Kafe Sunyi

Kafe Sunyi

 

Sabtu siang saya janjian sama teman lama, di Grand Galaxy City, Bekasi. Karena bingung mau ketemuan di mana, akhirnya berhenti dulu di ruko-ruko yang berjejer.

Enggak lama, dia datang dengan bebek kecilnya. Terlihat kecil karena dia tinggi besar. Janjian untuk ngobrol reuni besar dan podcast live. Maka, butuh tempat yang tenang dan sepi.

Kami berdua pun keliling. Hunting kafe yang cocok. Beberapa putaran dilewati, dan ada satu tempat yang menarik mata saya. Sunyi. Kami pun lanjut berputar-putar.

"Mestinya kafe Sunyi itu cocok buat kita taping podcast. Awas aja kalo nanti ternyata rame. Gak jadi podcast." Saya dan kawan lama tertawa bareng.

"Oke, kita balik ke kafe tadi," balas kawan saya.

Lokasinya ada di belokan. Dandanan depan kafenya kekinian, dengan hamparan rumput, tangga, jalur landai (ramp). Saya pikir, oh mungkin ramp ini untuk motor pemilik kafe masuk kalau udah malam. Atau gerobak, troli, untuk suplai barang masuk.

Kami berdua akhirnya masuk kafe tersebut, disusul dua orang adik kelas untuk menyusun rencana reuni. Adik kelas itu panitianya.

Betul saja. Sunyi, sesuai namanya. Dan sepi. Cocok untuk taping podcast live!

Tapi sebelum diskusi reuni, kami pesan cemilan dulu, dan tentu minuman untuk memperlancar tenggorokan.

"Ada kopi aren gak ya?" tanya saya ke Andi, si kawan lama.

"Ki, ditunjuk aja," jelas kawan saya itu sambil menunjuk papan menu.

Saya pun membaca keterangan di papan menu tersebut. Tadinya bingung, kok disuruh tunjuk? Apa ini touch screen? Tapi kan papannya kertas? 

Akhirnya baru paham setelah pramusajinya menggunakan bahasa isyarat.

Saya pun menunjuk thai tea tanpa bicara. Andi bertanya lagi sambil berbisik, "Panas atau dingin?"

"Oh iya," saya mun menunjuk kata 'ice'.

Empat minuman dan dua cemilan dipesan. Kami pun berterima kasih dengan menganggukkan kepala.

Pantas namanya Sunyi. Saya baru paham.

Dan juga tersadar, dari pintu masuk sampai toilet, ada jalur khusus untuk teman-teman tunanetra. Ada braille juga sebelum masuk toilet bertuliskan 'Mungkinkah aku sebebas udara. Tak ternoda dan setara'.

Ini kafe keren abis! Puji saya sambil berbisik ke Andi.

"Kata Pak Bi, produk yang bernama baru punya merek. Tapi begitu dia punya makna, sudah jadi Brand," terang saya ke sobat tinggi besar ini.

"Kafe Sunyi ini punya makna, punya tempat, di hati mereka yang disabilitas gitu ya?" tanya Andi yang rambutnya mulai meranggas.

"Itu udah jelas. Tapi buat kita yang butuh ketenangan, akhirnya jadi pilih kafe ini juga kan?"

Andi manggut-manggut.

"Kata Pak Bi lagi, Brand itu ketika ada ikatan emosi antara produk dan konsumennya. Udah jelas kita kalau mau taping podcast live lagi sih kudu ke sini. Di lantai atas juga masih ada space. Dan untuk teman-teman yang disabilitas, kafe ini ramah banget!"

Andi menyimak.

"Saya baru ngerti, kenapa di depan ada ramp? Ternyata itu untuk yang pake kursi roda."

"Gile, ngonsep banget ini kafe ya..." tambah Andi.

Minuman dan cemilan pun datang. Presisi. Pramusajinya tidak salah sodorkan pesanan thai ke saya, dan teh leci ke Andi.

"Wah, ini parah sih," saya bergumam.
"Kenapa, Ki?" tanya Andi masih heran.
"Lu lihat gelasnya. Braille, Cuy!"
"Oh iya!"
"Artinya equality."
"Keren parah..."

Kami diskusi dan taping podcast sampai jam satu lewat. Saya pun melihat papan petunjuk, ada musala di lantai atas. 

Lantai 2 itu tempat makan lagi plus dapur yang dipisahkan pintu, ada toilet juga. Lantai 3 tempat menyimpan barang (kardus), musala, dan di sana ada papan testimoni. Saya baca beberapa.

Isinya kalimat-kalimat penyemangat kepada teman-teman di kafe Sunyi.

"Kalian luar biasa!" 
"Semangat yaaa!"
Dan kalimat-kalimat peneguh hati, bahwa pemilik dan pengelola kafe ini tidak sendirian. Ah... saya ikut terharu baca semua testimoni itu.

Kami pun berpamitan kepada pramusaji, dan dua rekannya yang lain. Mereka membalas dengan bahasa isyarat, dan yang satu mengucapkan terima kasih sambil membungkukkan badan. Saya membalasnya sambil menunjuk kafe, dan mengangkat jempol.

Di luar kafe, kami disadarkan lagi dengan tulisan di plang hitam:

Sunyi
House of coffee and hope

Kafe ini enggak berhenti bikin saya kagum!

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.