Sholat Jumat

Sholat Jumat

Ngga berasa tau-tau udah Jumat lagi. Sebenernya saya lagi males banget ke mesjid tapi karena ini bulan puasa, ya udah, kita ikutin Nike aja: Just do it!

Untungnya imamnya baca surat-surat yang pendek, yaitu Al-Kausar dan Al Ikhlas. 'Tumben.' Saya bergumam dalam hati. Biasanya imam memilih surat yang panjang-panjang. Pernah ada imam yang baca surat panjaaaaang banget sampe pikiran saya mengembara ke mana-mana. Bahkan sampe sempet ngelamun jorok. Astaghfirullah...

Selesai sholat, saya gak buru-buru pulang. Biasanya valetnya lama karena begitu banyak jemaah yang pake jasa mereka. Untuk mengisi waktu, saya ambil gadget dan mulai ngedit-ngedit foto dan video sambil belajar memakai teknologi AI.

"Belom pulang, Mas?" Tiba-tiba sebuah suara menyapa.

Saya menengok ke arah sumber suara dan ngeliat seorang anak muda berdiri sambil tersenyum dengan muka ramah.

"Bentar lagi. Nunggu sepi biar gak macet," sahut saya.

"Ah, sekarang pasti udah sepi," kata orang itu lagi tanpa kehilangan senyumnya.

"Mas sendiri kok belom pulang?" tanya saya berbasa-basi.

"Saya kan Imam sholat. Jadi sebisa mungkin pulang paling belakangan." sahut anak muda itu lagi.

"Oh ya? Mas imam sholat jumat barusan?" tanya saya sambil mengulurkan tangan.

Kami berdua berjabatan tangan. Jadi ini imamnya toh? Masih muda banget? Pantes tadi baca suratnya cuma Al-Kausar dan Al ikhlas, pikir saya suudzon.

"Iya, Mas. Kenapa?" tanya Sang Imam.

"Gapapa. Tapi saya suka aja, Mas tadi baca surat yang pendek. Jadi saya gak ngantuk," kata saya menyindir dengan sopan.

"Oh...itu. Jadi begini Mas. Tadi pas sampe mesjid, ada kakek-kakek jalannya pincang pake tongkat. Pas saya bantu memapah, dia berteriak katanya pinggangnya sakit."

"Lalu apa hubungannya sama surat yang pendek?"

"Jadi saya sengaja milih surat yg pendek, biar Kakek tadi gak terlalu lama berdiri. Berdiri lama tanpa tongkat pasti dia kesakitan sekali."

"Oh begitu..." Waduh sekarang saya yang merasa bersalah karena telah suudzon sama imam ini.

"Iya begitu, Mas. Sholat itu kan bersyukur pada Allah. Kalo saya baca surat yg panjang, saya malah mendzolimi makmum saya sendiri."

Saya terdiam dan mengangguk-angguk. Kagum banget sama imam ini. Begitulah seharusnya seorang pemimpin. Gak mikirin diri sendiri. Tapi mikirin orang yang dipimpinnya. Luar biasa!

Hal Ini kelihatannya sepele loh tapi coba kalian perhatiin, saya yakin imam-imam lain nggak kepikiran merhatiin makmumnya sebelum memutuskan surat apa yang dia akan bacakan.

"Maaf, Mas. Saya pulang duluan gak papa ya?" kata imam itu lagi.

"Oh ya, silakan."

Setelah saling mengucapkan salam, dia pun pergi. Hari itu saya sadar, sholat Jumat bukan cuma soal doa kita ke Allah, tapi juga kepedulian pada sesama manusia.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.