Cotton Bud Please
Beberapa tahun lalu saat kami mulai membangun rumah, suami berencana memakai material kayu (biasa disebut lantai parket) untuk kamar tidur utama dan kamar anak-anak.
Siang itu kami ke JCC karena ada Pameran Furniture Interior Design sambil mau compare kualitas dan harga dari barang barang yang kita butuhkan untuk kelengkapan rumah baru.
Ternyata ada beberapa stand yang menjual lantai kayu dengan harga dan fasilitas yang bervariasi.
"Gimana pak, kita langsung datang ke lokasi saja untuk ukur kebutuhannya" kata salesnya setelah menjelaskan tentang produknya.
"Dijamin harganya bagus banget lho pak, soalnya kan ini masih pameran, kita akan kasih discount"
Suami saya cuman senyum dan bilang,
"Ya biar dipilih sama istri saya"
"Gimana mi?," tanyanya sambil melangkah lihat-lihat stand lain.
Lah si papi kebiasaaan deh, kalau agak ga sreg langsung mami yang disuruh ngeles alias berkelit.
"Papi, kita masih mau lihat yang lain dulu apa langsung dijadiin aja?" tanyaku sambil ngejar dia, secara langkah dia panjang-panjang maklum cowo tinggi besar, sedangkan aku kan mungil, otomatis musti effort lebih buat nyamain langkah dia. Dan anehnya si papi suka ga berasa deh punya istri kecil, tetep kalau jalan ngelangkahnya ga dikurangin.
"Mam, coba tanya ke temen mami, siapa tuh namanya yang arsitek, tanya kelebihannya pakai lantai parket, susah ga perawatan dan lain-lainnya"
Jadi sambil lihat stand lainnya aku coba telpon Ina sahabat SMAku.
"Haloo... haloo, Na sibuk ga, gue mau nanya nanya dikit dong"
"Iya Ti kenapa?"
Duhh berisik nih, suara di sana agak antara ada dan tiada, tapi karena harus dapat info saat itu juga aku tempelin si hape ke telinga.
"Na, kan rencana kamar gue dan anak anak mau dipakein lantai parket, gimana menurut loe?"
"Halo Na, jelas ga?" tanyaku lagi.
"Wah keren Ti, bagus kok pakai parket"
Duhh kok ada pengumuman keras bener...
"Pengumuman.... pengumuman..., bagi para pengunjung.... bla bla bla...."
"Iya pakai lantai parket jadi horny loh Ti" sambung Ina lagi.
"Haaa.. apa Na? Horny? Loe gileee... laki loe kali, horny mulu kalau sama lo tiap saat. Ahh gue ga jadi pake parket kalau gitu" jawabku sambil mikir, duhh gimana kejadiannya nih nanti kalau pakai lantai kayu
**jangan ikutan ngebayangin yaaa
Ga nyadar ternyata si-mas si-mas yang di sebelah sempet nengok saat mulutku lagi nganga karena kaget sama jawaban Ina tadi.
"Ti... ti... nyaman, homey. Maksud gue homey. Di kamar jadi berasa nyaman Ti, dibanding lantai keramik"
"Otak loe kali yang lagi horny" kata Ina sambil ngakak ngakak.
Kebayang ga sih? Horny dan homey, dua kata yang artinya sama sekali berbeda.
Telinga gue perlu cotton bud, atau otak gue yang butuh refreshing ya.
Ehh maap ini tulisan hanya boleh dibaca oleh 17 tahun ke atas karena mengandung istilah dewasa.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.