Sejenak di Semarang

Perjalanan di bulan Agustus 2019 itu menjadi salah satu yang paling berkesan dari sedikitnya tempat yang gw kunjungi di tahun itu. Tapi itu bukan masalah, yang paling dinanti adalah pertemuannya dengan sahabat lama yang paling keras kepala tapi sangat dirindukan.
Dimulai dari pemberangkatan menuju Semarang dengan kereta low budget pukul 23.00 WIB. Demi memberi kenyamanan diri sendiri, tidak lupa gw mencari warung kecil untuk membeli antimo sebelum berangkat. Itu menjadi salah satu cara gw jika melakukan single trip untuk melawan keresahaan dalam perjalanan. Hal yang paling disesalkan naik kendaraan versi low budget adalah siap menerima segala konsekuensi penumpang lain yang sifatnya low attitude juga ya. Di kereta 6 bangku itu gw harus berhadapan dengan pasutri muda dengan 1 balita yang membeli kursi hanya untuk 2 penumpang. Guys, Come on! Hampir 7 jam gw berhadapan dengan mereka yang grasak grusuk, rusuh dan yang paling menyebalkan adalah perdebatan mereka yang sangat kasar. Bayangkan, di dalam kereta penuh seperti itu mereka bertengkar. Tapi untungnya antimo-ku sudah berkerja dengan baik, sampai tiba saatnya announcer mengatakan kereta ini sudah tiba di Stasiun Poncol. Selamat datang di Kota Partai Banteng!
Dalam pertemuan kali ini, kekaguman gw gak berhenti berucap. Ternyata sahabat satu ini, Bunga, sudah bisa mengendarai sepeda motor. Gak usah ditanya waktu SMA dia gimana soal motor. Yang jelas dulu kalo naik motor diboncengin aja dia bisa hampir jatoh dan sekarang dia yang bawa motor. Pastinya perasaan gw gak karuan. Dag dig dug der dorr. Mampus deh lo Put!
Perjalanan pertama kami langsung menuju kost. Sempat berhenti untuk sarapan dengan satu porsi soto dan nasi seharga Rp.5,000. Itulah yang dinamakan sebuah kenikmatan duniawi. Makanan yang murah dan sangat diterima lidah. Sesampainya di kost, gw membersihkan diri dan kami langsung lanjut lagi untuk pergi ke kampus terbaik bangsa. Sarcasm yang terihat cringe ini harus bisa diterima. Sebab sahabat gw ini rela melepaskan Jaket kuning yang dipakai selama 1 tahun demi masuk kampus di atas Gunung Pati di jurusan yang baru 2 angkatan. Kalo dalam pacaran ya, Lo tuh kaya kena santet. Nah di pendidikan kaya gini, gw sebagai anak kampus swasta di grogol yang sering kebanjiran dengan harga mencekik itu merasa terhina dan ingin berkata "Begoo bangett sih lo Bungaaaaaaa!" Tapi kembali lagi siapalah gw, selagi dia belum menjadi kaum feminis yang menyebalkan, gw akan dukung terus!
Setelah menemani Bunga ke kampus untuk bertemu dospem, kami langsung tancap gas menuju Candi Gedong Songo. Dalam perjalanan ini, gw mendapatkan hadiah istimewa bahwa HP gw hilang di jalan. Gak tau dimana pastinya, jadi saat tiba di Candi tsb fikiran gw sempat gak fokus. Tapi akhirnya gw lupakan sejenak kejadian itu dan mulai menikmati keindahan tempat tsb.
Sesuai dengan namanya, kawasan ini terdiri dari 9 candi. Dan yang paling disesalkan adalah kami datang sudah terlalu sore. Jadi kesempatan untuk explore candi-candi yang lain dibatasi oleh waktu. Hanya 1 candi yang berhasil gw abadikan seperti gambar diatas. Buat gw hawa didaerah tsb sangat sejuk, mungkin karena sudah memasuki daerah Kabupaten Semarang. Yaa meskipun hanya 1 candi yang berhasil kita datangi, tapi di kawasan tersebut terdapat 1 spot foto bernama Ayanaz Gedong Songo. Kita datang di waktu yang sempurna karena berbarengan dengan Sunset. Ditambah lagi di hari jumat yang tidak terlalu ramai pengunjung. Membuat tempat ini serasa milik kami sendiri. Dengan hasil foto berikut, gw pribadi sangat menyarankan untuk berkunjung ketempat ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 18.30 WIB. Petugas menyarankan untuk segera keluar dari kawasan tersebut. Kami pun langsung tancap gas untuk pulang ke kost Bunga. Buat gw, perjalanan ke Candi Gedong Songo sangat indah dilewati di pagi atau sore hari, tapi begitu malam tiba ditambah berpergian dengan sepeda motor itu gak beda jauh dengan uji nyali. Antara takut setan dan begal orang hahaha. Apalagi kita berdua sama-sama perempuan. Gak berhentinya gw ucap dzikir di dalam mulut dan selama perjalanan pun gw cuma bisa menutup mata. Asli. Setakut itu gw, huh.
Sebelum menutup hari itu, di perjalanan pulang (yang pastinya sudah di daerah kota) kita mencoba untuk kuliner makanan daerah setempat. Banyak makanan yang ditawarkan salah satunya sate kelinci. Buat gw makanan itu masih belum menarik hati dan akhirnya kita lebih memilih makanan standard di setiap daerah, Pecel Lele. Tapi apa yang membuat beda? ya jelas, harga hahaha.
Tiba di kost, gw langsung ambil alih kasur untuk merebahkan badan. Sejahat itu gw sama Bunga. Mengistirahatkan fikiran dan mencerna apa yang sudah terjadi hari ini, lalu teringat sesuatu "Anjrittt, HP Gw ilaaaaang yaakk"
Keesokan harinya, di pagi hari kami urus dulu aktivasi kartu gw di Indosat Oredoo, karena setelah di cek HP gw sudah tidak bisa ditemukan lagi dan sudah mati dari jam 4 sore kemarin. Dalam hati yasudah, keteledoran harus di bayar mahal. Untungnya, Bunga memberikan solusi untuk menggunakan HP nya yg lain untuk sementara waktu. Setelah itu kami mulai menikmati Semarang lagi, datang ke kota tua-nya Semarang. Buat gw ini jauh lebih friendly dibanding kota tua di Jakarta. Para penjual terlihat tidak menggangu kenyamanan pengunjung dan sangat aman jika kita hanya ingin berjalan santai saja. Tersedianya spot-spot foto tidak lupa kita manfaatkan dengan baik.
Perjalanan hari itu ditutup dengan sangat sederhana, makan di angkringan yang tidak jauh dari kawasan Kota Tua tsb. Tapi sayangnya gw gak mengabadikan moment itu, karena diawal gw lebih prefer untuk mengabadikan lewat video. Realitanya, gw ternyata lebih suka menuangkannya dalam tulisan seperti ini.
Perjalanan kembali dilanjutkan ke kost. Kami sudah sama-sama letih tetapi buat gw sendiri hari itu sangat menyenangkan. Kemudian mengakhiri malam dengan obrolan santai sampai kami terlelap dalam tidur.
Kembali pagi lagi di hari ke 3 di Semarang, saatnya gw persiapkan untuk kembali ke Jakarta. Gw rasa sudah cukup untuk menyusahkan dan merepotkan Bunga kali ini. Stasiun Poncol menjadi tempat perpisahan sementara gw dengan Bunga. Gw memilih untuk melakukan perjalanan siang hari dan yang pasti tanpa antimo. Sehingga gw bisa dengan sadar menikmati pemandangan di luar. Bertatap muka dengan penumpang yang datang dan pergi. Sama seperti orang-orang yang sudah masuk ke kehidupan dan memutuskan untuk pergi dengan berbagai macam alasan. Terus apa yang harus gw lakukan? Yang pasti berusaha membuat mereka yang datang sekarang merasa nyaman.
Kereta low budget itu akhirnya tiba di Ps. Senen, perjalanan dari Stasiun tsb ke tempat istirahat gw memang tidak jauh. Jadi gw tidak terlalu merasakan keletihan badan ini. Tapi yang jelas, perjalanan SMRG CITY TOUR with Adila Bunga Tour and Travel was succesfully!
Efek dari perjalanan 3 hari di Semarang ini sangat membuat gw fresh dan semangat lagi untuk memulai kegiatan esok hari. Buat gw, bertemu dengan kawan lama adalah salah satu tempat yang bisa dikatakan sebagai kembali ke 'rumah'. Bunga adalah salah satu sahabat terdekat gw sejak SMA. Banyak hal-hal yang cuma bisa gw ceritakan ke Bunga, karena memang karakteristik setiap teman itu pasti berbeda. Tapi setelah gw sadari, gw dan Bunga bukan tipikal cewek yang suka ngegossip atau suka bercerita tentang dunia cowok. Apa yang kita bahas pasti berhubungan dengan ketertarikan kita terhadap perubahan sosial. Terlebih lagi Bunga sedang menuntut ilmu di sebuah daerah. Gimana dia bercerita perjuangan anak daerah mencari part-time, pandangan anak daerah tentang kemajuan teknologi, topik-topik yang biasa di bahas di tongkrongan. Terlihat sok banget gak sih? Tapi ya gimana, itu kenyataannya. Hehe
Kembalinya gw ke Jakarta adalah sebagai tujuan. Menjalani kehidupan yang super perez ini kadang menjengkelkan. Tapi apa daya, buat gw Jakarta sudah menjadi rumah gw tumbuh dan berjuang. Jadi hanya butuh tempat lain untuk menyegarkan fikiran. So Where is to go next? And whom i go with? Let's see!
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.