PAGI DI KOTAKU
Puisi pendek sebelum opini kopi pagi

Pagi di kotaku adalah tentang ribut-ribut kendaraan tempur yang melaju tanpa malu. Seolah dicambuk, mereka bergegas kadang beringas.
Entahlah, apakah setibanya di meja kantor mereka akan benar-benar ngantor atau sekedar absen lalu ngeloyor. I mean not the body, but the mind, the heart, mikirin tas Dior atau sekedar ingin nenggak liquior.
Pagi di kotaku juga tentang antrian panjang yang tertahan di tiap gerbang sekolah. Diarahkan oleh pak satpam yang mencoba selalu ramah meski gerah. Seragam-seragam beraneka ini turun dari kendaraannya dengan muka lelah seolah belum bertandingpun sudah kalah.
Tak heran orang sering bilang sistem pendidikan kita salah, sehingga banyak orang akhirnya bekerja di luar ranah.
Pagi di kotaku, dua anak berseragam turun dari mobil ayah mereka, mungkin 10 atau 15 tahun lagi mereka akan menjelma menjadi generasi selanjutnya. Yang pagi-pagi buta sudah ribut-ribut dengan kendaraan tempurnya, mungkin sudah berlistrik tak berminyak lagi.
Tapi selalu sama, bergegas dan beringas!
Jakarta memang kerassss.
(Yohanes Gatot Subroto, 1 Agustus 2022 - di atas jalanan ibukota)
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.