Komunikasi, Hambatan dan Harapan.

Komunikasi, Hambatan dan Harapan.
www.freepik.com

Saya pernah nonton film Indonesia yang bergenre komedi romantis. Salah satu adegannya menarik perhatian saya. Dikisahkan ada sepasang kekasih yang selalu putus sambung. Si wanita marah-marah kepada si pria karena tidak terus terang. Dia membawanya makan di restoran mewah tapi ternyata tidak sanggup bayar.

Si pria membela diri dengan mengatakan dia terpaksa melakukan itu karena tidak mau kehilangan si wanita. Jika dia terus terang dan mengajak makan di pinggir jalan lagi, si wanita pasti akan marah karena dia terlalu sering mengajaknya makan di pinggir jalan.

Mendengar itu, si wanita semakin marah. Dia merasa disalahkan. Dia melontarkan kalimat sakti yang kebanyakan diucapkan kaum wanita ( termasuk saya ),

"kamu kok gak ngerti aku? Masa sampai sekarang kamu gak bisa baca pikiranku!"

Si pria menjawab jika dia bukan dukun yang bisa membaca pikiran wanita. Dan akhirnya bisa ditebak lanjutan cerita ini. Ya, mereka putus lagi.

Dari kisah singkat di atas, kira-kira apa yang salah? Komunikasi mereka berdua tidak berjalan dengan efektif, bukan? Nyatanya hal tersebut banyak terjadi di mana-mana. Tidak hanya sepasang kekasih, antara anak dan orang tua, sesama teman bahkan di lingkungan, komunikasi yang tidak berjalan dengan efektif selalu menjadi biang kerok tegangnya suatu hubungan. Bahkan lebih parah lagi, putus hubungan. Malah ada yang sampai berantem.

Pada hakikatnya, apa sih arti komunikasi? Komunikasi dalam pengertiannya berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang bersumber dari kata communis yang berarti sama. Kata sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Jadi komunikasi maksudnya penyampaian pesan antar dua orang atau lebih untuk mencapai kesamaan persepsi. Lalu apa yang bisa menghambat persamaan persepsi tersebut dapat tercapai dalam komunikasi?

Beberapa hal yang pernah saya pelajari, setidaknya ada empat besar jenis hambatan komunikasi, antara lain:

• Hambatan personal.
• Hambatan kultural dan budaya.
• Hambatan lingkungan.
• Hambatan fisik

Mari kita coba bahas satu persatu.

• Hambatan Personal.

Hambatan personal merupakan hambatan yang terjadi pada peserta komunikasi baik pada komunikator dan komunikan. Hal ini bisa disebabkan faktor emosi, sikap, prasangka, stereotyping dan sebagainya.
Contohnya sudah saya berikan di awal pembahasan di atas. Di mana si wanita menuntut agar si pria bisa membaca pikirannya, dan akhirnya mereka putus, lagi.

•  Hambatan kultural dan budaya.

Pada hambatan ini, kita dituntut untuk membuka pikiran kita dalam hal menerima perbedaan nilai, bahasa, kepercayaan serta sikap yang dipegang orang lain menurut kultur dan budaya mereka. Karena dengan memahami hal tersebut, hambatan ini bisa diatasi dengan efektif.

Saya punya pengalaman lucu tentang hambatan kultural dan budaya ini. Waktu kecil, saya pernah menyaksikan saat oma saya yang berasal dari Manado disapa oleh ibu tetangga yang orang Kutai. Jadi, ibu tetangga  bertanya ke oma saya, " hendak ke mana kita?  " ( kamu mau ke mana ). Oma saya menjawab, " kita nentu ngana mo pi mana. " ( saya tidak tahu kamu mau ke mana ).

Setelah agak alot percakapan mereka, akhirnya papa saya menghampiri menengahi, lalu menjelaskan arti kata "kita" ke dalam bahasa masing-masing. Dalam bahasa Manado kata "kita" berarti "saya", sedangkan bahasa Kutai kata "kita" berarti "kamu".
Akhirnya oma dan ibu tetangga tertawa malu. Bayangkan, jika papa saya tidak datang membentu, mungkin mereka bisa berantem gara-gara kata "kita".

• Hambatan Lingkungan.

Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia atau pesarta komunikasi. Hambatan lingkungan mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan serta waktu.

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sulit diterima jika ada polusi suara atau karena ada suara bising. Lokasi pengirim dan penerima pesan yang berjauhan bisa menyebabkan informasi tidak diterima dengan jelas.

Perbedaan waktu di beberapa negara juga bisa menghambat komunikasi. Pengalaman saya berkomunikasi dengan keluarga di luar negeri misalnya, bisa menjadi contoh hambatan lingkungan. Saya di Indonesia sudah tengah malam, sedang di Eropa, sepupu saya masih tengah hari. Saat dia menelepon, saya pasti berbisik-bisik karena tidak ingin membangunkan seisi rumah, sedang dia di sana ribut. Tentu tiap pesan yang saya sampaikan tidak diterimanya dengan jelas. 


• Hambatan Fisik.

Efektivitas komunikasi juga dapat dipengaruhi oleh gangguan fisik. Biasanya mencakup jarak antar individu, radio, media masa, dan panggilan telepon. Untuk masa sekarang, hambatan ini umumnya dapat diatasi.


Dulu untuk mengatasi hambatan fisik, orang sering menggunakan hewan, burung merpati misalnya, sebagai sarana mengirim pesan. Dengan berjalannya waktu, sarana yang digunakan semakin berkembang.

Dengan memahami hambatan komunikasi yang sudah diuraikan di atas, kita bersama bisa belajar bagaimana agar komunikasi bisa berjalan lebih efektif.

Setidaknya ada beberapa tanda bahwa komunikasi berjalan efektif, antara lain:
• Antara komunikasi dan komunikan mencapai pengertian yang sama. Contohnya seperti kisah oma dan ibu tetangga saya yang akhirnya mengerti dengan kata "kita".

• Komunikasi yang baik bisa memberi kesenangan. Contoh paling sederhana, saat kita menanyakan kabar seseorang dengan tulus atau mengucapkan kata penyemangat, tiap ucapan tersebut bisa menghangatkan hati yang mendengarkan. Komunikasi ini bisa menciptakan hubungan yang hangat, akrab dan menyenangkan. Hal ini sering terjadi pada saya dan suami jika komunikasi kami sedang berjalan tidak baik. Semarah-marahnya saya, jika suami sudah mengatakan "i love you" berkali-kali, akhirnya mencair juga emosi saya.

• Komunikasi yang baik bisa memengaruhi sikap, dalam arti menjadi lebih baik.
Misal, saat guru mengajak para muridnya untuk lebih mencintai ilmu pengetahuan, atau para pemuka agama mendorong jemaat untuk beribadah lebih baik.

Dalam hal mengatasi hambatan fisik komunikasi, saat ini untungnya Indonesian sudah termasuk dalam negara yang memiliki teknologi tinggi. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yaitu Telkom turut membantu mengatasi hambatan tersebut. Dengan berbagai produk andalan seperti IndiHome dan Telepon Tetap ( PSTN ), hambatan tersebut tidak menjadi halangan. Sekarang kita bisa tetap berkomunikasi walau jarak berjauhan.

Saya jadi teringat dengan tulisan salah satu founder The Writers yaitu Budiman Hakim yang berjudul " Aku Kangen Pada Rindu" yang di post di Facebook.

Tulisan tersebut mengisahkan tentang bagaimana dia menahan rindu pada sang kekasih hati saat berjauhan di luar negeri atau dinas ke luar kota. Pada saat itu, komunikasi masih tergolong sulit. Tak hanya menghadapi kendala waktu, tapi sarana berkomunikasipun masih cenderung terbatas dan mahal.

Namun sekarang, setelah kemajuan teknologi mendominasi, kendala komunikasi tersebut bisa dengan mudah diatasi. Mereka bisa saling video call, berkirim pesan via pesan instant dan media sosial atau telepon via Internet.

Dengan adanya teknologi di masa pendemi ini, komunikasi tetap bisa berlangsung dengan lancar. Anak-anak tetap bisa bersekolah via online, para orang tua bisa kerja dari rumah, bahkan bagi para pasien yang di isolasi tetap bisa melepas rindu via video call. Dan ini semua bisa terwujud berkat keberadaan Telkom di negara ini. Saya pikir semua dari kita pasti mengalami hal yang sama bukan? Bahwa komunikasi sekarang lebih mudah.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri,  sehingga tiap manusia pasti ingin berhubungan dengan orang lain secara positif.
Bersikap terbuka dan memahami tiap hambatan dalam berkomunikasi, kita semua diharapkan dapat menerapkan komunikasi dengan lebih baik. Ingatlah, semua masalah dapat diselesaikan dengan KOMUNIKASI.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.