WANITA DALAM SEMEDI

WANITA DALAM SEMEDI
Ditakdirkan menjadi seorang wanita adalah hak dan pilihan Tuhan yang harus diterima saat dilahirkan. Memandang sosok wanita pasti diidentikan dengan berdandan, bersolek, bergelut dengan tetek bengek di dapur, beres-beres rumah, juga menyandang status sebagai istri sekaligus ibu.
Membahas kaum hawa yang juga simbol kelembutan,tidak akan pernah kehabisan topik dan segala kompleksitas dalam kehidupan batinnya.
Pada dasarnya seorang wanita dianugerahi hati yang kokoh dan raga yang kuat. Meskipun pada penciptaannya dari sebuah tulang rusuk yang lunak. Wanita tidak akan pernah mengenal lelah jika sudah tertanam sebuah niat. Tekadnya kuat, pikirannya terpusat, kedua tangannya akan dikerahkan untuk mewujudkan cita-citanya. Bahunya yang terlihat lunak pada dasarnya memiliki kekuatan bak soko guru yang mampu menopang sebuah bangunan yang megah.
Namun, wanita tetaplah seorang sosok yang mengutamakan perasaan. Dia mampu bersemedi dalam riuhnya kehidupan. Setiap guratan cerita yang menghampirinya, mampu dia simpan jauh dalam relung kalbu. Amarahnya, sakit hatinya, keluh kesahnya bahkan tanpa terucap pun mampu dia semedikan dalam diri. Batinnya kuat dalam setiap goresan masalah yang datang. Dia masih terus berpikir dalam menemukan ketenangannya, kewarasannya dan rencana-rencana terbaik yang akan dijalani kedepan.
Dan wanita tetaplah insan yang tercipta dari tulang rusuk pria yang lunak. Seberat apapun goncangan batinnya, sekuat apapun jiwa raganya, wanita tetap membutuhkan sandaran untuk berbagi cerita. Entah sandaran itu mampu menguatkan, mengurai setiap kalimat yang disampaikan hingga mampu memberikan hal yang menenangkan, atau sandaran itu hanya mampu mendengarkan saja. Ibarat setelah menempuh perjalanan, sebuah punggung yang lelah sangat nyaman jika sejenak kita sandarkan pada sebuah dinding.
Untuk sebuah sandaran yang mampu menguatkan, kaum hawa sangat berterima kasih atas kesanggupanmu yang mampu menopang bebannya, menemaninya dalam semedi yang tidak dimengerti, keikhlasanmu untuk menjadi sebuah penenang dan penguat kembali jiwanya yang sejenak terasa lelah.
Wanita selalu berkeinginan sempurna di depan khalayak. Dia tidak menuntut lebih atau menagih janji laksana Dewi Banowati. Wanita berusaha sabar laksana Dewi Subadra, kuat dan berani seperti Srikandi, dan tegas berwibawa laksana Drupadi.
Troloyo, 23 Maret 2022
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.