Kasur Hijau Mini

Kasur Hijau Mini

Melihat kasur kapuk hijau ini jadi teringat lagi kisah masa kecilku.

Tanpa mengurangi rasa syukurku pada Tuhan dan orang-orang yang menyayangiku kutuliskan cerita ini.

Usiaku masih sekitar 10 tahun saat itu, memilih tinggal bersama papi setelah perpisahannya dengan mami mungkin bukan pilihan mudah saat itu.

Kami tinggal di rumah setengah jadi yang dipinjamkan semetara ke papi oleh adik bungsunya, salah satu rumah di dalam komplek keluarga besar papi, rumah berlantai bata tanpa plester, tanpa kamar mandi dan kloset, dengan atap genting tanpa langit-langit, berbagi kamar dengan rongsokan besi tua dan peti mati kosong yang belum terjual, tanpa listrik hanya 2 buah lampu teplok besar dan kecil, kami tidur di atas papan kayu beralaskan tikar dan bantal yang berisi sabut kelapa yang sedikit dihaluskan.

Suatu ketika timbul keinginan untuk punya dan bisa tidur di kasur yang empuk seperti dulu lagi, kutongkrongi seharian ibu-ibu yang sedang membuat kasur di toko meubel sebelah toko tanteku, ku amati bagaimana cara bikin kasur itu dari mula sampai jadi.

Besoknya kurayu emakku (nenek) untuk membelikan beberapa kantong kapuk dan kain kasur warna hijau ini.

Singkat cerita jadilah kasur hijau mini bikinan sendiri, senang bisa merasakan tidur di kasur empuk lagi setelah sekian lama tidur di papan beralaskan tikar meski hanya pas-pasan untuk ukuran tubuh kecilku saat itu, hanya cukup untuk lutut ke atas saja sedangkan lutut kebawah tetap menggantung.

#ideidegilaku

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.