Dream Catcher

Kita hidup di dunia yang galau.
Dunia yang menjustifikasikan pembunuhan untuk uang. Apakah itu manusia, ekosistim, alam, flora dan fauna, hewan, planet.
Kita sibuk berteori, berdiskusi, berargumentasi, berkhayal, bahkan membohongi diri sendiri supaya kebiasaan-kebiasaan hidup yang ada bisa terus dipelihara. Padahal, kebiasaan-kebiasaan tersebut terbukti merusak keseimbangan dengan hukum-hukum alam. Padahal eksperimentasi manusia terbukti menirus ketenangan dan cinta.
Atas nama agama, politik kanan atau kiri, ras, keuntungan, kebiasaan, pilihan, dll. manusia mengesampingkan ketidak-adilan, kemiskinan, kemerataan. Dengan disapu atau ditimbun berulang kali, supaya sekelompok kecil diam bungkam dan tertekan selama hidupnya.
Kita hidup di dunia dimana sebuah agama dapat mengecilkan agama lainnya, padahal Tuhan itu Satu. Dan Tuhan tidak pernah membeda-bedakan siapapun, siapa pun itu, dimanapun dia, apapun kepercayaannya.
Dunia dimana anak berusia 13 tahun harus mogok sekolah setiap minggunya untuk meyakinkan politisi dunia akan bahaya perubahan iklim. Anak-anak bayi tidak mempunyai akses ke vaksinasi, pendidikan, makanan. Dimana derajat perempuan dibahas dan diperdebatkan seakan-akan perempuan lahir dibawah pria. Dimana sebagian kecil manusia yang super kaya hidup didalam payungnya sendiri tanpa peduli dengan apa yang terjadi di bagian lain dunia. Dimana tawa menjadi senjata dan tameng, dimana janji hanyalah janji, dimana moral dan cinta menjadi bahan tontonan sinetron dan bukan menjadi bagian dari hidup.
Kita hidup di dunia yang galau.
Manusia modern baru ber-evolusi sekitar 200,000 tahun yang lalu. Manusia masih muda, perjalanannya masih panjang. Sekarang manusia sedang menghadapi berbagai krisis: pemanasan global, kehancuran alam dan sistim-sistimnya, kemiskinan, perang, COVID-19, ketidakadilan (yang dicetuskan lagi oleh George Floyd alm.) dan masih banyak lagi. Mungkin sudah waktunya manusia merubah narasinya, dikotominya, pemikirannya. Berapa ribu tahun lagikah manusia harus melalui tragedi dan krisis sampai manusia sadar akan perbuatannya? Kenapa waktu itu bukan sekarang? Menunggu apa lagi?
Dua tahun lagi usia saya mencapai 50 tahun. Mungkin saya akan meninggalkan planet ini 30-40an tahunan lagi; tidak ada yang tahu. Keinginan saya sederhana, agar di masa hidup saya, manusia dapat bangun dari tidurnya. Mimpi saya, dunia yang sekarang saya tinggali akan melalui perubahan luar biasa sehingga saat saya menutup mata nanti, saya masih bisa tersenyum dan bernapas lega.
"This butterfly with golden wing, does a very special thing. It catches severything that's bad, those dreams and thoughts that make you sad. Then seals them in a gold cocoon, and carries them far past the moon. Then it returns that very night, and you will wake in love and light" ourpeacefulplanet.com
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.