NATAL SU DEKAT (Don't Worry, Be Happy)

Kenangan yang indah seringkali terlupakan karena kita lebih sering merasakan kesedihan dan mengingat kenangan yang tidak menyenangkan, namun terkadang kenangan manis mencuat tanpa kita sadari karena terpicu satu moment kecil yang berkesan

NATAL SU DEKAT (Don't Worry, Be Happy)
Don't worry be Happy, Why worry when you can be Happy???
NATAL SU DEKAT (Don't Worry, Be Happy)

NATAL SU DEKAT (Don't Worry, Be Happy)


Kenangan masa kecil di kampung halaman, bertahun-tahun yang lalu terasa seperti baru kemarin dilewati, saya baru menyadari kalau dihitung ternyata sudah lebih dari 30 tahun berlalu (ups, ketahuan angkatannya hehehe). Aura Natal di kota kecil Bajawa, selalu hadir dalam ingatan dan memicu munculnya potongan kenangan-kenangan dan aroma manis yang melengkapinya. Hampir setiap tahun, di awal bulan Desember, suasana menyambut Natal sudah terlihat dari cantiknya rumah-rumah ibadah, rumah sanak saudara yang Kristen dan toko-toko berhias meriah, dengan tema Natal, mengingatkan awal persiapan sebulan dimulai. 

Bagi umat Kristiani, bulan ini adalah bulan berkah, menyambut hari lahir Yesus Kristus, Sang Penyelamat dunia dengan penuh sukacita dan meriah. Kami menyebutnya Pesta Natal.
Persiapan batin pada masa Adven, yang merupakan masa  penantian dan pengharapan, biasanya diisi dengan berbagai kegiatan rohani seperti doa keluarga di rumah, doa kelompok, latihan koor/ paduan suara, drama  dan misa/ kebaktian setiap minggu di tempat ibadah yang dimulai dari awal bulan selama 4 minggu, dan berakhir pada malam Natal. Kata Adven berasal dari Bahasa  Latin 'adventus' yang berarti datang, atau kedatangan Kristus.

Persiapan yang tidak kalah serunya tentu saja di rumah masing-masing. Bapak-bapak dan anak lekakinya sibuk mempercantik rumah, pembersihan massal istilahnya, yaitu mulai dari kegiatan merapikan pagar sampai di dalam rumah, biasanya ada saja bagian rumah yang perlu di cat ulang atau di servis. Untuk hiasan dalam rumah biasanya dibuatkan hiasan kandang Natal/ Bethlehem  lengkap dengan patung-patungnya untuk menggambarkan suasana saat Kelahiran Yesus dan tentu saja pohon cemara asli (sekarang lebih praktis-pakai yang plastik) sebagai pohon Natal dengan hiasan-hiasan cantik dan lampu kerlap kerlip. 

Perayaan Natal yang berkesan buat saya adalah ketika saya masih SD, berarti sekitar tahun 1980 an, masih sangat terasa kesan Natal di kota kecil, walau kadang saat flashback seperti ini, saya berpikir bahwa karena masih anak-anak jadi semua hal terasa wah, bahkan hal sepele atau peristiwa-peristiwa kecil yang menyertainya. Entahlah, tetapi saat inipun saya masih menikmati dan setiap kenangan itu datang, selalu ada potongan kenangan baru yang melengkapi ingatan-ingatan yang bermunculan tiba-tiba, seakan berlomba memancing kenangan atau cerita lainnya.

Tidak ketinggalan pemanis nya, apa coba? bisa menebaknya? hehehe... Kalau ini tugas para ibu dan anak perempuannya, pembagian tugas yang konon sesuai kodrat lahiriah walau jaman sekarang sudah banyak bergeser, dengan alasan kesetaraan gender, emansipasi, hak asasi atau apalah itu, buat saya selama itu tidak menyebabkan perang dunia, why not? 
Apalagi, kalau bukan kue Natal, yang terdiri dari aneka kue kering (yang harumnya sampai ke tetangga), kacang bawang enak gurih (yang berarti siap bikin keriput jari, saat berjam-jam membantu mama, mengupas kulit ari kacang tanah yang berwarna kecoklatan itu, pencet kacang istilah yang terkenal),  bolu legend mulai bolu susu, bolu gulung, bolu zebra dan teman-temannya(jaman mixer langka, siap dopo kue sampe do’o; dopo kue berarti mengocok telur dan bahan lainnya hingga siap, menggunakan pengocok telur stainless manual yang berbentuk spiral; do'o artinya pegel atau capek ). 

Kalau beruntung, mama masih ada energi lebih, berbagai masakan istimewa yang bikin naik berat badan, wkwkwk walaupun itu berarti extra tenaga untuk siap bantu kupas bawang yang memerihkan mata-tapi tetap harus dijalani (mengingat sedapnya telur bumbu balado dan taburan bawang merah yang harum diatas masakan istimewa), kupas kentang, kupas telur rebus yang kalau lecet kulitnya boleh masuk mulut sebagai bonus hahaha ternyata kunci mengupas telur yang mulus sederhana sekali; begitu telur matang, langsung diangkat dan direndam air dingin/ es setelah kulit telur mendingin baru dikupas, iris-mengiris daging berbentuk kotak dengan ukuran seragam kurang lebih 1 cm untuk sambal goreng sampai menguleg bumbu, sayangnya blender belum sampai peredarannya di rumah kami kala itu.

Untuk serundeng, urap dan nasi kuning dan berbagai masakan berbahan kelapa dan bersantan, yang paling seru adalah acara memarut kelapa, dengan parutan tangan untuk pemula dan kukur/ regu untuk yang ahli, perbedaaannya terletak pada kelapa yang digunakan, untuk kelapa kupas diparut tangan memakai parutan besi/ stainless, sedangkan kelapa belah yang masih ada tempurungnya diparut dengan kukur/ regu dengan posisi duduk seperti orang naik kuda (kukur/regu adalah sebutan untuk parutan stainless dengan dudukan seperti dingklik kayu berkaki dua). Kukur/ regu adalah alat wajib ada di setiap dapur selain pisau, talenan dan teman-temannya, selain untuk memarut kelapa bisa digunakan sebagai dingklik. Istilah regu sering dipakai sebagai ejekan, untuk orang yang tidak punya mobil atau duit, contohnya, si A cerita, " Aduh, liburan ini pengen ke Bali tapi gak punya duit" biasanya disahutin sama yang lainnya, "Naik regu sa, hahaha".

Tidak kalah penting, kalau ada rejeki lebih tentu saja, dapat jatah baju dan sepatu baru 
walaupun kadang hasil lungsuran dari kakak-kakak/ saudara, pokoknya bau baru dan rasanya spesial,  bajunya istimewa karena namanya baju Natal berarti dipakai hanya saat istimewa seperti ke gereja atau pesta saja, biasanya agak mewah dan bahannya bukan jeans. Sejak kecil, kami diajarkan untuk membedakan penggunaan pakaian, contohnya baju rumah adalah baju yang dipakai sehari-hari, baju seragam untuk sekolah atau ke kantor biasanya resmi dan berbahan katun, baju olahraga berbahan kaos dan longgar; baju tidur lain lagi dan tentu saja dipakai saat tidur umumnya berbahan kaos, setelan training atau piyama. 

Hal ini sangat berbeda, bila saya bandingkan dengan saat saya kuliah ke kota Denpasar tahun 1993, satu baju bisa dipakai ke berbagai acara, ya ke kampus, ke gereja, ke pesta, ke rumah teman, juga ke mall; awalnya merasa risih juga kalau melihat orang memakai baju kaos dan celana jeans ke kampus bahkan ke gereja, namun akhirnya terbiasa.  Satu hal menarik, sejak pandemi saya perhatikan trend berbalik, baju tidur naik daun, karena bisa dipakai ke mall, ngantor, ke pasar, ke pesta (mungkin ada yang tahu trend pajama's party), dan bahkan ke gereja; mungkin karena modelnya berkerah dan berkancing dan padanannya celana panjang, atau karena praktis, entahlah. Satu hal yang masih jadi pertanyaan, apakah baju tidur itu juga dipakai tidur?

Natal identik dengan perayaan/ pesta dan tentu saja berarti liburan panjang hingga selesai Tahun Baru, tidak hanya yang merayakan saja yang gembira, yang tidak merayakan pun ikut merasakan euforianya dan turut serta berpartisipasi, libur tlah tiba... Acara dimulai tgl 24 malam diawali misa/ kebaktian,  setelah itu biasanya dilanjutkan acara makan bersama keluarga besar.
Kegiatan silahturahmi/ mengucapkan selamat umumnya dimulai keesokan harinya tanggal 25.
Keliling kota, mulai dari keluarga dekat, keluarga besar, keluarga jauh, tetangga, kenalan, rekan kerja dan handai taulan, serunya di tempat kami, ada namanya Natal kedua, yaitu sehari sesudah Natal, sama serunya dengan hari pertama, yang tentu saja masih diisi dengan kegiatan silahturahmi keliling.

Jaman sekarang, lebih simple dan tidak pakai ribet, mengingat kesibukan semua anggota keluarga, persiapan tidak seheboh dahulu, yang penting makna dan pesan Natal sampai  
ke setiap insan. Trend kartu ucapan menurun drastis dan digantikan ucapan lewat Whatsapp, Facebook, telegram ataupun mesenger. Begitu juga kegiatan seru membuat kue dan masakan, banyak pilihan cake shop and bakery, jasa catering bahkan pedagang online bermunculan menjawab kebutuhan pemanis dan pelengkap acara keluarga, tidak perlu waktu sebulan menyiapkannya, saat ini butuh, tinggal pencat pencet aplikasi pemesanan online, makanan atau barang yang dipesan dikirim sampai ke tangan anda. 

Sejak Tahun 2000, orang tua saya pindah ke kampung halaman papa dan terakhir kali saya tinggal di Bajawa adalah sekitar tahun 2000, otomatis sejak saat itu, saya belum pernah balik ke Bajawa hingga saat ini. Kampung halaman berikutnya adalah Maumere, bila dibandingkan dengan Bajawa, Maumere lebih luas wilayahnya dan lebih padat penduduknya, kalau di kota Bajawa tidak sampai sehari bisa mengelilingi area kota, di Maumere mungkin perlu waktu seharian-sayangnya saya belum berhasil mencobanya, liburan berikutnya akan saya coba. 

Maumere terkenal dengan sebutan kota Nyiur Melambai dengan pantai-pantainya yang indah, di antaranya Pantai Sikka,  Koka, Waturia, Krokowolon dan tentu saja pantai Tanjung Kajuwulu yang tersohor dengan Bukit Salib nya. Pantai biasanya identik dengan pohon kelapa yang dikenal juga dengan istilah nyiur. Nyiur melambai melambangkan majas personifikasi, dimana gerakan daun kelapa yang naik turun tertiup angin digambarkan seperti orang melambai. Maumere adalah kota yang beriklim tropis dan cenderung panas dengan suhu rata-rata 23 sampai 30 derajat Celcius, sedangkan Bajawa walaupun beriklim tropis, namun udaranya sejuk dan suhunya berkisar 12 sampai 26 derajat Celcius.

Area maumere, yang cukup akrab buat saya adalah Pasar Nelayan Wuring, pasar ini mempunyai daya tarik tersendiri karena sangat unik, letaknya di atas permukaan laut. Kampung Wuring didiami oleh sebagian besar keturunan suku Bajo dan Bugis yang bermata pencaharian sebagai nelayan, rumah tempat tinggal mereka sangat khas, dengan model rumah terapung yang tiang-tiangnya ditancapkan di dasar laut, terus terang saya belum pernah merasakan tinggal diatas laut seperti itu, kelihatannya patut dicoba, hehehe itung-itung belajar adaptasi sebelum ke Maldives ya. Ikan segar dan hasil laut yang beraneka ragam menghiasi pondok-pondok tempat berjualan di perkampungan ini. Rumah kami di Maumere terletak di dalam kota, dan tidak jauh dari pantai, hanya 5 menit berkendara dari rumah sudah bisa menemukan pantai, berbeda dengan rumah kami saat di kota Bajawa, yang cukup jauh dari pantai, kurang lebih satu jam berkendara ke arah luar kota baru menemukan pantai terdekat. Di saat hari libur biasanya kami sekeluarga pergi ke Aimere.

Suasana Natal di kota Maumere tidak jauh berbeda dengan Bajawa dan kota-kota lain di Flores pada umumnya, karena sebagian besar penduduknya beragama Khatolik dan Kristen. Sejak awal bulan Desember, kemeriahan Natal sudah terlihat dari hiasan dan pernak-pernik Natal. Rumah, perkantoran, gereja dan jalan-jalan bersolek cantik menyambut hari istimewa penuh berkah dan keceriaan.

Aneka kue dan camilan,selalu merupakan pelengkap hari raya dan acara silahturahmi, disamping hidangan makanan yang khas dan sedap. Berbeda dengan Bajawa yang tidak mempunyai kue khas daerah, Maumere mempunyai kue khas Maumere yang dikenal dengan nama Lekun, sepintas bahan dasarnya mirip dodol, yang terdiri dari adonan tepung beras biasa dan tepung beras ketan hitam, santan, kelapa dan gula aren, namun cara pembuatannya sangat berbeda dan tergolong istimewa, yaitu dengan cara mencampur semua bahan menjadi adonan dan menempatkan adonan ke dalam bambu yang sudah dibersihkan kemudian di bakar hingga matang. Cara menyajikannya adalah dengan cara dipotong-potong agak tebal, setelah mengeluarkannya dengan membelah bambunya. Jika anda mencobanya, dijamin sedap dan manisnyanya lengket dalam ingatan.

Saat ini, saya tinggal di Kota Denpasar dengan suasana yang jauh berbeda, namun potongan kenangan sebagian cerita masa kecil saat Natal di dua kota dengan masa yang berbeda tetap menjadi bagian yang menarik dan membawa kebahagiaan tersendiri, saat mengingatnya. Semua itu, menyadarkan saya bahwa tidak ada yang bisa lebih membahagiakan kita selain diri dan perasaan kita sendiri; seperti anak kecil yang selalu exciting terhadap hal-hal kecil dan menyimpan potongan-potongan menarik dan indah dalam hati dan pikirannya kemudian mengeluarkannya kembali saat merasa sedih/ kecewa sehingga bisa melupakan bahkan memaafkan semuanya dan ceria kembali.

Kata Natal berasal dari Bahasa Portugis yang berarti kelahiran, dalam Bahasa Inggris Christmas; yang biasa ditulis Xmas dimana dalam Bahasa Yunani X adalah huruf pertama kata Christos; dalam Bahasa Prancis dikenal dengan istilah Cristes Maesse, dirayakan secara umum di seluruh dunia oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember sejak abad ke 5, diperkenalkan oleh Sextus Julius Africanus (tahun 221), walaupun ada beberapa gereja Ortodoks merayakannya pada tanggal 6 Januari atau 7 Januari. 

Mengapa Natal diperingati secara istimewa? Karena Natal yang berarti kelahiran itu, sebagai momen introspeksi yang mengingatkan kembali hakikat kita sebagai manusia untuk memperbaiki hubungan pribadi dengan Tuhan, sesama dan alam semesta agar kelahiran kita dalam siklus kehidupan ini bermakna dan menjadi berkat. Don't worry bila hidup belum bermakna, berbuat baiklah dan tetap menjadi baik, be Happy karena saat ini kita masih diberi berkat kesehatan dan hidup yang baik serta masih bisa merasakan kebahagiaan.

Selamat menyambut Natal, untuk teman-teman yang merayakan dan selamat berlibur untuk yang tidak merayakan; semoga cinta, damai dan harapan selalu menjadi tujuan hidup kita.
Have a great Holiday everyone, sending love and hugs, God bless you all

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.