Umpatan Sayang

Bahasa slank

Umpatan Sayang
Para perantau

22 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1997...
Kalau ga percaya hitung sendiri. Cuek!! Hahaha
Awal dimulainya perantauan saya, perjalanan terjauh saya waktu itu. Ke Malang. Ups...

Pertama kalinya hidup terpisah dengan orang tua setelah 18 tahun. Waktu itu.
Perkenalan dengan kawan-kawan baru dari berbagai penjuru nusantara membuatku belajar sedikit tentang budaya daerah lain.

Ada yang dari NTT, Bali, Kalimantan, Sumatra dan lain lain.
Setelah keliling kesana kemari mencari kost, sampailah saya di ITN. Bukan Institut Teknologi Nasional yang dekat Sumbersari Malang itu ya. Tapi Itu, Tumbal Negara.
Belakangnya PDAM Sawojajar Malang.

Tepatnya di sebuah kost-an yang kemudian hari kita namakan ITN23B. Kebanyakan penghuni baru rata-rata orang jawa atau orang-orang yang bisa berbahasa jawa semua.

Nah, dari sini cerita itu dimulai.

Ada salah satu kawan kost dari Sumatra, Palembang tepatnya. Sama sekali tidak bisa bahasa jawa, meskipun ada kakaknya yang tinggal di Lawang Malang sudah lama.

Meskipun sesama penghuni kost baru saling kenal, tapi berasa sudah langsung akrab saja.
Kemana-mana jalan rombongan,
Paling sering waktu itu jalan ke alun-alun malang..

Ntah, siapa waktu itu yang iseng. Kami serempak mau ngerjai Jefry. Sebut saja begitu. Karena baru beberapa minggu di Malang dia belum paham bener sama bahasa jawa.
Saat kami di mikrolet, kebetulan kami paling senang duduk dibelakang. Otomatis kalau mau turun pasti nglewati orang lain kan?

Kita bilang padanya, "Jef, kalau mau turun nanti bilang "nuwun sewu...jancuuuk" ya sama yang kamu lewati?".

"Biar terlihat sopan", timpalku.

"Beres", tandasnya..

Tak lama kemudian sampailah kita di alun-alun Malang. Jefry turun duluan.

"Nuwun sewu, jancuuuk", ucapnya. Spontan yang dilewati kaget sambil melotot. Hahaha

Merasa tak bersalah, kawan kita berlalu begitu saja. Tak ayal kita serombongan cekikikan menahan tawa.

Melihat kelakuan kami, para penumpang ga jadi marah. Apalagi setelah kami jelaskan bahwa kawan kami bukan orang jawa dan baru beberapa minggu tinggal di Malang.
Tak ayal, mereka juga ikutan ketawa. Tinggalah Jefry yang kebingungan sendiri, dan lucunya lagi, lama lhoo dia baru tahu kalau itu umpatan. Karena ga ada yang mau kasih tahu artinya, apalagi sudah kita kode sebelumnya...hahahaha.

Kalau saat ini sudah lancar dia pake bahasa jawa, komunikasi di sosmed pun udah pake bahasa jawa. Meskipun "ngoko".
Tapi ga masalah, yang penting nyambung kan? Hahahaha

Kebetulan dikomplek perumahan saya saat ini ada warga pendatang dari Bangka Belitung, saat ini dia sudah lancar pake bahasa jawa.
Dulu saat baru pertama kali merantau ke jawa timur dia cerita pernah dikerjai rekan-rekan kerjanya pakai bahasa yang jorok atau umpatan gitu juga awalnya.
Dari ceritanya itu lah saya teringat kejadian lucu yang menimpa kawan Palembang saya. Tragedi mikrolet.

Mungkin semacam hukum tak tertulis ya, setiap kali ada perantau selalu dikerjain seperti itu. Herannya lagi, selalu "umpatan" dulu yang diajarkan sebelum dia lancar ngomong jawa seperti saat ini.

Mungkin itu alasannya, 8 tahun tinggal dikalimantan ndak bisa sama sekali bahasa Bakumpai maupum bahasa Banjar. Takut kena hukum karma hahaha.

Kediri, 6 Juni 2020
02.06 AM

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.