MARKETING DENGAN HATI #1

Ada banyak sekali ilmu-ilmu marketing yang bisa kita temukan. Bukunya bejibun. Tawaran workshopnya selalu nongol di berbagai socal media. Bagus, sih, sebetulnya. Akan tetapi ada sesuatu yang menggelitik perasaan saya. Kita sering terlalu fokus pada ilmu pengetahuan sampai lupa bahwa marketing itu sebenernya urusan hati. Hakikat marketing itu adalah tentang hati.
Saya pernah membaca buku berjudul "Anti Marketing" karya Kafi Kurnia. Di sana ada sebuah cerita yang sangat menarik. Berhubung sudah agak lupa detailnya, saya akan menceritakan intinya saja seingat saya. Ceritanya begini:
Tersebutlah sebuah restoran Jepang yang terkenal dengan hidangannya yang lezat. Restoran ini selalu penuh dengan pelanggan, terutama saat jam makan siang dan makan malam.
Suatu hari, datanglah sebuah keluarga yang terdiri atas beberapa orang dewasa dan 2 anak kecil. Karena restoran sedang penuh, mereka harus menunggu pesanan cukup lama. Tidak lama kemudian seorang pelayan membawa semangkuk bubur hangat sebagai hidangan pembuka gratis untuk keluarga tersebut.
Kedua anak kecil tadi sangat gembira dan langsung melahap bubur tersebut. Cuma dalam hitungan detik bubur mereka pun tandas.
Diam-diam peristiwa itu dilihat oleh pemilik restoran. Tergerak oleh pemandangan itu, pemilik restoran mengantarkan bubur yang baru untuk kedua anak itu. Bahkan dia mengantarkannya sendiri.
"Maaf, kami tidak memesan bubur ini," orangtua si anak berkata. Karena dia tau bahwa pesanan bubur berikutnya sudah tidak gratis.
"Bubur ini saya hadiahkan pada anak Bapak. Dan tentu saja gratis," sahut pemilik resto.
"Yeaaay....dapet bubur enak lagi!!" teriak kedua bocil kegirangan.
"Kenapa mereka dikasih bubur lagi?" tanya Sang Ayah keheranan.
"Sayalah yang membuat bubur itu. Dan saya terharu sekali melihat anak-anak Bapak menyukai bubur buatan saya. Apresiasi mereka terhadap bubur saya sangat berarti dan tidak bisa dinilai dengan uang." Sehabis berkata begitu Sang Owner pergi meninggalkan mereka.
Apa yang dilakukan oleh Owner restoran tersebut adalah contoh marketing yang sesungguhnya. Itulah yang saya sebut 'Marketing Dengan Hati'. Sebuah intuisi yang tidak akan kita temukan dalam buku teori marketing mana pun. Itu juga alasan mengapa Kafi Kurnia memberi judul bukunya dengan 'Anti Marketing'.
Keluarga tersebut sangat terkesan dengan yang dilakukan pemilik restoran. Malam itu adalah pengalaman dinner yang sangat istimewa. Mereka pulang dan menceritakan pengalaman tersebut kepada teman-teman dan kenalan mereka.
Sekali lagi itulah marketing dengan hati. Intinya adalah jangan menjual tapi buatlah orang membeli. 'Menjual' adalah menceritakan kelebihan produk kita sendiri. 'Membuat orang membeli' adalah menceritakan kelebihan pelanggan.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.