Jambon

Jambon
Rrrrring..., telpon genggam saya berbunyi.
 
"Mbak Nina? Saya sudah di tempat kita janjian. Saya tunggu ya".
 
"Saya juga sudah. Mbak pakai baju warna apa? Saya kaus hitam," kata saya
 
"Oya? Di sebelah mana ya? Saya pakai blus putih".
 
Bersamaan dengan itu, saya melihat seorang gadis berambut panjang muncul di area tempat kami janjian. Sambil celingak-calinguk.
 
"Ya, saya sudah lihat mbak. Rambut dikuncir satu ya? Coba lihat ke sebelah kanan, mbak," kata saya lagi.
 
Dia nengok ke kanan. Duh, salah. Saya lupa kalau saya rada dislesik. Suka terbalik antara kiri dan kanan.
 
"Maaf, maksudnya ke kiri".
 
Dia tengok ke kiri. Padahal saya sudah melambai-lambaikan tangan loh, tapi masih belum juga matanya menangkap sosok saya. Waktunya pake metode ‘itu’.
 
"Mbak, lihat nggak ada mas-mas pake kaos hitam, rambut cepak, kacamata jambon. Nah, itu saya!”
 
“Kacamata jamb..., bagaimana?”                                                                            
“Eh, kacamata pink!”
 
"Ah! Oh iya, saya lihat!" serunya kegirangan sambil membalas lambaian.
 
Itu sudah!

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.