CUMAK GUYON YA ALLOH

CUMAK GUYON YA ALLOH
Malam minggu kemarin, bang Mandor pulang dini hari. Target pengecoran lantai tiga harus selesai malam itu juga, yang jadi sebab.
Mukanya kelihatan capek, namun sejak sore gairahnya tinggi. Semoga istrinya cukup mengerti.
Tiba di rumah, Mumun istrinya dan anaknya sudah bobo. Istri tidur dengan daster biru yang tersingkap tinggi, hingga menampakan seluruh bagian bawah tubuhnya yang mulus. Detak jantung Mandor meningkat tajam.
Jiwanya berdendang girang membawakab lagunya Ahmad Dhani,
"Di...setiap dekat kamu...mengapa jantung ku...berdebar, berdebar lebih kencang...seperti genderang...mau perang,"
Namun, begitu melihat wajah Istrinya, rasa kasihan timbul. Wajah layu, mungkin lelah karena urus anak dan rumah tangga.
Sudahlah, malam Jum'at juga sudah, sih. Sebelumnya malam Rabu, sebelumnya lagi Senin siang. Kata bijak hati Mandor.
Tanya aja, normal beqgituan seminggu berapa kali, ya?
Ada yang bilang makin sering gituan, membuat wajah awet muda, apa iya? Trus apa kalau sering banget, bisa balik jadi remaja?
Mandor bimbang, bolak balik antara keinginan dan kebijakan. Gituan atau ga, ya? gituan gak, gituan gak. Halah, mandi dulu deh.
Selesai mandi.
"Dek, Abang sudah pulang," bisik Mandor membangunkan sambil mengelus kening Istrinya,
"Maaf, Bang, Adek ketiduran, sampai ga dengar Abang pulang," Istri Mandor bangun seraya mencium pipi.
Aroma wangi badan Istri memompa gairah Mandor. Namun masih sungkan ngomongnya. Dia mikir gimana caranya, hasrat ini sempurna.
"Dek, perasaan, minggu ini ngerasain kopi susu buatan Adek, baru sekali," kata Mandor dalam usaha ke arah sana.
"Masa sih, tadi pagi Adek buatin, kok, ya udah, Adek buatin lagi sekarang," jawab Istri mandor dengan suara mendesah dan kembali mencium pipi dan bibir Mandor, cup, langsung berdiri melangkah menuju dapur.
Mandor diam terpaku namun hasrat makin bergejolak. Tolong belah dadaku, Dek, pliss, biar tahu apa maksudku. Kata mandor dalam hati, sambil melepaskan nafas panjang.
Tak lama Istrinya masuk lagi, ngasih tau kalau kopi susu sudah jadi, ada di meja makan. Sekalian Ia minta izin tidur duluan karena merasa sangat lelah.
Tamat dah, kata Mandor dalam hati. Ya, sudah lah, besok siang aja. Besok kan off.
***
Setelah sholat Subuh, Mandor tidur lagi. Apa dia ga tau, tidur setelah Subuh menjauhkan rezeki.
Bangun jam tujuh, rumah sudah sepi. Ruang tengah dan dapur berantakan bekas aktifitas pagi. Istri yang dicari sudah ga ada di rumah. Dia ambil HP dan baca WA dari Istri, bunyinya begini.
"Assalamualaikum Abang. Adek antar Mas latihan, lanjut acara ibu-ibu pengajian, pulang bakdha ashar. Maaf tadi ga sempat buat kopi susu sama sarapan. Jajan aja, ya, Love U."
Batal maning dah, gerutu Mandor.
Ya Alloh, punya bini begini amat. Coba kalau bini rajin kayak TKI Arab, trus wajah kayak Dian Pelangi, goyangan kaya Inul Daratista, Suara kaya Via Valen. Ga kebayang rasa sukur Gue.
Ya, Alloh, hanya Engkau yang tau rasanya kalau lagi kek gini. Kalau mau pergi ninggalin soto hangat, kek.
Hah, Mandor berjalan menuju teras rumah menenangkan diri.
***
"Bang, Bini belom pulang antar anak? nih, Dian kasih soto ayam hangat, Dian masak agak banyak,kok,"
Suara Dian janda kembang tetangga, yang suaranya mirip Via Valen, mengagetkan lamunan Mandor.
"Belon, kayaknya langsung acara kemana, gitu," jawab Mandor sambil tersenyum manis.
"Oh, gitu, ya udah, Dian yang gantiin mangkok sotonya deh. Abang duduk aja, pamali, laki ngurusin dapur," kata Dian langsung masuk rumah menuju dapur, meninggalkan tawa renyah dan aroma janda.
Karena lama ga keluar, Mandor menyusul ke dapur.
"Yaelah, Bang, bini Lo kayaknya bangun kesiangan, yak, tempat berantakan gini. Dian siapin sarapan dulu, deh, sekalian bikinin kopi, tolong telponin, bilang Dian yang siapin sarapan, ga bakal marah, Dia,"
Dian bicara sambil sibuk bikin kopi dan siapin sarapan.
Sementara Mandor serius mikir.
Apa ini yang disebut kode alam? Bisik batinnya.
Namanya Dian, Rajin kayak TKI Arab, waktu ngaduk kopi pantatnya goyang goyang mirip Inul, semangkuk soto hangat, pas banget dengan omongan tadi.
Sebelum otak jadi lebih ngeres, Mandor kembali ke teras dan mengadu.
"Ya Alloh, giliran mikir kek gini langsung aja dikabulkan, maaf Ya Alloh, maaf, tadi cumak guyon, ga serius, ga pengen kok yang kayak Dian Pelangi, kaya TKI Arab, yang goyang kaya Inul. Becanda, ya Alloh, becanda, sumpah,"
***
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.