Bunga Negeri Kayangan

Bunga Negeri Kayangan
Aku menyebutnya bunga para dewa
Hiasan negeri kayangan
Tumbuh menjejak pada hamparan di atas awan
Di sana bersemi kuncup-kuncup cinta
yang kisahnya merajai dunia
Kembang itu …..
Edelweiss namanya
Lambang setia para pendaki
Pengikat janji hati nan suci
Di antara lelah dan deru napas yang menderu
Hamparan Edelweiss itu sayup-sayup memanggil ku
Aku memandang dengan segenap rasa
Duh ….
Kuntum-kuntum indah yang tak mungkin terjamah
Hati tak mampu memetiknya
Pada siapa hendak kan ku persembahkan ….
Pada siapa janji kan ku berikan …
Karena rindu ini tak tentu rimbanya
Ia …… entah di mana
Dari atas puncak Mahameru
Bertahtakan kawah Jonggring Saloko
Fajar datang menyibak cakarawalaku
Pelan ….. ku seru sebuah nama
Padanya ada keabadian
Tentang rindu yang tak berkesudahan
Waktu terus bergulir memakan usia
Dan ku tinggalkan hamparan Edelweiss itu
bersemi di negeri kayangan
Membiarkannya mewangi setiap pagi
di antara arakan awan dan rerumputan
Biarlah kuntumnya terus abadi …..
Mengusir lara
Setiap hati
nan sepi ….
Jakarta, 22 September 2021
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.