Jari Gendut

Jari gendut = Hoki?

Jari Gendut

 Jari Gendut

Sebagai orang berketurunan Tionghoa, saya seringkali mendengar mitos dan tahayul dari orang tua saya. Mulai dari letak tahi lalat, bentuk kuping, arah tanda tangan seseorang, hingga pantangan duduk di atas meja dan menggunting kuku di malam hari.

Sewaktu saya kecil, setiap sore saya bermain di luar rumah bersama anak-anak tetangga lain yang sepantaran. Perlu saya beritahu terlebih dahulu bahwa saya ini bukan anak yang gemuk. Bahkan tergolong cungkring, alias kurus kerempeng saat itu.

Suatu kali, kami berdiskusi tentang garis tangan dan artinya. Nah jadilah kami semua menyodorkan telapak tangan kami dengan posisi terbuka. Kemudian satu teman melihat jari saya dan nyeletuk, “Ih jari kamu gendut banget”. Dan semua teman yang lain juga menimpali mengiyakan, “Iya. Jarinya lucu, gendut-gendut!”.

Huh! Kesal bukan main. Sepulang bermain, saya langsung menghambur ke Ibu saya, melaporkan kekesalan karena dikatai berjari gendut. Bukannya menghibur saya, Ibu saya malah balik menjawab dengan nada riang gembira.

“Biarin! Bagus tau, tangan yang tebal artinya bakal jadi orang kaya, pegang banyak duit di kemudian hari!”

Eh?! Saya masih merajuk minta dikasihani. “Iih Mami mahh.. tapi aku malu.. jari aku jelek, gendut - gendut.. sedangkan teman-teman yang lain jarinya bagus, kurus!”

“Dih! Jari kurus itu gak bagus! Yang bagus itu jari yang gendut. Artinya hoki! Padat berisi. Seperti kendi yang penuh. Artinya kamu akan makmur dan kaya raya.”

Saya manyun karena tidak mendapat penghiburan sama sekali. Yah dalam hati ada rasa senang juga sih mendengar ramalan bagus semacam itu. Tapi saat itu umur saya masih belum ada satu dekade, tau apa tentang harta kekayaan dan materi. Saya kembali memandangi telapak tangan dan jari-jari yang gendut… Hmm, apa iya saya ini calon orang kaya? Hihihi..

Tahun demi tahun berlalu. Si anak bau kencur ini sudah dewasa menjadi seorang gadis cantik (uhuy) dan Tuhan sudah menyiapkan calon pasangan hidup. Kami merencanakan untuk menikah.

Sebelumnya, pacar saya ini ingin menyiapkan cincin pertunangan. Nah dia kan gak berpengalaman, maka dia percayakan saja kepada ibunya untuk memilih dan membelinya. Kebetulan ibunya sedang berada di luar negeri dan akan segera membelinya di sana. Jadilah saya disuruh memberitahukan ukuran jari manis saya.

Saya ngibrit ke toko emas di pasar dekat rumah. Saya baru tahu bahwa ukuran jari ada nomornya. Di toko ternyata tersedia sample cincin untuk dicoba ke jari. Nah, setelah mencoba saya mengetahui bahwa ukuran jari saya antara 12 dan 13. Karena 12 agak ketat dan 13 sedikit longgar.

Kemudian saya memberitahukan kepada calon suami saya nomor tersebut. Lalu ia meneruskan informasi ini kepada ibunya. Tak lama kemudian di hari yang sama, pasangan saya menghubungi saya balik dan mempertanyakan apakah nomor itu sudah benar? Saya pun mengiyakan karena saya mencobanya sendiri. Ukuran tersebut juga standar internasional, jadi tidak ada keraguan.

Namun, ia berkata bahwa ibunya tidak percaya, “Mana mungkin jari perempuan 13?! Biasa perempuan cuma 8 atau 9 kok”. Karena itulah pacar saya bertanya ulang. Meskipun saya pikir tidak ada kesalahan dalam ingatan saya, saya setuju untuk mencoba ulang.

Keesokan harinya saya kembali ke toko emas yang berbeda. Saya hendak membandingkan mungkin saja toko lain punya acuan yang berbeda. Saya coba. Hasilnya tetap di angka yang sama, antara 12 atau 13.

Saya memberitahukan kembali bahwa nomor itu sudah benar. Sedikit mengalah, saya mengkonfirmasi ukuran yang lebih kecil yaitu 12 saja.

Kericuhan ini tiba-tiba mengingatkan arti ramalan jaman kecil. Jari gendut artinya bakal jadi orang kaya. Saya baru mengerti korelasinya. Karena ketika membeli cincin harus mengeluarkan uang lebih banyak. Jari ukuran 8 bisa membeli cincin dengan hanya 2 gram. Tapi jari ukuran 13? Minimal 5 gram lah ya. Hahaha.

Silahkan ditimbang dan dihitung harganya. Apakah ini yang namanya hoki? ????

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.