Kereta Api Neraka
cerita berdasarkan 6 kata imajinatif: kereta api, zombie, ikan hiu, sumur tua, kipas angin, whisky
Kereta api yang kala itu membawaku bersama saudariku dari Bogor menuju Yogyakarta membuatku lumayan tersiksa. Layaknya zombie yang hampir tak mempunyai sepucukpun kewarasan. Apalagi adikku, dia seperti tak tahan menahan lamanya perjalanan ini. Mungkin jika aku bisa membayar lebih untuk mempercepat perjalanan ini, aku sudah menggunakan seluruh uangku sampai tak tersisa sepeserpun lagi. Layaknya ikan hiu yang terdampar di sumur tua, sempit sekali di kereta ini. Aku akan sangat bersyukur kepada Tuhan jikalau Ia menjatuhkan sebuah kipas angin dari langit menuju tanganku.
Bagaimana dengan adikku? Yah, mungkin yang ia sangat butuhkan sekarang adalah melompat dari kereta yang berkecepatan tinggi ini. Dia mengeram bak ibu hamil. Dia sangat ingin ke Daerah Istimewa Yogya, tapi tak tahan dengan prosesnya. Mungkin mandi dengan air whisky adalah kegiatan yang paling menyegarkan di saat seperti ini.
Kamu mungkin bertanya, untuk apa kami jauh-jauh dari Bogor menuju DIY? Apakah kami mau menyiksa diri kami sendiri? Kenapa tidak sekalian berjalan dari bumi menuju saturnus? Kami ingin menjenguk ibu kami dan ziarah ke kuburan bapak kami. Ibu tinggal berdua dengan budhe di Kraton. Bukan tanpa alasan kami mengikuti jejak mereka. Zaman dahulu, jarang sekali kereta api. Sekalinya ada, harganya tak murah seperti membeli tahu dan tempe. Mereka harus berjalan atau jika kamu adalah pejabat, kamu bisa membayar mahal kepada tukang becak untuk mengayuh dari Yogya menuju Bogor. Aku pernah mendengar pepatah, "Jangan melihat ke belakang yang akan mengajakmu untuk lebih menatap ke masa depan."
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.