C'EST LA VIE

"Family like branches on a tree, we all grow in different direction, yet our roots remain as one"-NN

C'EST LA VIE
ma famille

 

Ada yang masih ingat lagu, Harta Berharga, soundtrack film, Keluarga Cemara, yang diciptakan oleh Arswendo Atmowiloto dan Harry Tjahyono ini? 
 
Harta yang paling berharga adalah keluarga...
Istana yang paling indah adalah keluarga...
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga..
Mutiara tiada tara adalah keluarga.. (Btw, bacanya biasa aja, gak perlu dinyanyiin)

Keluarga Cemara, adalah salah satu dari beberapa serial televisi,  yang saya selalu tunggu penayangannya, selain karena ceritanya yang menarik, tontonan ini merupakan hiburan yang murah meriah buat anak kost seperti saya pada jaman itu, tentu saja bila dibandingkan dengan nonton film ke bioskop yang berarti harus mengeluarkan uang tambahan.

Serial yang tayang sekitar tahun 1996 ini menceritakan tentang sebuah keluarga, yang terdiri dari abah, emak dan 3 orang anaknya. Abah adalah pengusaha mapan yang mengalami kebangkrutan dan jatuh miskin. Abah memutuskan untuk pindah tinggal di desa dan beralih profesi menjadi tukang becak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Emak membantu Abah dengan berjualan opak, dibantu Euis, Cemara (Ara) dan Agil.

Kemiskinan bukan masalah terbesar, berbagai konflik realistis mewarnai kehidupan Keluarga Cemara dalam masa penyesuaian yang berat, namun seperti biasa, cerita sedih selalu berakhir happy ending. Kisah ini menggambarkan, kehidupan keluarga sederhana bermodalkan kejujuran dan semangat, sehingga semuanya terselesaikan dengan baik dan manis. 

Inti cerita yang saya rasakan adalah, keluarga tetaplah keluarga, dan cemara selain nama salah satu anak Abah, menggambarkan hakikat pohon cemara sebagai pohon yang kuat, kokoh dan tumbuh hijau sepanjang tahun. Keluarga Cemara menegaskan nilai-nilai penting dan berharga dalam keluarga yang kita pelajari sejak dini seperti cinta, kepercayaan, kejujuran, semangat, kerja sama dan nilai-nilai luhur hidup lainnya yang diperlukan dalam kehidupan ini, serta berlaku hukum saling atau timbal balik. Seperti halnya bertepuk, untuk menghasilkan bunyi prok, prok, prok memerlukan dua tangan (tolong jangan tanyakan tentang bertepuk sebelah tangan, lain kali saya bahas tentang itu hahaha).

Tidak ada yang bisa memungkiri, salah satu hal terbaik yang bisa terjadi pada setiap manusia adalah memiliki keluarga, baik keluarga karena hubungan darah, perkawinan atau karena pengangkatan dan pengakuan. Apakah memiliki keluarga saja sudah cukup? Apakah memprioritaskan keluarga itu tindakan egois? Bagaimana membentuk keluarga ideal?

Keluarga yang ideal adalah prioritas bagi seluruh anggotanya, dimana keluarga adalah hal yang paling berharga, tidak dapat dinilai dengan materi; keluarga adalah rumah, tempat kita selalu bisa pulang menjadi diri sendiri dengan rasa aman  nyaman, yang walaupun diwarnai suka duka namun cinta, kepercayaan, keyakinan dan kasih sayang selalu ada dan jadi penguat saat menuju harapan dan kebahagiaan bersama.

Jika dalam kehidupan terdahulu kita tidak mendapat role model yang ideal, jadilah berharga, jadilah role model ideal versi kita sendiri, sehingga anak-anak dan keturunan kita selanjutnya akan menjadi lebih baik dalam memaknai dan menghargai hidup keluarga, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, sesama bahkan bangsa dan negara

Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari keluarga, dan sebarkanlah dalam skala yang lebih luas.

‘Inilah kehidupan’ tidak ada yang terlalu panjang, terlalu singkat atau tidak bermakna, bila kita menyadari dan memaknai hidup dengan memberikan yang terbaik untuk keluarga

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.