"Ya Allah, aku ingin dilahirkan seribu juta kali lagi. "

(Tulisan ini saya persembahkan khusus untuk 2 sahabat saya. Yang satu seorang ayah dan satunya lagi seorang ibu yang mungkin akan sekaligus menjadi ayah juga.)
Dulu....
Saat aku lahir ke dunia, kau ada di sana untukku. Aku masih ingat lembutnya suaramu saat membisikkan adzan di telingaku. Jantungmu berdegup hangat. Cinta, bahagia, bersyukur, dan bangga bercampur jadi satu. Indah sekali iramanya, Ayah.
Lalu, meski samar, aku mendengar suaramu memanggilku lirih.
Aida... Aida... Aida...
Itukah nama yang kau berikan untukku? Indah sekali. Terimakasih Ayah....
Dua tahun berlalu....
Pada suatu malam, satu minggu setelah merayakan ulang tahun keduaku, setelah suara-suara bernada tinggi yang tak kumengerti itu senyap, aku melihatmu bergegas pergi.
Tangan mungilku tak bisa mencegahmu. Suara tangisku pun seolah kalah oleh amarahmu. Meski sudah kukenakan sepatu kesayangan hadiah darimu, kaki kecil ini tetap tak sanggup mengejarmu. Ayah... kemana engkau pergi? Aku bingung dan sedih Ayah... Dengan terisak kupeluk erat Ken, boneka kecil pemberianmu.
Beberapa tahun kemudian....
Hari ini kali ketiga aku 'tiup lilin' tanpamu. Padahal, sebelum mereka menyanyikan lagu 'tiup lilinnya... tiup lilinnya... tiup lilinnya sekarang juga....' aku selalu berdoa,"Ya Allah, tolong kirim Ayahku pulang sekarang, agar aku bisa meniup lilin dan makan kue ulang tahun ini sama-sama."
Tapi sampai sekarang, Allah belum mengabulkan doaku.
Katakan padaku Ayah, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu kembali? Aku sudah rajin ngaji, buat pe-er, rajin sekolah, rajin beresin mainan. Apa itu semua belum cukup Ayah?
Apakah Ayah tidak ingin tahu kalau aku sudah bisa baca ABCD?
Apakah Ayah juga tidak ingin mengajariku membaca alif ba ta?
Apakah Ayah juga tidak ingin tahu berapa banyak gigiku sekarang?
Apakah Ayah juga tidak ingin tahu betapa terampilnya aku mengenakan jilbab pink kesayanganku tanpa bantuan Bunda?
Ayah juga pasti belum tahu, aku sering mendengar teman-teman Bunda bilang kalau senyum dan wajahku sangat mirip denganmu.
Setiap kali aku menanyakan kemana perginya Ayah, Bunda selalu bilang,"Setelah kamu besar nanti, kamu akan mengerti, Nak."
Ayah... Aku nggak mau jadi anak besar. Aku takut Ayah....
Aku takut nanti aku akan mengerti, bahwa lembaran-lembaran rupiah lebih berarti bagimu daripada aku... bahwa senyum palsu wanita-wanita bergincu lebih jauh menarikmu pergi dariku.... Bahwa rayuan iblis bertopeng malaikat terdengar lebih merdu di telingamu dibandingkan suaraku.
Dari semua itu, apakah Ayah tahu apa yang paling kutakutkan? Aku akan dibenci Allah karena membenci mereka semua yang sudah mengambilmu. Mereka yang sudah merebut waktumu dariku, dari masa kecilku.
Aku ingin mengubah doaku nanti saat aku 'tiup lilin' lagi.
"Ya Allah... Aku ingin dilahirkan 'seribu juta' kali agar aku selalu mendapatkan cinta yang banyak dari Ayah seperti dulu. Amiiin."
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.