Dialektika: Solusi Terwujudnya Masyarakat Yang Akur
Muara dari berdialektika adalah suatu kemajuan

Dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita dituntut untuk selalu akur dengan orang lain, baik dalam hal kecil maupun hal besar. Namun, tidak jarang kita menjumpai fenomena-fenomena yang jauh dari kata akur. Hal tersebut disebabkan karena adanya berbagai perbedaan di dalam kehidupan masyarakat. Perbedaan itulah yang menyebabkan masih adanya masyarakat yang tidak akur antara satu sama lain.
Adanya suatu perbedaan dikenal juga sebagai kontradiksi. Menurut KBBI, kontradiksi adalah pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan. Kontradiksi yang sangat lazim dijumpai dalam kehidupan masyarakat biasanya seperti perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, perbedaan cara, dan perbedaan pilihan. Perbedaan-perbedaan itulah yang dapat menyebabkan masyarakat tidak akur. Padahal dalam kehidupan sosial, kontradiksi adalah suatu hal yang wajar karena menandakan masyarakat yang ada di dalamnya berperan aktif dalam berpikir sehingga mereka memiliki gagasannya masing-masing. Persoalannya tinggal bagaimana mereka menyikapi kontradiksi tersebut.
Masyarakat yang bersikap bijak dalam menyikapi kontradiksi justru akan menghasilkan keakuran bahkan suatu kemajuan dalam masyarakat itu sendiri. Hal tersebut berdasarkan pendapat Friedrich Hegel tentang kontradiksi. Hegel berpendapat bahwa kontradiksi itu adalah hal yang penting untuk kemajuan ide-ide. Selain itu, Hegel menyatakan bahwa hanya melalui kontradiksi dan ketidaksetujuanlah maka kemajuan akan dicapai. Senada dengan Hegel, Karl Marx juga memiliki pendapat yang bermakna serupa. Bapak komunis dunia itu berpendapat bahwa kontradiksi akan selalu dicari karena itu adalah jalur menuju kemenangan. Lalu, kontradiksi seperti apakah yang dapat menghasilkan kemajuan?
Kontradiksi dapat menghasilkan kemajuan jika masyarakat dapat dan/atau mampu untuk berdialektika. Dialektika menurut Hegel yaitu suatu proses di mana pandangan atau opini yang saling bertentangan dapat didamaikan satu sama lain untuk menentukan kebenaran. Jika dikaitkan antara kontradiksi dan dialektika ala Hegel, kedua hal tersebut saling berhubungan.
Kontradiksi dapat didamaikan oleh dialektika sehingga mampu menciptakan suatu kesepakatan. Kedua hal ini dapat diterapkan oleh masyarakat dalam menyikapi kontradiksi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, perbedaan cara, dan perbedaan yang lainnya dapat didamaikan dengan cara berdialektika atau berdialog. Proses dialog tersebut mempertemukan opini-opini masyarakat yang saling bertentangan dan mencari jalan keluar hingga mencapai kesepakatan bersama. Dialektika bukan untuk menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah. Muara dari berdialektika adalah suatu kemajuan.
Masyarakat harus bersikap bijak dalam berdialektika. Bijak dalam artian menggunakan akal budi yang sehat, bukan menggunakan sikap ego. Namun sayangnya, sikap ego itulah yang justru menghambat kebanyakan masyarakat untuk berdialog. Ego yang tinggi menimbulkan sikap mental yang ingin menang sendiri. Sudah seharusnya sikap seperti itu diminimalisir dalam kehidupan bermasyarakat agar terciptanya proses dialektika yang menghasilkan kemajuan.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.