Beersulang beersama Daniel

Kawan saya, Daniel, mau ngawinin anaknya. Dia ngajak saya nongkrong-nongkrong cantik di kafe sekalian mau ngasih undangan secara langsung. Okeh! Siapa takut? Udah lama juga saya gak ketemu dia. Dan kami pun ketemuan di tempat biasa kami bertemu dulu. Sebuah kafe yang terletak di jalan Wijaya.
Setelah minum beberapa pitcher bir, dia nyerahin undangan ke tangan saya seraya ngomong gini, "Ini undangannya."
"Thank you, Niel."
Saya meraih undangan tersebut, langsung merobek plastik pembungkusnya lalu mulai membaca.
"Gue akan sangat mengerti kalo lo gak dateng," kata Daniel dengan suara datar.
"Heh? Maksud lo gimana, Bro?" tanya saya merasa aneh dengan omongannya.
"Gue dapet hidayah, Bud. Doain semoga hijrah gue adalah jalan yang benar."
"Terus? Apa hubungannya sama pernikahan anak lo?"
"Pernikahan anak gue pake cara Islam, Bud. Pintu masuk cowok dan cewek terpisah. Tamu cowok dan tamu cewek juga duduk di ruangan berbeda."
"Heh? Gila lu! Ngapain gue dateng kalo di pestanya gue terpisah dari bini gue."
"Hehehehe...i know. Makanya tadi gue bilang bahwa gue akan sangat mengerti kalo lo gak mau dateng."
"Kalo yakin gue gak bakalan dateng, ngapain lo ngundang gue?"
"Lo sahabat gue. Gak pantes banget gue ngawinin anak tanpa mengundang elo."
Ribet banget yak...pikir saya. Sejenak kami berdua terperangkap dalam diam.
"Kalo lo beneran hijrah, kok, lo masih ngebir?" tanya saya penasaran.
"Gue udah lama gak ngebir, Bud. Malem ini gue ngebir karena mau nemenin elo aja," kata Daniel sambil meraih gelas dan menenggak sisa bir di gelas.
"Masak, sih?" tanya saya.
Brak! Daniel meletakkan gelasnya ke meja dengan cukup keras, "Aaaaah....tandas, deh!" katanya.
"Nambah 1 pitcher lagi?" tanya saya.
"OK, kita pesen 1 pitcher terakhir dan itu akan menjadi tombak sejarah bahwa gue berhenti ngebir dengan disaksikan oleh sahabat gue Budiman Hakim," kata Daniel.
Begitu pitcher datang, saya tuang bir itu ke dalam gelas lalu berkata pada Daniel, "Karena ini bir terakhir, mari kita beersulang. Cheers!"
"Itu ide beerlian. Beerakit-rakit ke hulu, beerenang-renang ke tepian, beersakit-sakit dahulu, beersenang-senang kemudian...cheers!" sahut Daniel juga menyentuhkan gelasnya.
Gak sampe 5 menit bir itu pun tandas tak bersisa. Saya menengok ke arah Daniel, "Gimana kalo satu lagi?"
"Gak usah! Itu tetes bir terakhir yang gue minum. Insya Allah mulai detik ini gue gak akan pernah menyentuh khamar. Yuk, pulang?"
Dalam perjalanan ke rumah, saya masih mikirin pertemuan saya dengan Daniel. Saya selalu menghormati keyakinan orang lain. Daniel hijrah...alhamdulillah.
Seperti kita ketahui, biasanya orang sehabis hijrah hobby banget ngasih nasihat. Gak peduli kita udah sebel tapi orang itu tetep aja ngasih nasihat panjang lebar seakan dia yang paling bener dan orang lain adalah calon-calon penghuni neraka. Orang-orang seperti itu sungguh nyebelin dan membuat putusnya tali silaturahim.
Pernah seorang temen bertanya, "Om Bud, apa, sih, perbedaan orang sebelum dan sesudah hijrah?"
"Sebelum hijrah, mereka merasa banyak berbuat dosa," sahut saya.
"Terus? Setelah hijrah?"
"Setelah hijrah, mereka merasa orang lain yang banyak berbuat dosa."
"Hahahahaha...!!!!" Kami berdua ngakak kayak orang kesetanan.
"Makanya mereka hobby banget ya ngasih nasihat?" timpal temen saya lagi.
"Banget! Sampe bikin kita muak ngedengernya." sahut saya.
Pertemuan malam ini dengan Daniel buat saya sangat menyenangkan. Kenapa? Karena Daniel gak melemparkan satu nasehat pun ke saya. Indah banget rasanya. Makanya sepanjang malam berdiskusi dengan Daniel, saya merasa nyaman banget.
Daniel juga gak nanya apakah saya masih sholat 5 waktu, mengaji atau berderma. Dia gak ngajak saya gabung dengan komunitas hijrahnya. Bahkan dia gak nanya apakah saya bakalan dateng ke kawinan anaknya atau enggak.
Sepertinyanya dia mendapatkan hidayah sejati. Semoga hijrahnya barokah di jalan Allah. Aamiin. Insya Allah.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.