Coffee of My Life

Coffee of My Life

"Bila ini terbaik bagiku, in syaa Allah dimudahkan. Tiada yang mengerti takdir mana akan dituju."

-------------------------------------------------------------------------

"Akankah duniaku terbalik malam ini ? Tak sedetik pun terlintas akan mengambil jalan terjal nan berliku."

Bagaimana seharusnya aku bersikap sekarang ? Apakah yang ada di benaknya ? Mungkin kah istri serta keluarga dia mengetahui keadaan ini ?

Fokus ya fokus. Tugas negara harus diselesaikan. Urusan lain bisa nanti aja.

-------------------------------------------------------------------------

"Kotak kuning nya di jok mobil belakang."
"Buat apa ?"
"Tadi tanya kan ?"
"Berhenti dulu sebentar buang kantuk."
"Siap meluncur."
" Yank, bangun! Si kecil pipis di tikar lantai."

Ah, kejadian lucu itu sampai terbawa mimpi. Persetujuan poligami tak kunjung didapat, malah cerai yang diproses. Akhirnya, nikah siri menjadi pilihan. Hanya bisa berdua ketika berangkat dan pulang kerja.

Alhamdulillah, sekarang terus bersama meski gantian dengan keluarga disana. Kami  sudah menikah secara sah di KUA. Walau dihadiri kedua orang tuaku juga sahabat dekat sebagai saksi, tapi itu semua beyond imagination. 

------------------------------------------------------------------------

"Apa anda tidak akan menuntut harta yang sama dengan istri pertama ?"
"In syaa Allah tidak karena saya juga bekerja.

Dulu ketika masih bekerja pernyataan tersebut keluar secara mudah nya, namun sekarang pemasukan hanya dari suami saja. Berusaha semaksimal mungkin tuk meringankan tanggung jawabnya meski setan belanja masih terus menggoda.

-------------------------------------------------------------------------

"Boleh kah Saya mengenalmu lebih dekat?"
"Silaturahmi."
"Silahkan aja datang ke rumah."

Astaghfirullah, dia beneran datang sekaligus minta ijin ayah dan ibu. Jelas lah penolakan yang didapat. Orang tua mana rela menerima putrinya dimadu. Bagaimana reaksi keluarga, tetangga serta kenalan bila mengetahui hal ini ?

-------------------------------------------------------------------------

"Bisa antar ambil kacamata kah ?"
"Kapan ? Sekarang ya ?"
"Kenapa ?"
"Mobil masih dipinjam, naik motor bagaimana ?"
"Asyik !" 
"Basah juga dingin loh kalau turun hujan."
"Mesra pastinya."
"Ayo, masuk ! Jangan mainan air terus sayang."
"Iya buuun."

Bila teringat masa itu, ingin rasanya kabur ke pelukan kekasihku Jung Yong Hwa (hallyu star) tapi apalah daya. Perutku kian membesar, semua orang di tempat kerja kami jadi semakin picik. 

Bismillah, tidak ada lagi selain kepada Nya kami bersandar. Untaian doa di tiap sujud menguatkan diri juga semangat dari buah hati tercinta.
-------------------------------------------------------------------------

"Alhamdulillah, terima kasih sudah mengijinkan nya hadir selama persalinan."

"Meski tidak menyetujui pasti akan dirayu untuk datang. Semoga bayi tersebut tidak menjadi penggoda suami orang."

Terkadang ucapan itu masih terngiang di telinga dan sakit rasanya. Apakah aku seorang pelakor ? In syaa Allah tidak pernah berniat menggoda bahkan mencuri dia dari istri juga anak nya. Aku tidak memiliki kemampuan atau kekuatan itu. Hanya wanita tomboi biasa yang berusaha memperbaiki diri. Salahkah bila ternyata jawaban dari doa panjang selama ini menuju pada nya ?"
-------------------------------------------------------------------------

"Dia hamil ? Bukan nya akan bercerai ?  Kapan kalian melakukan itu ? Bagus sekali. Kenapa diam saja ? Boleh aku menonjokmu ?"

"Silahkan, bila membuatmu lega. Hari pertama lebaran. "

"Kita sampai disini saja. Kalian lebih baik bersama. In syaa Allah aku bisa sendiri membesarkan nya."

"Kenapa ? Dia bersedia menerima keadaan ini, meski dengan syarat. Aku tidak ingin berpisah dari kalian berdua."

Allahu akbar ! Hati dan pikiranku sungguh kacau. Apa hikmah di balik semua ? Restu juga doa orang tua meringankan beban ini. Makin bertambah nya waktu telah membuktikan niat tulus itu. 

Alhamdulillah, terima kasih ya Allah atas segala nikmatMu. Mempertemukanku dengan teman seperjuangan di jalanMu, sahabat ketika susah senang, ayah dari buah hatiku, anak dan saudara bagi keluargaku.

Layaknya kopi di pagi hari, meski pahit namun memberikan semangat. Hidup juga begitu, bukan hanya manis yang dirasa bahkan getir pun jadi nikmat bila senantiasa mensyukuri nya.

Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.