UANG BELANJA
Degh.Jantungku serasa mau lepas. Oh Tuhan. Gak sadar bola mataku pun terasa mulai menghangat. Airmataku hampir meluncur sempurna tumpah, tapi aku coba menahannya dan menarik nafas panjang.
Mikhalina Sidauruk
Dec 3, 2023 02:13
840
0
UANG BELANJA
Saat itu aku masih kuliah di semester akhir di Politeknik di Medan. Banyak yang harus kupersiapkan menjelang sidang skripsi. Karena belum memiliki komputer, jadilah aku harus membetahkan diri berjam-jam atau tepatnya berhari-hari di rental komputer, bolak balik ke perpustakaan dan lainnya. Selebihnya berdiam diri di kamar, belajar. Hari terlihat sangat cepat berjalan, harus mengejar dateline. Bahkan untuk sekedar pulang kampung untuk mengambil uang belanja pun tak sempat. Saat itu kami tidak punya telepon rumah untuk bisa mengabari bahwa aku tidak bisa pulang.
Dan di suatu siang yang cukup panas, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar kostku. Aku heran. Tidak biasanya ada tamu di siang hari. Aku memang jarang menerima tamu. Ternyata seorang lelaki tua sudah berdiri di depan pintu kamarku. Ia sedang memegang dadanya sambil berusaha mengatur nafasnya yang terlihat sangat terengah-engah.
Degh...Jantungku serasa mau lepas. Oh Tuhan. Gak sadar bola mataku pun terasa mulai menghangat. Airmataku hampir meluncur sempurna tumpah, tapi aku coba menahannya dan menarik nafas panjang.
"Bapak, bapak datang?"
"Iya Mikha. Bapak mau mengantar uang belanjamu," jawabnya masih dengan nafas terengah-engah. Tidak mudah baginya untuk melambatkan kembali nafasnya. Bapak memang memiliki riwayat masalah kesehatan di paru-parunya sejak dulu. Bukan karena rokok, bukan. Bapak bukan seorang perokok, tapi karena sejak masa mudanya dia sudah sangat lelah bekerja keras demi keluarga.
"Capek pak?"
"Iya, ternyata kamar kalian di lantai 3 ya. Capek kali bapak tadi naik tangga."
Oh Bapakku sayang, benar-benarlah dikau pahlawanku. 
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.
