Semangkuk Soto yang Tak Diharapkan

Satu hal yang tak diinginkan Sarpan saat ini adalah bertemu teman lama. Dia tak ingin kedapatan sedang menjadi pengangguran, yang setiap hari berkeliling untuk melamar pekerjaan. Sarpan sama sekali tak pernah ikut acara reuni dan sejenisnya. Pekerjaan dan rumah tangga adalah topik utama di acara itu. Sarpan semakin tak menemukan alasan untuk datang karena tak memiliki keduanya.
Tapi rupanya, sebuah siang di hari Senin punya kejutan untuk Sarpan. Dia bertemu Raiman di tempat yang tak terduga; toko perlengkapan menjahit. Raiman keluar dengan terburu-buru sampai menabrak Sarpan yang hendak masuk toko. Sarpan tak tahu apa yang dilakukan teman SMA-nya itu di situ. Pastinya bukan untuk menyerahkan berkas lamaran seperti dirinya. Sarpan hampir tak mengenali Raiman yang begitu rupawan, dengan setelan kemeja jerau dan celana cemani yang dipakainya. Belum tuntas Sarpan berkaget-kaget, tiba-tiba Raiman menarik tangan Sarpan, menyeberang jalan dan mengajak makan siang di kedai soto.
Sarpan dilanda kegelisahan yang besar, sampai-sampai jantungnya kencang berdetak. Perasaannya tidak tenang. Tergambar di otaknya, dia akan menghabiskan soto sembari menjawab pertanyaan-pertanyaan Raiman tentang kehidupannya. Tak peduli betapa nikmat soto itu, pasti akan pahit saat dia menelannya. Di hadapan Raiman, dia merasa seperti kerupuk yang disiram kuah soto; mengkerut.
Semangkuk penuh nasi dengan kuah soto yang kuning dan kental, berhiaskan daging yang melimpah dan bawang goreng, seledri, taoge, sudah di depan Sarpan. Jantungnya semakin kencang berdetak memikirkan harganya; tentu tak ramah bagi dompet seorang pengangguran. Selain berharap Raiman tak menanyakan tentang pekerjaan, Sarpan juga berharap Raiman yang membayar semua menu makan siang mereka itu.
"Ayo makan!" kata Raiman sambil tersenyum. Sarpan mengangguk lalu menunduk hendak menikmati soto. Tiba-tiba ia terhenyak karena uap panas kuah soto yang menghantam wajahnya. Sarpan mengambil jeda sambil melihat Raiman di depannya. Lama sekali Sarpan tak bertemu Raiman. Terakhir kali bertemu saat Sarpan masih bekerja di pabrik panci dan Raiman sedang merintis usaha perbengkelan motor. Meskipun bukan anak yang pandai di sekolah, tapi Raiman sangat lihai berbicara dan bergaul. Tak heran jika Raiman sekarang terlihat semakin mapan dan sukses. Tak perlu bertanya, Sarpan sudah bisa menebak bahwa usaha bengkel Raiman sudah berkembang besar saat ini. Rekan bisnisnya pasti ada di mana-mana, sampai-sampai toko perlengkapan menjahit juga diajak bekerja sama.
Sarpan menuang sesendok sambal yang berwarna seperti buah jeruk ke dalam mangkuk soto. Ia mengaduk-aduk sampai kuahnya bertambah keruh, persis dengan hidupnya sekarang. Sangat keruh sampai tak tampak masa depan sama sekali. Perlahan Sarpan mulai menikmati sendok demi sendok sotonya. Matanya terbelalak. Lidahnya seperti menggeliat-geliat karena nikmatnya. Meskipun soto itu sudah menghilang dari mulut dan berlari ke kerongkongan, tapi rasa sedapnya masih tertinggal di mulut. Sarpan melihat Raiman. Sepertinya Raiman tidak sedang merasakan apa yang dirasakannya. Mungkin saja karena ini bukan pertama kali Raiman menikmati soto yang sangat enak.
Sejurus dengan itu, Sarpan menyadari satu hal. Raiman telah menjadi seorang yang pendiam. Tidak seperti sebelumnya yang tak pernah bisa berhenti bicara. Sudah hampir sepuluh menit bersama, tapi Raiman tak melontarkan pertanyaan apa pun seperti yang ditakutkan Sarpan. Raiman lebih banyak melihat-lihat keluar kedai daripada berbincang-bincang. Sampai akhirnya ada dua orang petugas keamanan dan seorang wanita berkerudung biru meradak masuk ke kedai dan menghampiri Raiman. Wanita itu berkata-kata dengan lantang sambil menunjuk-nunjuk Raiman. Kedua laki-laki bertubuh kekar di sebelahnya sigap menangkap Raiman yang berusaha berlari.
Setelah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya, Sarpan pergi meninggalkan kedai soto lalu pulang dengan dada lebar. Meskipun dia masih saja seorang pengangguran, tapi setidaknya bukan seorang tukang copet berdasi seperti Raiman.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.