Tontonan Masyarakat
Terkadang rebahan dapat membantu kita untuk memecahkan misteri yang ada di dunia atau setidaknya misteri dalam hidup kita.

Pagi itu, saat matahari sedang hangat-hangatnya, beberapa orang “tukang” terlihat sedang melakukan operasi semut seperti sedang menyiapkan satu lahan kosong di halaman rumah tetangga saya. Tak lama kemudian, terdengar suara grudukan dari jauh yang terasa semakin mendekat. Ternyata itu adalah sebuah truk molen 3 kubik yang akan parkir di lahan yang sudah disiapkan oleh para tukang. Usut punya usut, ternyata rumah yang berada tepat di samping rumah saya sedang akan dicor–rumah tersebut memang sedang direnovasi.
Dengan susah payah supir truk molen itu parkir di halaman rumah tetangga saya. Pasalnya, akses dari jalan raya ke gang rumah saya sangat tidak memungkinkan untuk dilintasi oleh truk molen karena setahu saya hanya bisa dilintasi oleh satu mobil, tapi entah bagaimana caranya truk itu bisa tembus ke dalam–sebenarnya saya tahu bagaimana caranya tapi saya memilih untuk tidak menceritakannya. Saat truk molen sudah terparkir dengan posisi yang ideal, kemudian dimulailah pengecoran oleh para tukang itu.
Yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini bukan tentang proses pengecorannya, melainkan tentang fenomena yang membuat saya heran. Sebab, entah kenapa saat pengecoran itu berlangsung, banyak orang-orang mulai dari anak kecil hingga orang dewasa yang berbondong-bondong menonton proses pengecoran rumah yang sedang direnovasi tersebut. Saya yang sedang rebahan di dalam rumah menjadi terdistraksi oleh kerumunan orang-orang itu. Dan sialnya, saya malah ikut menonton pengecoran itu walaupun hanya dari balik kaca jendela rumah. Ketika saya sedang berdiri di hadapan jendela, seketika itu pula saya berpikir “kenapa saya berdiri di sini? Dan kenapa saya menonton rumah yang sedang dicor?”. Kemudian saya membalikkan badan dan kembali meneruskan aktivitas rebahan saya yang semula.
Saat melanjutkan rebahan, tiba-tiba saya mendapatkan jawaban yang tadi saya pertanyakan kepada diri sendiri saat berdiri di hadapan jendela. Haha! Inilah yang saya sukai dari rebahan, aktivitas ini kadang dapat membantu kita untuk memecahkan misteri yang ada di dunia atau setidaknya misteri dalam hidup kita. Hipotesis dari rumusan masalah yang saya buat adalah “hal-hal yang jarang terjadi akan selalu menjadi tontonan”. Kenapa mereka berbondong-bondong menonton pengecoran yaitu karena hal ini jarang terjadi. Indikatornya adalah kelangkaan.
Berangkat dari fenomena pengecoran, pikiran saya meloncat ke fenomena selanjutnya yang mempunyai indikator yang sama, yaitu kebakaran, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, dan tragedi lainnya. Bukankah semua hal itu selalu menjadi tontonan oleh masyarakat? Hal-hal yang jarang terjadi memang mempunyai daya tarik yang kuat bagi orang-orang yang berada di sekitarnya, walaupun tidak semua orang akan tertarik.
Faktor utamanya adalah kelangkaan. Yang saya maksud dengan kelangkaan adalah sesuatu yang jarang terjadi atau bahkan baru pertama kali terjadi. Masih ingat dengan fenomena crop circle yang viral pada tahun 2011 silam? Peristiwa tersebut menjadi buah bibir bagi masyarakat Indonesia bahkan hingga ke luar negeri. Hal itu disebabkan karena peristiwa crop circle jarang terjadi. Terlepas dari pro dan kontra peristiwa crop circle, namun faktanya peristiwa ini menimbulkan kehebohan yang luar biasa.
Jadi, jangan heran jika ada orang yang berkerumun dan menonton suatu peristiwa, bisa jadi peristiwa tersebut memang jarang terjadi. Tidak perlu menganggap orang lain norak karena hal tersebut, karena saya yakin kita semua pasti pernah mengalaminya.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.