Curhat sebagai strategi marketing

Jumat malam.
Setiap nongkrong di kafe, saya selalu duduk di bar supaya bisa ngobrol dengan bartendernya. Itu sebabnya saya ga masalah nongkrong sendirian. Dan bartendernya juga seneng dapet temen ngobrol. Sumpe!
Kebiasaan nongkrong di bar ini dimulai gara-gara Tommy. Dia sahabat saya waktu di Jerman dulu. Walaupun berwarganegara Jerman, aslinya dia orang Indonesia keturunan Cina yang kerja di perhotelan di kota Mannheim. Hampir setiap malem saya nongkrong bareng dia.
"Lo tau ga, Bud. Kalo lagi stres, orang Jerman curhatnya sama bartender."
"Lah? Bukan ke psikiater? tanya saya keheranan.
"Biaya konsultasi ke psikiater itu mahal."
"Ya, iyalah. Apa sih yang ga mahal di jaman sekarang?"
"Kedua, sebetulnya si pasien cuma butuh orang buat dengerin dia aja," sahut Tommy lagi.
"Jadi mereka ga butuh nasihat atau terapi?"
"Percuma. Kalo dikasih terapi dan nasihat juga ga dijalanin."
"Oooh...makanya mending ngobrol sama bartender aja ya?"
"Iya, dong. Bisa cuhat sepuasnya dan gratis pula," lanjut Tommy lagi.
"Hahaha jenius, tuh. Ngomong-ngomong bartendernya sadar ga dijadikan tempat curhat tanpa bayaran?" Wah, alhamdulillah banget, nih, dapet pencerahan lagi.
"Sadar sesadar-sadarnya. Mereka justru seneng kalo ada tamu yang curhat."
"Kok lo tau?"
"Gue, kan, lulusan perhotelan. Waktu magang, gue sempet jadi bartender," sahut Tommy lagi sambil tersenyum
"Oh ya? Pantes lo keliatan sangat menguasai."
"Waktu training, kita semua diajarin untuk selalu mancing tamu supaya curhat."
"Alasannya?"
"Kata boss gue, 'The more they talk, the more they drink; the more they drink, the more they spend money'. Hehehehe..."
"Wow! Jadi curhat pelanggan malah dimanfaatkan sebagai strategi marketing ya? Keren!" Saya kagum bukan main.
"Yoi! Boss gue selalu ngingetin. Jangan sok nasihatin tamu. Dengerin aja! Kalo harus bicara, bicaralah seperlunya."
"Jadi performance Si Bartender itu dinilai dari sana?"
"Betul. Makanya bill dari bar yang dilayani bartender dipisah dari order yang diterima para waiter."
"Menarik juga, ya, pekerjaan bartender. Dia bisa ngedenger banyak peristiwa dari orang lain, bisa dapet ilmu pula," kata saya.
"Gue punya cerita lucu soal bartender ini. Mau denger ga?"
"Mau, dong," sahut saya.
Berikut ceritanya Tommy:
Seperti biasa, seorang Bartender memancing percakapan kepada pengunjung yang datang sendirian dan duduk di bar. Dia bertanya pada tamunya, "Bapak kerjanya apa, Pak?"
"Saya seorang Logic Thinker," sahut orang itu.
"Kerjanya ngapain, tuh, Pak? Kok, saya baru denger?" tanya Bartender lagi.
"Wah, susah neranginnya, tuh..."
"Coba, dong, Pak. Saya penasaran, nih," desak bartender.
"OK, saya mulai dengan satu pertanyaan, ya. Siap?"
"Siap, Pak."
"kamu punya akuarium?"
"Punya di rumah."
"Nah, kalo kamu punya akuarium, logikanya kamu punya ikan. Betul?"
"Betul, pak."
"Kalo kamu punya ikan, logikanya kamu suka sama binatang peliharaan."
"Iya, saya punya anjing juga, Pak."
"OK! Kalo kamu suka binatang piaraan, berarti kamu juga penyayang sama manusia terutama yang dekat sama kamu."
"Pasti, dong! Saya sayang banget sama istri saya, Pak."
"Kalo sayang sama istri, logikanya kamu pasti juga sayang banget sama anak kamu."
"Sayang banget, Pak. Anak saya satu dan usianya baru 8 bulan."
"Kalo kamu punya anak, logikanya kamu ga impoten, kan?"
"Iya betul, Pak."
"Nah, kira-kira begitulah pekerjaan saya."
Si bartender, setengah mengerti, mengangguk-ngangguk.
Setelah si tamu pergi, seorang waiter nyamperin si bartender, "Lo ngomong apa, sih, sama tamu tadi? Kayaknya seru banget?"
"Dia lagi ngejelasin soal pekerjaannya sebagai logic thinker," sahut bartender.
"Kayak gimana, tuh, pekerjaannya?" tanya waiter penasaran.
"Wah susah tuh neranginnya," sahut si bartender sok jual mahal sambil meniru gaya tamunya tadi.
"Terangin, dong? Gue penasaran, nih."
"Okay, begini; Lo punya akuarium, ga?" Mendadak si bartender nanya.
"Ga punya. Kenapa emang?" jawab si waiter.
"Berarti lo impoten."
HAHAHAHAHAHAHA....Kami berdua ngakak kayak orang kesetanan.
____________________
Ps: Kalo gak punya pengalaman seru, cerita orang lain juga bisa kita tuliskan. Pokoknya setiap kali emosi kita tergugah, itu artinya kita punya bahan menarik untuk ditulis.
Btw, saya dan Asep Herna lagi bikin Kelas Penulisan The Writers ZOOM, batch 3. Buat yang tertarik sama penulisan, kalian boleh ikutan.
Kelas akan dimulai tanggal 3 Agustus, 2024. Kelas ini akan berlangsung selama 8 kali pertemuan, setiap Sabtu dan Minggu, dari jam 20 - jam 22. Kontak management The Writers, Kak Devina, di nomor WA 0811 877 4466.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.