Cursing the Darkness, and ....

Cursing the Darkness, and ....
WPAP by mbleg (dari Pinterest)

Banyak orang tidak suka gelap. Begitu listrik mati tanpa permisi di malam hari, orang gedubrakan nabrak-nabrak mo cari lilin. Anak-anak kecil (ada juga dewasa) ketakutan dalam gelap. Sepertinya hanya pendekar dan penjahat yang stay cool dalam gelap.

Gelap identik dengan sesuatu yang jelek, buruk, horor, jahat, mengerikan, pokoknya yang tidak baik. Banyak orang tidak suka. Padahal, baik atau buruk, seringkali bergantian pada kondisi apapun. Lelaki berwajah ganteng yang jahat itu banyak. Sama banyaknya dengan perempuan buruk rupa yang berhati emas.

Ada baiknya kita belajar dari tokoh-tokoh bijak. Mereka sering menempatkan kegelapan pada porsinya. Beberapa bahkan bisa melihat lebih jauh.

Darkness is your candle, begitu kata Rumi.

Only in the darkness, can you see the stars, kata Martin Luther King, Jr.

Dan, tentu saja, hari ini, tiap 21 April, kita diingatkan: Habis Gelap Terbitlah Terang.

Kartini, tidak tinggal diam melihat ketidakadilan dialami anak-anak perempuan di lingkungannya di zamannya. Ia bikin sekolah dan menjadi guru. Privilese yang ia miliki, ia manfaatkan untuk membantu yang terpinggirkan. Kartini surat-suratan dengan para sahabatnya, demi keterbukaan pikirannya.

Tidak akan ada yang berubah dalam hidup kita, jika kita tidak melakukan sesuatu yang berbeda dari yang kita lakukan. Begitu kata bijak yang lain.

Jadi, suka tidak suka, yang namanya gelap selalu ada. Itu alami. Tetapi kita tidak perlu terus-menerus mengutuki kegelapan. Light a candle. Nyalakan lilin. Supaya usai kita mengambil pembelajaran dari gelap, kita memperbaiki diri dan merasakan terang. 

Kalo gelapnya kelamaaan, sepertinya kita harus telpon lagi ke 123. Wkwkwk.

Selamat Hari Kartini 21 April 2021.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.