Tentang Langit

Tentang Langit
Source : Dokumen Pribadi

 

'Aku ingin membaca jeda lewat kata, melalui perantara yang kian hari kian tak terlihat rupanya. Samar kudengar gemerisik air hujan, melampaui batas-batas mega di udara.'
-Langit, 2014

Namanya Langit, ia adalah manusia favoritku. Cita-citanya ingin menjadi polisi, katanya, agar ia bisa melindungi seluruh lapisan masyarakat yang ada di bumi.

Langit sangat suka hujan, bila kutanya mengapa, ia selalu menjawab : 'Karena hujan dapat membasuh luka, bisa luka siapapun, termasuk luka bumi. Aroma hujan menyegarkan, bumi seakan hidup kembali.', pungkasnya sebagai penekanan.

Suatu hari Langit pernah kehilangan sesuatu, hal yang paling berharga untuknya, ada yang bisa menebaknya? Bukan, bukan sejumlah uang, handphone, barang elektronik atau jam tangan mahal. Justru barangnya sederhana, namun amat bermakna untuknya.. iya.. buku catatannya.

Selama seminggu ia tak nafsu makan hanya karena kehilangan buku catatannya, dan itu berhasil membuat aku frustasi karena ia mulai sakit-sakitan. Syukur, beribu syukur, buku itu akhirnya kembali, tiba-tiba ada di depan rumah, tepatnya di depan pintu. Entah siapa yang mengembalikan, hanya ada sepucuk surat disana, bertuliskan :
'Tulisanmu begitu indah. Jadilah penulis! Aku menunggu karya-karyamu terbit.'

Setelahnya Langit tersenyum bahagia, seperti ada pelangi di matanya. Aku lega. Akhirnya nafsu makannya hadir kembali tanpa diminta.

Ada satu hal paling aku sukai dari Langit. Ia punya kharisma. Entahlah, ada pembeda antara dirinya dengan orang lain di luar sana. Salah satunya adalah caranya memandang dunia.

Pernah suatu kali aku bertanya padanya, 'Menurutmu kenapa aku harus hidup?' Kira-kira kau tahu apa jawaban Langit? Iya, dia menjawab : 'Tentu kamu harus hidup, ada orang lain diluar sana yang menginginkan kehidupanmu menjadi miliknya. Harusnya kamu bersyukur. Karena tidak semua orang memiliki kehidupan sepertimu.'

Iya, Langit selalu bijaksana dalam menyikapi hidup. Pernah suatu kali aku kehilangan handphone di dalam angkot. Kejadiannya cepat sekali, dan aku tidak sadar. Seharian aku menangis, namun dengan entengnya Langit berkata : 'Handphonemu sebenarnya tidak hilang, ia hanya kembali. Kau tahu kan bahwa kita sesungguhnya tak memiliki apapun? Kita hanya dititipi. Dirimu saja bukan milikmu. Jadi.. ikhlasin aja, In Syaa Allah akan Allah ganti dengan yang lebih baik.' , tuturnya.

Ajaib, seminggu kemudian aku diberi hadiah oleh salah seorang teman. Dan kau tahu hadiahnya apa? Yap, sebuah handphone! Bahkan dengan spesifikasi yang jauh lebih bagus dari handphone lamaku. Benar memang, ikhlas adalah salah satu kunci dalam menyikapi kehilangan dan kerasnya kehidupan.

---------------

Senja hari ini gerimis. Kutatap langit dalam-dalam, sendu. Ada kesedihan disana dan salah satunya adalah kesedihan milikku.

Hal terakhir yang kuingat tentang Langit adalah mata teduhnya. Di suatu senja ia berkata padaku satu hal, katanya :
'Kamu tak harus jadi sempurna untuk sempurna. Cukup jadi dirimu sendiri, dan kamu akan tahu makna kesempurnaan itu.'

Kemudian ia melanjutkan perkataannya,
'Kelak, akan ada seseorang yang menerima seluruh kekuranganmu menjadi miliknya juga. Justru ketidaksempurnaan itulah yang membuat sesuatu menjadi lengkap, sempurna.'

Senja itu, menjadi senja terakhir aku bertemu Langit. Di senja itu juga ia menitipkan buku catatannya padaku yang hingga kini masih aku simpan. Lembar demi lembar tak pernah bosan aku baca. Mungkin aku sudah membacanya puluhan kali. Tulisannya adalah magnet bagiku untuk terus menjalani hidup.

Dulu, kita pernah saling berjanji untuk tidak akan saling meninggalkan. Janji kelingking, tepat dibawah pohon jambu dekat rumahku. Tapi nyatanya Allah lebih menyayangi Langit, lebih dari aku menyayanginya.

Langit mengajarkanku sesuatu, tentang keikhlasan dalam hidup dan rasa syukur yang tiada henti. Selalu bersikap rendah hati dan tak lupa untuk menolong pada sesama.

Masih di senja yang sama, kutatap kembali langit, kali ini teduh, persis sekali, seperti saat aku melihat Langit. Terimakasih banyak karena telah hadir dalam hidup. Aku rindu.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.