Lima tahun lalu, pada tanggal yang sama dengan hari ini, gue bangun dengan perasaan aneh. Hari sudah nggak terlalu pagi, karena semalam aku tak bisa tidur sampai subuh, seperti juga beberapa malam sebelumnya. Lalu, tiba-tiba aku teringat sebab aku sulit tidur sekian malam itu. Kuraih hp dengan tergesa, dan, ya, apa yg kutakuti kudapati di sana. Kabar kepergianmu...
Harusnya aku cepat-cepat bersiap berangkat. Tapi, yang kulakukan malah menarik selimut yang tercecer di lantai. Tapak kakiku terasa dingin. Badanku kaku. Air mata kering saja, tapi hati terasa sedih tak terperi. Kulihat kelipan telepon masuk pada HP yang ku-silent. Nama pemanggilnya seseorang yang sangat dekat di hatiku. Dengan takut, kujawab telepon dan kusapa dengan lemas.
"Tante Nina sudah tahu kan kabar Bapak," kata anakmu dengan sangat hati-hati.
Ah, tegar sekali gadismu itu! Mestinya aku yang melindunginya. Dia baru saja kehilangan orang tercintanya, tapi malah ia yang menjaga hatiku.
Setelah pembicaraan singkat, aku tak langsung bangkit dan keluar dari selimut. Melalui WA, aku membuat janji dengan beberapa orang pentingmu terlebih dahulu, sebelum bersiap pergi. Aku yakin kau mau mereka hadir, dan aku tahu penting buat mereka untuk hadir, dan mengantar sang Bapak ke peristirahatan terakhirnya.
Tak terasa, lima tahun sudah sejak saat itu. Sejak saat kau melanjutkan hidup di alam sana. Dan, mengenalmu, aku yakin kau pasti tertawa membaca tulisan melo-melo nggak jelas ini. Biarin, Tin!
Doaku, semoga di alam sana kau masih bisa menikmati bentoel biru kesukaanmu. Tabik!
![????](https://fonts.gstatic.com/s/e/notoemoji/15.0/1f4aa/32.png)
=^.^=