HATI-HATI OLI PALSU

Pilih-pilih beli oli

HATI-HATI OLI PALSU

HATI-HATI OLI PALSU!

 

Ada insight menarik dari sharing santai semalam bersama Bung Yogie, yang saat ini bekerja di salah satu produsen pelumas asal Jepang.

Industri pelumas, sama juga seperti semen, atau mortar instan, atau mungkin plastik, minyak goreng, bahkan rendang. Industri tersebut selain membuat produk retail dengan mereknya sendiri, juga bisa membuatkan merek produk lain. 

Teman saya yang bisnis rendang juga begitu. Biasanya karena kapasitas produksinya masing ada ruang. Jadi bisa bikin produk orang lain. Namanya maklon. Atau OEM istilah kerennya. Original Equipment Manufacturer.

Coba ke minimart. Cek di rak minyak goreng. Di sana ada minyak goreng merek minimart tersebut. Padahal pabriknya aja gak punya. Itulah maklon. Atau makloon. Entah bagaimana menulisnya. Belum ada di KBBI.

Pabrik tempat Yogie bekerja ini juga begitu. Dia membuatkan oli untuk produsen lain. Pada botol kemasannya kita bisa lihat, di mana oli tersebut dibuat.

Yang riskan adalah: oli palsu.

Yaitu homemade. Namun sudah pabrikasi juga. Dari oli-oli bekas. Diolah lagi. Diekstrak. Diberi aditif macam-macam. Yang setelah jadi, masuk standar (SNI) aja enggak. Yang parah adalah, botolnya juga aspal. Asli tapi palsu.

Bisa jadi botol-botol bekas dari bengkel dikumpulkan. Dan yang lebih parah adalah, oknum pemalsu oli ini beli botol baru ke pabrik plastik. Stiker, label, mudah saja didesain.

Sebenarnya tidak ada masalah dengan oli bekas. Asal setelah diolah masuk spesifikasi SNI.

Yang jadi masalah itu oli palsu. Botolnya seperti merek ternama, padahal isinya dibuat oleh pemalsu oli. Yang memanfaatkan nama besar brand. Pansos, demi keuntungan pribadi.

Jadi, hati-hati kalau servis motor atau mobilnya. Pastikan olinya asli. Karena bukan produsen oli saja yang rugi, tapi kendaraan kita juga menanggung akibatnya.

Untuk jangka pendek memang gak bakalan terasa. Tapi kalau terus-menerus, umur mesin bisa jadi lebih pendek. 

Misal, seharusnya mesin bisa awet sampai 10 tahun atau lebih. Tapi karena pakai oli palsu, baru 5 tahun pakai motor sudah banyak keluhan. Bahkan kemungkinan terburuk: turun mesin.

Karena oli yang benar, itu ada standarnya. Dia punya kekentalan seberapa. Bakal optimal bekerja di suhu berapa. Semua tertera pada label botol.

Bulan lalu saya servis motor Scoopy keluaran 2011 ke bengkel Ahass. Di notanya saya cek, ada biaya ganti oli. Di nota tertulis: SPX2 10W30 SLMB 0,8L REP.

Kode tersebut berarti oli yang dipakai adalah merek SPX2, bawaan AHM, alias dari Honda. 

Angka 10 dan 30 adalah kekentalan (viskositas) oli pada saat suhu mesin dingin (-20 derajat celsius) dan saat suhu mesin panas (100 derajat celsius). Sedangkan W untuk winter. Oli tersebut dibuat secara global, sehingga kalau dijual di negara yang punya musim dingin hingga suhu minus, oli masih dapat bekerja dengan baik untuk melumasi mesin. Gak ikutan beku.

Lalu SLMB adalah standar kualitas yang diikuti. SL mengikuti standar American Petroleum Institute (API), dan MB merujuk pada Japan Automobile Standard Organization (JASO).

S pada SL sendiri artinya untuk kendaraan berbahan bakar bensin (kalau diesel kodenya C). Dan L adalah grade untuk motor. Saat ini L adalah grade tertinggi untuk oli motor.

Dan MB adalah kode yang dikeluarkan JASO untuk motor matic. Kalau motor manual, sebaiknya pakai oli dengan kode MA.

Dengan oli seperti spesifikasi di atas, dan bahan bakar Pertamax, makin terasa efeknya ke Scoopy saya yang sudah 9 tahun usianya sejak rilis. Motor melaju lancar. Dalam bahasa Sunda, istilahnya "ngabelenyeng". Atau ngacir!

Bagaimana antisipasi penggunaan oli palsu oleh bengkel? Yogie memberi tiga tips.

Pertama, kenali kendaraan kita sendiri. Kebutuhan oli tiap mesin berbeda. Bingung gak ngerti mesin? Sama, saya juga. Paling mudah adalah servis kendaraan kita di bengkel resmi.

Kedua, jangan tergiur dengan harga murah. Kita sebagai konsumen biasanya mudah sekali diiming-imingi harga alternatif, atau harga ekonomis. Ternyata ujung-ujungnya oli palsu. Belilah hanya di dealer resmi. 

Ketiga, pastikan oli yang dibeli ada logo SNI, NPT, atau NRP. SNI adalah tanda verifikasi kualitas dari Deperin RI. NPT tanda verifikasi kualitas dari ESDM. Dan NRP adalah nomor peredaran dari Kemendag.

Dari tips yang pertama saja, kita sebenarnya sudah bisa mencegah penggunaan oli palsu. 

Dan jangan selalu tergiur harga yang miring. Jangan sampai kendaraan kita jalannya jadi miring. Karena olinya berkualitas miring. Yang bikinnya miring. Otaknya miring.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.