Berkhayal Makan Domba
iduladha

Hari ini adalah hari yang spesial. Karena umat islam di seluruh dunia sedang merayakan idul adha.
Meski masih dalam suasana PSBB tapi kami boleh shalat jamaah di masjid. Semua warga tertib. Membawa alat shalat sendiri. Memakai masker. Mencuci tangan dan menjaga jarak. Betapa bahagianya.
Seperti biasa, panitia shalat id membacakan daftar orang-orang yang melakukan qurban hari ini. Pikiran saya melayang ke kantor. Ingat pesan pak Bos. Qurban adalah ibadah yang mulia. Sangat dianjurkan oleh agama. Maka dari itu berqurbanlah. Kalau tidak mampu unta, maka sapi. Kalau tak mampu sapi, beralih ke kambing/domba. Kalau tak mampu kambing, maka setengah ekor saja. Kalau tak mampu setengah, maka sepertiga. Kalau tak mampu sepertiga minimal segenggam sajalah. Atau setidaknya sedekah. Anggap saja latihan sebelum qurban yang betul-betul satu ekor.
Jadi, kalau kalian ada kelebihan rezeki, maka berqurbanlah.
Qurban bisa dilakukan di mana saja. Mau di rumah sendiri, boleh. Di masjid boleh. Di mushola boleh. Disumbangkan ke pelosok, lebih boleh lagi. Biar saudara-saudara kita di daerah juga bisa merasakan keberkahan dan kelezatan daging quban.
Saya jadi ingat kenangan beberapa tahun lalu. Saat tinggal di luar pulau Jawa. Ketika idul adha. Di sana yang qurban sedikit sekali. Hanya orang kaya saja yang mampu. Sisanya para petani, buruh, dan warga kecil lainnya tak mampu bequrban.
Saat pembagiannya pun benar-benar apa adanya. Mungkin kalau ditimbang hanya dapat 1/4 kg. Ini masih mending.
Tempo hari adik saya becerita, bahwa ada suatu daerah di provinsi sebelah Jakarta, yang kampungnya tak ada yang qurban sama sekali. Bahkan tiap idul adha mereka hanya bisa menyembelih ayam lalu memakannya bersama-sama. Sebagai bentuk rasa syukur. Miris sekali bukan? Padahal tetangga Ibu Kota lho, tapi warganya masih banyak yang miskin. Bahkan untuk makan daging qurban pun susah. Sedih dan prihatin mendengarnya.
Ini baru di pinggir Jakarta. Belum lagi yang di pelosok nusantara atau negara lain, macam Suriah, Palestina, Myanmar (Arakan, Rohingya), Afrika, dan lain-lain.
Nah, buat teman-teman yang sehari-harinya masih bisa makan daging bersyukurlah. Tapi jangan lupa ingat tetangga. Tetangga jauh maupun dekat.
Coba kalian lihat tetangga sekitar, apakah ada yang kesulitan makan atau tidak. Apakah ada yang kelaparan atau tidak. Ingat, 40 rumah dari tempatmu masih dalam kategori tetangga. Maka, jadilah sosok yang lebih peduli dan peka terhadap sesama.
Dapatkan reward khusus dengan mendukung The Writers.
List Reward dapat dilihat di: https://trakteer.id/the-writers/showcase.