Pak Lurah Sudah dikenal Dunia

"Thank you Mr. President. Thank you for your leadership of ASEAN this year. As I shared with you last night, the meal, the production, the entertainment were almost beyond anything Hollywood could have pulled together…”
Penggalan percakapan antara Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, dan Presiden Jokowi pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN beredar luas, viral, di berbagai kalangan beberapa waktu lalu. Hati saya bergetar, kebanggaan saya membuncah, pujian dari Wakil Presiden negara adi daya ini merupakan pengakuan terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi, Presiden Indonesia, Presiden yang saya pilih.
Kebanggaan saya, bercampur dengan rasa haru yang mendalam. Masih kuat dalam ingatan saya betapa para elit di tahun 2014 meragukan, nyinyir, dan bahkan setengah mengejek akan kemampuan Pak Jokowi — yang sering dipanggil Pak Lurah — untuk menjadi salah satu pemimpin dunia. “Gak punya visi,” kata para elit. “Gak bisa Bahasa Inggris. Tidak mengerti geo-politik. Mana mampu jadi world leader?” celetuk kalangan intelektual dan cerdik pandai.
Sosok yang kurus tinggi dan senantiasa berpenampilan sederhana, memang awalnya banyak diragukan orang. Dengan pengalaman di kancah politik dan Pemerintahan yang terbatas: 10 tahun Walikota Solo dan 2 tahun Gubernur DKI, banyak yang tidak yakin bahwa Jokowi adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia.
Kekhawatiran, kesinisan ini sirna saat Kamala Harris mengungkapkan apresiasinya kepada Presiden Jokowi. Majalah bergengsi The Economist menyebut Jokowi "one of the best-liked leaders in the world," dalam artikelnya berjudul “Indonesia After Jokowi” yang terbit 9 September 2023. Bagi saya ini adalah bukti nyata pengakuan dunia atas kepemimpinan Jokowi. Ya, mantan tukang kayu itu telah menjadi pemimpin dunia yang disegani dan Presiden Indonesia yang sangat populer dan dicintai rakyatnya.
Presiden Indonesia ke-7 ini, seolah tidak memiliki sekat dengan masyarakat. Saya mulai jatuh cinta saat Pak Lurah berinteraksi dengan penumpang KRL saat berkampanye untuk Pemilihan Gubernur DKI, sekitar tahun 2011-2012. Dengan kemeja putih yang lengannya selalu digulung seadanya sampai hampir ke batas siku, dan dikenakan di luar celana panjangnya, Cagub DKI itu terlihat santai ngobrol dengan penumpang lain.
Ia melebur dengan penumpang yang amat beragam. Bahasa tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda ketidak-nyamanan berada di tengah KRL yang penuh sesak itu. Senyumnya yang lebar selalu terpampang memberi kesan bahwa Pak Cagub ini orangnya ramah.
Melebur, tidak berjarak, mengutamakan kepentingan publik, ternyata menjadi gaya kepemimpinan Pak Jokowi. Saya teringat ketika sebagai Gubernur DKI, Pak Jokowi masuk ke gorong-gorong, untuk mencari tahu mengapa gorong-gorong seolah tak mampu menampung tumpahan air hujan. Sikap ini menunjukkan karakter pemimpin yang tidak mau percaya begitu saja pada laporan. Hands-on, cek lapangan, dan segera cari solusi. Gaya ini terus berlanjut setelah Pak Jokowi menjabat Presiden dari tahun 2014 sampai dengan saat ini.
Program blusukan, yang dimulai sejak ia menjadi walikota Solo terus dilaksanakan. Entah bagaimana Paspampres mengatur keamanan RI 1 ini. Yang jelas, blusukan seakan menjadi program tetap Presiden: ke pasar, ke mall, ke kampung-kampung dan desa-desa, dengan pengawalan yang memberikan ruang cukup untuk masyarakat ber-selfie ria dengan Presiden.
Saya tidak pernah membayangkan bahwa Indonesia akan memiliki seorang Presiden yang melarang pengawalnya membunyikan sirene di jalan raya. Saya beberapa kali berpapasan dengan iring-iringan RI 1 yang melintas jalan raya tanpa suara. Saya bisa melihat dari jarak sangat dekat Pak Jokowi dalam mobil sedang membaca HPnya. Hanya pemimpin yang pede, yang menganggap rakyat adalah keluarga, bukan musuh, yang mampu bersikap seperti ini.
Tidak hanya pengawalan Presiden yang berubah drastis, Istana Kepresidenan yang selama ini tidak bisa diakses oleh rakyat biasa, menjadi tempat yang lebih terbuka. Lord of the Broken Heart, Didi Kempot almarhum pernah menggelar konser di Istana Negara Jakarta pada Agustus 2019. Penonton tumpah ruah dan semua berjoget.
Jogetan ini juga berlangsung saat perayaan 17 Agustus 2022 dan 17 Agustus 2023. Istana seakan pecah saat para pejabat tinggi negara; mentri, para jenderal menyerbu lapangan untuk berjoget saat Putri Ariani melantunkan Rungkad. Punah sudah citra bahwa istana adalah tempat yang kaku, angker, dan para pejabat tinggi negara adalah orang-orang yang selalu serius, mengernyitkan kening, dan jarang tertawa. Melihat Ibu Iriana ikut bergoyang di kursi kehormatan serta histeria joget Rungkad dan Ojo dibanding-bandingke tahun 2022, maka bagi saya, mereka semua adalah manusia biasa, sama seperti kita.
Meskipun demikian, tidak berarti Pak Jokowi adalah manusia dan pemimpin yang sempurna, tanpa kekurangan. Sebagai pendukung Pak Lurah, perasaan saya pun sering terombang-ambing dengan manuver politiknya. Ibarat orang pacaran, ketidak-pastian akan kemana hubungan kita, sering datang. Sebagai aktivis yang ikut menyuarakan: “hentikan politik dinasti,” maka saya mau pingsan ketika keluarga Pak Jokowi maju Pilkada dan menang. Ya sudahlah, semoga bisa menjadi Kepala Daerah yang baik.
Berbagai kontroversi muncul sebagai reaksi atas terbitnya kebijakan yang dalam persepsi masyarakat merugikan. Hati saya runtuh saat mahasiswa tumpah ruah membanjiri Istana menolak revisi KUHP, memprotes UU KPK, dan menolak UU Cipta Kerja. Saya melihat hal ini sebagai kelemahan komunikasi dari Pemerintah, dan mungkin sekali konsultasi publik yang bermakna belum terwujud sepenuhnya.
Namun perasaan kecewa ini kemudian berganti lagi dengan perasaan penuh harapan, ketika program-program yang dijanjikan menjadi kenyataan. Makin mudahnya perjalanan dari ujung Barat Pulau Jawa ke Ujung Timur Pulau Jawa, menyebrang ke Pulau Perca, serta semakin mewujudnya konsep Indonesia-Centris, adalah beberapa program yang membuat cinta saya tumbuh lagi.
“Dari Ponorogo ke Surabaya sekarang bisa kurang dari 3 jam,” kata Arip penduduk Ponorogo. Tuh kan… bangga saya. Saya masih ingat ketika saya banyak wara-wiri ke Ponorogo di tahun 2014, saya memerlukan hampir 5 jam untuk melakukan perjalanan Ponorogo-Surabaya.
Cinta saya kembali tumbuh saat Pak Jokowi memperlihatkan kemampuannya sebagai world leader. Menurut saya ada setidaknya 3 peristiwa yang membuka mata masyarakat internasional akan kemampuan Jokowi memimpin di panggung global. Ketiga acara itu adalah Annual World Bank IMF Meeting di Bali 2018, Pertemuan G20 di Bali, 2022, dan ASEAN Summit 2023.
Delegasi dari 189 negara pada Pertemuan Bank Dunia-IMF Oktober 2018, di Nusa Dua, Bali, seolah tersihir ketika Pak Jokowi dengan suara tegas, dan penuh keyakinan menyerukan “Winter is coming.” Metafor serial TV Game of Thrones ini digunakannya untuk mengingatkan para hadirin tentang bayang-bayang berulangnya krisis finansial global seperti tahun 2008. Presiden Jokowi menandaskan bahwa saat ini telah terjadi kompetisi yang sangat tidak sehat antar sesama negara-negara maju dan antara negara maju dan negara berkembang.
Perang dagang yang tengah terjadi menekan perekonomian negara berkembang dan dapat mengakibatkan melemahnya pertumbuhan ekonomi global serta meningkatnya kemiskinan. Jokowi kembali mengingatkan bahwa saat terjadi krisis finansial tahun 2008, semua negara bekerja sama untuk mengatasinya. “Namun akhir-akhir ini hubungan antara negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti Game of Thrones,” tandasnya.
Dalam Game of Thrones, jelas Jokowi, para Great Houses berkompetisi memperebutkan Iron Throne, dan terkadang lupa bahwa bahaya yang lebih besar yaitu Evil Winter yang akan tiba. Jokowi menutup pidatonya dengan mengingatkan bahwa sejatinya dalam perang tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Yang tersisa adalah kehancuran.
Tepuk tangan membahana di Bali Nusa Dua Convention Centre, hadirin pun serentak berdiri, memberikan standing ovation. Sebagai salah satu hadirin, dan warga negara Indonesia, saya merinding dan mata saya berkaca-kaca. Sungguh bangga dan terharu menyaksikan pidato Pak Jokowi yang disampaikan dengan bernas, berenergi menggunakan metafor Game of Thrones: serial TV yang sangat populer di dunia. Pak Jokowi dengan cepat membangun relasi dengan hadirin.
Dunia kembali mengakui kepiawaian Presiden Jokowi saat Indonesia memegang kepemimpinan G20. Betap tidak, hanya beberapa bulan setelah Italia menyerahkan presidensi kepada Indonesia, perang Rusia-Ukraina pecah. Dunia pun meragukan apakah Presiden Jokowi mampu menyelenggarakan G20? Apakah Kepala Negara G7 akan hadir? Pada bulan-bulan menjelang perhelatan G20 yang akan diselenggarakan pada bulan November 2022 di Bali, media nasional dan internasional makin gencar menggaungkan pertanyaan akankah Indonesia berhasil memimpin G20?
Di tengah perang Rusia-Ukraina yang berdampak pada naiknya harga minyak dunia, langkanya pupuk, gandum dan ketegangan antara G7 dengan Rusia dan Tiongkok, Pak Jokowi melangkah, mengunjungi pihak-pihak yang berseteru. Dengan bersahaja dan rendah hati, Presiden Jokowi mengunjungi Tiongkok, bertemu dengan kepala negara G7, berdialog dengan Presiden Putin serta bertemu dengan Presiden Ukraina.
Kunjungan ke Kyev, ibu kota Ukraina, bagi saya terasa dramatis. Pak Jokowi dan rombongan menggunakan kereta dari Polandia, menghampiri tempat terjadinya perang. Menunjukkan keberanian dan keyakinan bahwa semua akan berakhir baik-baik saja.
Diplomasi ini tidak sia-sia, Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada tahun 2022 berlangsung sukses. Kepala Negara dari semua anggota G20, kecuali Rusia yang diwakili oleh Menteri Luar negerinya, hadir dan menyepakati Leaders’ Declaration. Dunia pun memberikan pujian kepada Presiden Jokowi yang berhasil melahirkan Leaders’ Declaration.
Pak Lurah, Bapak Presiden Jokowi, yang pada awal kepemerintahannya diejek dan dianggap tidak mampu tampil sebagai pemimpin dunia, telah menunjukkan kemampuannya serta berperan aktif dalam memecahkan masalah-masalah global.
Terima kasih Pak Jokowi, dalam 2 periode Bapak telah meninggalkan jejak yang dalam bagi Indonesia dan dicatat dalam Sejarah Indonesia. Tapi cukup 2 periode saja ya Pak.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.