agar dapat bertahan pada situasi sulit yang tentunya juga melanda seluruh manusia yang ada di dunia ini.
Akhir kata, Tuhan tentu tidak memberikan ujian yang tak dapat dilalui oleh hamba-Nya. Meski banyak korban telah berguguran, namun tugas kita yang masih hidup untuk saling menguatkan dan berjuang bersama dalam kemanusiaan. Kepada Corona, kita belajar. Belajar untuk membangun hidup lebih baik, belajar bersolidaritas, belajar menjadi sebaik-baiknya pemimpin di muka bumi. Belajar mensyukuri hidup, belajar untuk kreatif dalam memecahkan masalah. Belajar untuk menjadi manusia selayaknya manusia.
In the end, only kindness matters
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.