Covid oh Covid

Dua setengah tahun kami selalu berhati-hati. Selalu mentaati 5 M. Selalu memakai masker ke mana saja, tidak peduli kebijakan pemerintah di mana kami tinggal tidak mengharuskan pemakaian masker di ruang tertutup, kami tidak pernah menanggalkan masker.
Tentu saja kalau kami berjalan-jalan di luar rumah atau di taman, baru masker kami tanggalkan. Kami sekeluarga juga sudah mendapatkan vaksin tiga kali.
Hari Minggu tanggal 11 September 2022, kami membuat acara pesta kelulusan anak kami dari kuliahnya di Oberlin Conservatory. Undangan sudah kami edarkan, sekitar tiga puluh orang bersama keluarganya akan datang.
Roti wisuda sudah dipesan, ayam goreng juga sudah saya pesan. Semua minuman dingin (sekarang musim panas, mau memasuki musim gugur), buah-buah segar (apel, anggur, semangka, strawberry, melon, cherry) sudah saya siapkan. Kue-kue kering juga sudah dipesan. Kami menyewa satu pavilion di North Chagrin Reservation, untuk piknik pada hari Minggu tersebut.
Hari Kamis tanggal 8 September, saya libur. Saya siapkan semua yang diperlukan untuk pesta wisuda hari Minggu.
Hari Jumat bangun tidur kepala saya sakit sekali, seperti dipukul palu berkali-kali. Kemudian batuk yang membuat dada sesak. Saya tetap berangkat kerja, di toko saya masih batuk dan pusing berat. Saya lapor manajer mungkin saya harus pulang. Serasa kena flu berat. Hanya tiga jam kerja saya langsung pulang. Saya minum vit C, vit D dan minum Theraflu, meskipun tidak ada demam, minuman itu membuat saya mengantuk dan tidur. Sejak hari Jumat saya isolasi mandiri, tidur di kamar tamu, suami tidur di kamar lain, dan anak tidur di kamarnya sendiri.
Hari Sabtu saya pamit manajer tidak bisa kerja karena masih sakit. Suami bilang coba kamu tes covid, mungkin kamu positif. Kebetulan kami mempunyai At Home Test Kit, saya tes. Ladalah, hasilnya dua garis di C dan T. Positif. Mati aku.
Teman-teman sudah ribut SMS, “Gimana pestanya, jadi nggak? Kamu kan sakit?”
Saya jawab, “Saya sudah baikan kok. Acara jalan terus.”
Hari Minggu tanggal 11 suami bangun tidur, sakit, pusing berat dan batuk. Alamak dia pasti kena virus juga. Akhirnya minggu pagi kami putuskan untuk membatalkan acara pesta wisuda. Saya telpon dan SMS semua yang akan hadir, karena acaranya sore sampai malam, pagi itu kami tidak ada masalah membatalkannya. Untuk memastikan bahwa saya benar-benar positif terkena covid, saya tes PCR di laboratorium, hasilnya antara 24 sampai 48 jam baru diketahui.
Setelah membatalkan acara, kami masih harus memikirkan bagaimana dengan segala macam makanan yang sudah kami pesan. Suami menyarankan untuk mengirim makanan ke Homeless Shelter di downtown Cleveland. Rumah untuk para tuna wisma, saya telpon mereka apakah mereka menerima sumbangan makanan siap saji. Dengan senang hati mereka berterima kasih kami mau menyumbang makanan.
Senin pagi saya dan anak saya membawa tiga nampan besar berisi ayam goreng, satu dos roti wisuda, dua nampan buah segar, satu buah semangka kami sumbangkan ke Homeless Shelter tersebut. Kemudian saya antar anak saya tes Antigen. Ternyata hasilnya dia negatif. Hasil PCR saya datang dan saya positif. Keadaan kami sudah mendingan, masih karantina mandiri. Nanti hari Kamis saya baru bisa masuk kerja. Akhirnya terkapar juga saya dan suami terkena covid. Untunglah kami sudah mendapatkan booster, jadi rasanya hanya seperti flu biasa.
Semoga para tuna wisma ikut bergembira merayakan wisuda anak saya. Aamiin.
***skc***
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.