#DialektikaRasa : Mungkin??
Dialektika Rasa adalah percakapan antara Diara & Ruby. Sepasang kakak beradik yang selama ini tinggal terpisah oleh ruang & waktu. Namun masing-masing dari mereka selalu menyisihkan waktu barang sebentar untuk saling berdialog melalui sambungan telepon. Membahas apa-apa saja yang menurut mereka penting dan gak penting tapi seringkali bersinggungan dengan pelajaran hidup yang terjadi dalam kehidupan masing-masing dari mereka.

Dialektika Rasa adalah percakapan antara Diara & Ruby. Sepasang kakak beradik yang selama ini tinggal terpisah oleh ruang & waktu. Namun masing-masing dari mereka selalu menyisihkan waktu barang sebentar untuk saling berdialog melalui sambungan telepon. Membahas apa-apa saja yang menurut mereka penting dan gak penting tapi seringkali bersinggungan dengan pelajaran hidup yang terjadi dalam kehidupan masing-masing dari mereka.
.
Ruby : Dek, How’s the 2021.. are you happy so far?
Diara : Rada susah yaa, pertanyaannya.. haha.
Ruby : … *menunggu jawaban*
Diara : Hmm.. mungkin..
Ruby : Hah? Kok mungkin??
Diara : Yaa, emang itu jawabannya.
Ruby : Aneh amat lu, dek. Jawab yang jelas dong.
D : Itu udah cukup jelas, Koh.. Mungkin gue merasa lebih baik aja sekarang. Lebih baik dalam hal sisi penerimaan diri, gak lagi terus-terusan blaming diri gue sendiri kayak sebelumnya. Gue juga udah lumayan gak terus-terusan nyari kambing hitam untuk jadi pembenaran atas segala hal yang gue lakuin sekarang.
Ruby : Ooh, jadi udah lebih berdamai dengan jalan hidup yang sudah di persiapkan Tuhan, gitu lah yaa?
Diara : Mungkin..
Ruby : Lha, mungkin lagi dia jawabnya..
Diara : Yaa emang cuma itu jawabannya, Koh. Menurut gue sekarang, emang lebih baik bilang ‘mungkin’ sih.. untuk sesuatu yang gak pernah bener-bener bisa kita tau dengan pasti.
Ruby : Maksudnya, dek?
Diara : Yaa.. yang kita tau kan emang cuma saat kita ngerasain sesuatu di waktu sekarang aja kan? segala sesuatu bisa aja berubah tanpa perlu menunggu approval siapapun, dan menurut sotoy gue lagi nih yaa..
Ruby : Apa?
Diara : Satu-satunya jawaban untuk menghindari kekecewaan yaa, cuma si kata ‘mungkin’ itu sendiri. Karena mungkin menurut gue lebih aman, buat mempersilahkan kenyataan kedepannya aja yang menentukan. Bukan kesoktahuan gue saat ini Koh..
Ruby : Hahaha, Ooh gitu.. Hmm, kemungkinannya sih gitu yaa
Diara : Naaahh ituu hahahaha.. Walau terkesannya kayak ga punya pendirian, tapi menurut gue pasti nurani manusiawi bisa bedainlah, mana orang beneran yang gak punya pendirian, sama mana yang cuma gak mau mendahului sesuatu yang gak pernah sama sekali bisa dia tau.
Ruby : Hmmm.. Bisa bisaa..
Diara : *tersenyum*
Ruby : Dek, makasih ya..
Diara : Hah? Makasih buat apaan, Koh?
Ruby : Gua liat lu udah berusaha sebaik ini buat mempelajari jati diri lu sendiri. Setidaknya buat orang yang dulunya terus-terusan pengen bunuh diri mulu karena udah eneg banget sama rasa kecewa. You really deserve to gain much more happiness for the next, sih Dek..
Diara : Hahahaha, yaa semoga koh..
Ruby : Yee, lagi diapresiasi malah cuma gitu doang reaksinya. Gak sopan lu!
Diara : Gue maluuuu kooooohh, ah elaahh..
Ruby : Ooh, gitu ya? hahahaha
Diara : Iyaaaaa..
Lalu mereka pun saling tertawa bersama.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.