Kopi Tak Lupa Jalan Pulang

Kopi Tak Lupa Jalan Pulang
Dokpri, Foto diambil di Laku Kopi Bintaro

Tersiksa kala mata menjauh darimu. Hebat ya Corona, mampu pisahkan rindu dari candu.


Hei kamu yang mengaku tak pernah romantis, rupanya lagu yang kau titip di laptopku mampu memberi bisik perlahan yang setidaknya keinginanku untuk meyiksamu menyempit. Harus aku akui bahwa perlakuanmu biasa saja, waktu yang kau saji untukku juga sangatlah pendek, tapi tahukah kamu, setiap pigura yang berikan selalu indah. Bisa-bisanya kau titip rentetan suara sumbang di saat emosi memuncak karena kau absen dariku.

 

Mana ada perempuan yang bisa marah jika lirik dan bait mampu mewakili keberadaanmu.

Tak bisa konsentrasi rupanya, pantas saja orang bilang terkadang jatuh cinta membuat kita bersemangat. Kali ini aku setuju, hadirmu mampu membuat aku memiliki energi seribu kali lebih hebat. Lantas apa yang bisa aku perbuat kalau sudah begini?

 

Simsalabim Abrakadabra , semoga Telegram di HP ku berbunyi.

 

Tik tok tik tok, tidak ada. Rindu apa tidak sih kamu?

Tiba-tiba bagian menjengkelkanku menyusup, aku maki lantas aku caci. Setelah itu terucap sumpah serapah yang gegabah kemudian dengan kekuatan bulan aku sampaikan bahwa bualanmu tak mempan, bahwa rayuanmu tak ubahnya secawan mantan yang sudah buang ke dalam empang.

 

Uppss…aku berlebihan.

 

Dasar lelaki, tidak bertemu rupanya membuat dia hilangkan jemu.

Memang aku perempuan apa? Harus mengemis cintamu. Tak usah.

Loh, ko umpatannya diteruskan. Weis, stop yo.

 

Kududuk di depan jendela, semilir angin mencumbu dan yang lain saling mengadu. Malam menyapu semesta ditemani hujan yang menggemaskan. Masa iya pemandangan seperti ini aku lewatkan. Kuambil cangkir lalu kuseduh Tubruk Robusta untuk kita, iya untuk aku dan kau. Kau ajari menyaji kopi yang benar dan aku kira aku berhasil kali ini. Rasa dan harumnya Pas.

 

Kau diam di situ, aku akan sajikan sepiring singkong goreng persis seperti yang biasa ibumu buatkan. Dan ini, putu berisik yang selalu kau nanti jika malam menyapa.

 

Kau diam di situ dan tatap aku dalam diam.

 

Tring, Telegram berbunyi, isinya “terima kasih kopi dan singkongnya, oiya putu jangan dicubit ya biar saja dia berisik. Dia sedang sampaikan betapa rinduku padamu tak pernah berhenti bernyanyi”.

#bandung 18 Maret

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.