Aku Tak Pandai Mengungkapkan
1. Aku Tak Pandai Mengungkapkan
Aruna akhir - akhir ini terlihat sangat berbeda dari biasanya, meski biasanya dia memang tak banyak bicara namun akhir - akhir ini dirinya jauh lebih pendiam dan setiap harinya hampir tak mengeluarkan satu patah katapun. Dia hanya menjawab tatkala ada yang bertanya, ketika tak ada satupun yang bertanya atau mengajaknya bicara maka mulutnya bak ditempeli lem yang perekatnya luar biasa.
Meski tak bicara, Aruna banyak mendengarkan celotehan orang - orang sekitar mengenai dirinya. Meski tak ada yang langsung bicara padanya Aruna tetap bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Aruna menyimpan luka yang mendalam tatkala harus mendengar celotehan orang padahal dirinya ada di sana. Mungkin ada yang bertanya, kenapa Aruna tak langsung berbicara kepada mereka?
Aruna bicara, Aruna berteriak, Aruna marah dan mengungkapkan kesedihannya, namun semua itu dia lakukan dalam hati dan pikirannya. Suaranya tak pernah keluar. Trauma mungkin menjadi kata yang pas untuk menggambarkan Aruna saat ini. Ya, Aruna trauma akan dirinya yang pernah mengungkapkan apa yang dirasakannya. Aruna pernah berdebat dengan kakaknya, dia tak terima kakaknya mengatakan hal - hal yang tidak dilakukan olehnya. Aruna mengungkapkan apa yang dia rasakan, Aruna berteriak sambil menangis menyangkal apa yang kakaknya katakan, Aruna tak berhenti menangis hari itu, dia seolah mengeluarkan apa yang selama ini dia pendam. Matanya sembab tatkala sore hari dia melihat dirinya di cermin.
Setelah mengungkapkan apa yang dia rasakan, tepat hari itu pula Aruna harus mengubur dalam - dalam jika dia akan kembali mengungkapkan apa yang dia rasakan. Belum perasaan sakit dalam hatinya hilang, belum mata sembabnya kembali normal, Aruna harus menelan rasa sakit dan menyimpannya dalam - dalam tatkala orang yang paling dia percaya bisa membelanya mengatakan bahwa dia tak seharusnya sakit hati, bahwa dia tak seharusnya melakukan itu pada kakaknya, bahwa dia seharusnya membiarkan kakaknya dan jauh lebih baik memperbaiki diri dan tak menghiraukan kakaknya.
Padahal apa yang Aruna lakukan adalah sebuah pembelaan karena kakaknya bukan satu atau dua kali melakukan itu pada Aruna. Aruna mengalami trauma yang mendalam setelah kejadian itu, Aruna menjadi semakin bungkam tentang apapun yang dirasakannya. Aruna enggan terlibat dengan apapun yang terjadi di sekitarnya.
Aruna kini merasa lebih baik sendiri dan pergi jauh dari tempatnya saat ini, namun keadaan alam yang tak mengizinkannya. Pandemi yang lebih dari satu tahun dan ntah kapan menyelimuti dunia membuatnya harus siap mendengar celotehan orang lain tanpa bisa menangis, tanpa bisa mengungkapkan dan tanpa pernah bisa menunjukannya.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.