PRABOWO PRESIDEN DAN GANJAR WAPRESNYA.
Mengikuti berita dan menganalisis apa yang terjadi sampai hari ini, saya tertantang untuk memberikan prediksi, siapa yang akan diajukan oleh PDIP dan koalisinya nanti. Kenapa saya tertarik? Karena kita semua tau bahwa Jokowi saat ini mempunyai pengaruh yang sangat kuat menjadi King Maker.
Saya sangat mencintai Jokowi. Saya suka sekali mempelajari simbol-simbolnya. Dan beliau adalah seorang negarawan. Artinya dia tipe orang yang mendahulukan kepentingan negara daripada partainya. Berdasarkan hal inilah saya melakukan prediksi dengan cara menyusuri cara berpikir tukang kayu dari Solo ini.
Jokowi adalah orang yang sangat pintar. Dia tau bahwa Anies tidak punya peluang untuk memenangkan kontestasi di Pilpres nanti. Namun Jokowi juga tau bahwa Anies adalah orang yang sangat ambisius. Dia sangat ingin jadi presiden. Untuk mencapai cita-citanya, Anies akan menghalalkan semua cara. Termasuk menggunakan politik identitas yang berpotensi memecah belah bangsa. Dan itu harus dicegah. Api besar selalu datangnya dari api kecil.
Belajar dari pengalaman Pilkada DKI yang sangat mengerikan yang lalu, Jokowi berusaha menghindari peristiwa yang sama terjadi. Dia berpikir alangkah baiknya jika Prabowo dijodohkan dengan Ganjar Pranowo. Siapa presidennya? Siapa cawapresnya? Nah, ini pertimbangan yang sangat berani. Jokowi akan membiarkan Prabowo jadi capresnya sedangkan Ganjar menjadi cawapresnya. Ide ini dilemparkan Jokowi dengan catatan. Apakah itu?
Meskipun Prabowo yang menjadi capresnya, dalam perjanjian nanti Jokowi akan meminta Prabowo untuk menyetujui sebuah klausul khusus. Dalam klausul itu, Prabowo hanya boleh maju satu kali. 5 tahun berikutnya, giliran Ganjar yang maju. Dan Gerindra harus mendukung Ganjar. Klausul ini memang sangat rentan untuk dilanggar. Jokowi harus punya strategi untuk mengunci Prabowo agar tetap melaksanakan janjinya.
Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari ide ini:
Pertama, dengan bergabungnya Prabowo dan Ganjar maka Anies tidak punya peluang untuk maju dalam Pilpres. Nasdem akan melepaskan Anies dan memohon-mohon untuk berkoalisi dengan PDIP.
Kedua, ide ini sekaligus memperbaiki ganjalan antara Megawati dan Prabowo yang sempat merenggang akibat perjanjian Batu Tulis, di Bogor, tahun 2009 lalu. Prabowo merasa dikhianati oleh PDIP karena pada tahun 2014, PDIP malahan mengajukan Jokowi dan JK sebagai capres dan cawapres. Bukan dirinya.
Ketiga, susunan kabinet nanti, PDIP akan meminta porsi menteri lebih banyak dari Prabowo, Hal ini penting diakukan agar PDIP tetap tidak kehilangan pamor dalam menjalankan pemerintahan negara.
Ide ini memang gila tapi kalau saya menyusuri cara berpikir Jokowi, rasanya ide ini sangat masuk akal. Itu sebabnya Jokowi berusaha melobi Megawati dan menawarkan usulnya. Sepertinya Megawati merasa apa yang disampaikan oleh Jokowi bukan ide buruk. Hal ini terbaca ketika Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, “Pertemuan antara Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Jokowi menghasilkan kesepahaman ihwal kepemimpinan nasional yang berkesinambungan. Utamanya kepemimpinan yang satu nafas dengan gagasan dan pemikiran Bung Karno.”
Kita tau Prabowo adalah pengagum Bung Karno. Megawati tentunya akan mempertimbangkan hal tersebut. Ancaman orang-orang yang ingin mengganti Pancasila dengan khilafah akan sangat mudah disingkirkan. Sekali lagi Jokowi adalah seorang negarawan. Dia sangat memikirkan negara ini sehingga dia tidak mau memberi peluang sedikit pun pada Anies untuk memecah belah negeri ini. Jokowi adalah tipe orang yang rela melakukan apa saja untuk menyelamatkan negeri ini.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.