Pada Kasus Terakhir

Salah satu cara kreatif menulis adalah dengan menjalin beberapa kata yang terlihat tidak saling berkaitan menjadi sebuah tulisan. Cara ini diajarkan oleh OmBud di Pelatihan Menulis The Writers.

Pada Kasus Terakhir
Image: pixabay (modified)

"BINTANG satu, dingin."

Seperti biasa, laki-laki muda itu memesan satu botol bir. Sudah empat hari ini dia datang memanfaatkan happy hour di cafe ini. Dia memilih meja pojok, tempat dia bisa leluasa memandang ke arah pantai. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi.

Gaya berpakaiannya santai. Kaos oblong polos hitam, dan celana kargo warna khaki. Sepatu loafers. Tak ada asesoris yang dipakainya, kecuali sebuah arloji di tangan kanan. Potongan rambutnya pendek, menyamarkan ikalnya. Kulitnya kecoklatan, asli, bukan hasil berjemur.

Kali ini ia tampak gelisah. Sesekali ia mengangkat tangan kanan melihat arloji. Sepertinya ada yang dia tunggu. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Kesibukan memeriksa ponsel sempat terhenti ketika pramusaji datang membawakan pesanannya.

Aku duduk tak jauh dari laki-laki itu. Pesananku sama dengan dia. Hanya saja aku selalu datang sekitar setengah jam lebih awal. Boleh dibilang aku pelanggan setia cafe ini. Tempat duduk favoritku di pojok satunya. Aku bisa leluasa melihat tamu-tamu yang datang, sekaligus pantai dan lautan lepas dengan PERAHU-PERAHU nelayan yang kadang melintas.

"Hi. Sorry I'm late."

Orang yang ditunggu lelaki itu akhirnya datang. Seorang bule laki-laki seumuran dia. Usia sekitar 30-an. Si lelaki itu berdiri, tersenyum, mengulurkan tangan. Keduanya berjabat tangan. Si bule duduk di hadapan si lelaki. Keduanya langsung asyik bercakap-cakap dengan suara rendah. Aku tak bisa mendengarkan obrolan mereka.

Aku tak bisa berlama-lama di cafe ini. Ada yang harus kulakukan. Aku melambaikan tangan pada pramusaji, lalu membayar minumku. Ketika aku berjalan melewati kedua orang itu, sekilas aku mendengar potongan percakapan mereka.

"... no worries. I'll take care of it .."

Si bule tampak mencengkeram tangan si lelaki. Wajah si lelaki menampakkan ketidaksukaan. Ia segera mengibaskan untuk melepaskan tangannya. Aku sempat melihat sebuah tatoo bergambar seperti ALIEN di lengan bagian dalam si bule itu. Sepertinya aku familiar dengan gambar itu. Seperti simbol sesuatu.

- - -

Tok tok tok.

Kudengar ketukan pelan di pintu kamarku. Kuraih ponsel untuk melihat waktu. 00.45. Tak terasa lebih dari delapan jam aku berkutat dengan tumpukan berkas-berkas yang tadi kuterima dari kurir. Aku begitu bersemangat karena merasa mengikuti jalur yang tepat.

"Ya, sebentar," jawabku lirih.

Kamar di homestay ini masih terasa panas, meskipun kipas angin sudah kusetel di putaran paling kencang. Aku meraih kaos yang tergeletak di sandaran kursi, lalu kukenakan. Kucari-cari sandalku, tidak ketemu. Akhirnya dengan berTELANJANG kaki aku berjalan menuju pintu. Siapa datang jam segini?

Wajah pucat pasi Mang Ajus tampak di hadapanku. Kedua tangannya berlumuran sesuatu berwarna merah. DARAH! Aku segera menariknya dan menutup pintu.

Mang Ajus adalah kurir yang membawakan dokumen tadi sore. Ia sudah menjadi kepercayaanku selama dua tahun ini. Aku bertemu dia pertama kali di Sanur. Saat itu dia bekerja sebagai pedagang asongan. Ia menjajakan arloji, kacamata hitam, cincin akik dan beberapa benda kecil lain.

"Kenken, Jus?" tanyaku lirih.

Aku menyuruh Mang Ajus duduk di RANJANG. Aku menatapnya tak berkedip. Tubuh Mang Ajus gemetaran. Ia membuka mulutnya, tetapi tak sepatah kata pun diucapkannya. Bergegas aku mengambil segelas air dari meja. Ketika aku membalikkan badan hendak memberikan air, kulihat kedua tangan Mang Ajus menutup wajahnya. Ia menangis tanpa suara. Darah dari tangannya berpindah, kini wajahnya merah belepotan darah. (rase)

(bersambung)

 

Catatan: ini PR saya di sesi awal Pelatihan The Writers Batch 2, yaitu latihan menjalin enam kata dalam sebuah tulisan, yaitu bintang, perahu, alien, telanjang, darah, dan ranjang. Tulisan ini ada di halaman FB saya zaman itu. Sampai kini, saya belum menulis sambungannya. Hehe.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.