INFJ Girl on Wattpad
Hai semuanya, ini adalah cuplikan sedikit Bab 1 dari cerita wattpadku yang berjudul INFJ Girl. Sengaja kutaruh disini sedikit, siapa tahu ada yang tertarik dengan cerita wattpadku. Jika berkenan membaca selanjutnya, kalian bisa mencari sesuai judul atau langsung mencari usernameku @teduhtujuh7
“Lo harus pilih salah satu Yas, pilih gue atau Hana!?”, tanya Alika dengan nada tinggi sambil menangis.
“Gue mau kalian. Gue gak bisa pilih salah satu aja dari kalian, gak bisa Al”, jawab Laras sambil menyeka air mata yang baru saja keluar dari mata indahnya itu.
“Oke kalo lo gak bisa pilih, lebih baik gue yang mundur! Lo juga pasti lebih pilih Hana dibandingkan gue Yas. Udahlah gue capek sama kalian, gue mau pulang!”. Alika pun meninggalkan Laras dan Hana.
“Al kita bisa bicarain baik – baik”, ucap Laras sambil menarik tangan Alika tetapi hasilnya nihil. Alika melepaskan genggaman Laras dan pergi meninggalkannya serta Hana yang hanya mematung tak tahu harus bagaimana.
“Alika!”, teriak Laras tersedu – sedu sambil melihat punggung sahabat yang ia cintai tersebut.
“Alika…”, ucap Laras dengan nada rendah. Untung cuman mimpi batin Laras.
“Ayas, bangun sayang”, panggil Alia sambil mengetok – ngetok kamar Laras.
“Iya bun, ini udah bangun kok”, jawab Laras dengan suara serak karena baru bangun tidur. Laras pun langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Gadis tersebut bernama Laras Putri Fahlia. Seorang gadis yang cerdas dan berparas cantik dengan lesung pipi yang ia miliki. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara, memiliki adik laki – laki bernama Rizky Ramadhan. Gadis tersebut dipanggil Ayas sejak kecil. Kata Alia bundanya Laras, saat itu Laras kecil sulit menyebut namanya sendiri dan akhirnya bundanya lah yang spontan menyebut ‘Ayas’ kepada Laras kecil dan itu menjadi panggilan nya sampai sekarang. Sahabat – sahabat Laras pun memanggilnya juga dengan panggilan Ayas tersebut.
Sebelum berangkat ke sekolah, Laras selalu menyempatkan diri untuk menyiram tanaman miliknya. Tak lupa juga ia memberi pupuk agar tanamannya itu dapat tumbuh besar dan menjadi bunga yang cantik seperti dirinya.
Laras sangat menyukai semua jenis tanaman hias. Semua itu berawal dari ayah sambung Laras yang membelikannya bunga Melati saat mampir di sebuah toko tanaman hias. Dan sejak dibelikan bunga tersebut, setiap 2 minggu sekali Laras mengajak ayah sambung nya untuk membeli bunga yang sampai saat ini telah tumbuh di halaman rumahnya. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah Laras, selalu merasa nyaman apalagi duduk di bangku halaman rumah Laras. Jika dilihat secara keseluruhan, rumah Laras lah yang terlihat sangat rindang karena dipenuhi oleh tanaman hias miliknya.
Setelah selesai melakukan ritual pagi nya, Laras pun langsung menuju garasi dan menaiki motor pribadinya lalu berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Laras disambut hangat oleh Alif dan teman kelas lainnya.
“Hai Laras, pagi – pagi udah cantik aja lo hehe”, ucap Alif teman kelas Laras.
“Eh hai juga, gue masuk dulu ya”, balas Laras lalu tersenyum sambil menampakkan lesung pipinya.
“Hadeh geulis pisan eui! Walaupun belum sarapan ni, tapi gue udah kenyang duluan gara – gara dikasih senyuman manis kayak gitu sama Laras. Hadeh mak mak, doain Alif biar bisa kasih mak mantu yang kayak gitu”, ucap Alif kepada teman – temannya dengan wajah memelas serta berangan – angan menatap langit berharap doanya kelak akan dikabulkan.
“Ah lebay lu! Gak usah gitu juga kali! Kalau mau dapatin calon kayak Laras, rajin – rajin in shalat Tahajjud dan jangan lupa perbanyak dzikir. Udah ah gue mau masuk dulu, mau godain neng Laras”, ucap Amar dengan nada menggoda.
“Sama aja lo ah, dasar memar!”, ejek Alif.
Bel sekolah pun berbunyi, seluruh siswa pun masuk kelas dan memulai pembelajaran sesuai mata pelajaran hari ini. Seperti biasa, guru yang mengajar akan mengisi daftar kehadiran siswa di kelas.
“Alif Aziz”, ucap Miss Mira.
“Hadir Miss Mira”, jawab Alif dengan nada lembut.
“Amar Fauzan”, ucap Miss Mira.
“Hadir Miss”, jawab Amar.
“…”
Miss Mira mulai mengisi daftar kehadiran siswa pagi itu. Hingga di nomor urut 17, Miss Mira memanggil nama siswa ini berulang – ulang kali.
“Laras Putri Fahlia?”, tanya Miss Mira kepada Laras yang saat ini terlihat melamun karena teringat dengan mimpinya tadi. Kok gue bisa mimpi kayak gitu ya? Sumpah gue gak mau sampai itu benar – benar terjadi. Gue sayang sama semuanya, gak ada sedikit pun keinginan yang muncul untuk pilih kasih atau spesialkan salah satu dari mereka batin Laras.
“Yas, nama lo udah dipanggil tuh sama Miss Mira”, bisik Safira teman sebangku sekaligus sahabat Laras satu – satunya di sekolah.
“I i iya Miss, hadir”, jawab Laras yang terkejut karena namanya sejak tadi dipanggil oleh Miss Mira.
“Kamu kenapa Laras? Kok melamun?”, tanya Miss Mira.
“Eng - enggak kenapa kok Miss, maaf Miss hehe”, kekeh Laras. Aduh gara – gara mikirin mimpi yang tadi, gue jadi melamun gini sampe ditegur sama Miss Mira batin Laras. Lalu, Miss Mira melanjutkan mengisi daftar kehadiran siswa. Setelah selesai, Miss Mira pun mulai memberikan materi kepada siswa kelas XI IPS 1.
Jam pembelajaran pertama diawali dengan mata pelajaran Bahasa Inggris. Sebagian siswa di kelas XI IPS 1 merasa malas dan enggan untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh Miss Mira, kecuali dengan Laras. Menurut Laras, pelajaran bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat menyenangkan. Laras mengerjakan tugas dengan santai karena ini merupakan mata pelajaran yang sangat ia sukai. Soal demi soal ia kerjakan dengan sepenuh hati tanpa mengeluh seperti teman – teman kelasnya saat ini. Dalam waktu 10 menit, Laras telah menyelesaikan tugas yang ditulis di papan tulis oleh Miss Mira. Setelah mengumpulkan tugas, Laras pun duduk santai dengan raut wajah yang tersenyum serta tangan yang tidak lagi berkutik dengan alat tulis.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.