tak sudahsudah menulis namamu

tak sudahsudah menulis namamu
Foto oleh Janson K. dari Pexels

aku menulis namamu - pelanpelan huruf demi huruf - sambil kuamati bentuk dan rupa hurufhuruf itu yang tak bisa kutahu kenapa telah menjadi nama yang bukan hanya kata, namun juga nyawa, jiwa, makna dan pesona.

akupun diam-diam tak terasa hanyut dalam gelombang kerinduan yang begitu menggeliat yang seiring dengan itu segala yang ada di tubuhku ikut menghangat bahkan kehangatan itu menyentuh selsel terkecil di tubuhku.

suarasuara di luar sudah tak ada lagi berganti degup dan desir darah seperti air yang menyeruak memasuki poripori busa cuci piring.

entahlah, tak sudahsudah aku menulis namamu di langit, di udara, di air, di ingatan hingga harihariku menjadi penuh namamu seperti keranjangbelanjaan ibuibu di supermarket atau bak mandi yang luber airnya, tumpah ruah namun tidak sampai membanjiri.

tak sudahsudah kutulis namamu dan jarijariku tak jadi lunglai karenanya bahkan sebagaimana otototot binaraga yang justru selalu membesar mengembang penuh juga liat jika beban latihannya ditambah.

tak sudahsudah kutulis namamu karena kamu juga tak pernah sudah.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.