Peduli walau Terdistraksi

peduli-walau-terdistraksi

Peduli walau Terdistraksi
Peduli walau Terdistraksi

 

Peduli walau terdistraksi


Kemarin saya bertemu dengan teman kuliah zaman S1. Namanya Dinda dan Vera di mall FX sudirman.


Kami janjian jam 6 sore namun nyatanya saya dan Dinda terlambat karena saya baru berangkat dari rumah jam 6 sore, dan Dinda baru berangkat dari kantor jam 6 sore juga, jadilah Vera menunggu sekitar 30 menit-an di mall FX sudirman.


Tentu saja Vera ngedumel dan mulai membayangkan siapa yang paling terlambat yang akan mentraktir dia makan karena dia datang tepat waktu.


Setelah saya dan Dinda datang terlambat, kami tidak ada yang minta maaf malah langsung bercerita tentang kehidupan kami masing masing.


Dari awal kami duduk di area makan, ada seekor kupu – kupu kecil yang beterbangan di dekat kepala Vera dan Dinda.


Saya tahu Dinda ini lagi agak berantakan dan terlihat seperti belum mandi.


Kami sudah usir berkali – kali kupu – kupu itu tetapi dia tetap mengelilingi kepala Dinda secara bergantian.


Saya dari awal sudah berusaha fokus untuk mendengarkan pembicaraan Vera, namun saya terdistraksi oleh kehadiran kupu – kupu tersebut. 

Sampai akhirnya kupu – kupu itu terbang di depan mata saya dan langsung saya tepuk dan kagetnya bisa langsung kena. 

Lalu saya timpa kupu – kupu yang sudah hancur badannya dengan HP saya dengan tanpa rasa bersalah dan saya langsung mendengarkan teman saya dengan saksama.


Teman saya langsung berhenti bercerita karena kaget dan terbahak-bahak dengan kelakuan saya, lalu mengaitkan hal tersebut dengan profesi saya saat ini yaitu sebagai pelatih kebugaran.


Mereka membayangkan bagaimana kalau saya sedang bertengkar sama suami di rumah, apakah karena saya seorang pelatih kebugaran yang hobinya ngangkat – ngangkat besi, kalau saya bertengkar dengan suami, suami saya bisa saya angkat, lalu saya lempar pakai dumbell.


Lucu sekali, dari menepuk kupu – kupu bisa membuat teman – teman saya menganggap saya melakukan kekerasan dalam rumah tangga, pastilah tidak dengan KDRT, jawab saya.


Kembali lagi ke soal kupu – kupu yang beterbangan di dekat kepala Dinda, akhir – akhir ini saya menyadari bahwa dahulu sangat waktu saya bekerja sebagai seorang sekretaris saya diharuskan untuk bisa multitasking yaitu bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu yang sama.


Tetapi setelah saya resign, dan saya menjadi ibu rumah tangga, ketika saya mengerjakan satu hal ternyata saya harus benar – benar fokus agar tidak mudah terdistraksi, contohnya ketika saya sedang belajar ilmu pelatih kebugaran dan anak saya berisik, saya langsung minta dia untuk tidak berisik.

Nyatanya saya harus belajar di tengah keheningan baru saya mengerti ilmu yang baru tersebut.


Lalu kejadian lagi ketika saya mendengar teman saya bercerita kemarin, ternyata saya harus fokus sangat dan tidak bisa terdistraksi sama kupu – kupu yang terbang di antara kepala teman saya.


Dari kupu – kupu itu saya menyadari dan lebih mengenal diri saya, ternyata saya sudah berubah, sudah kurang bisa lagi multitasking, Cuma bisa fokus sama satu hal.

Karena ketika fokus saya bisa lebih mendengarkan teman saya dengan saksama dan mengerti keluh kesah apa yang sedang mereka alami.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.